Amuk Keluarga Saat Sopir Angkutan Divonis Corona: Cuma Digigit Lebah Kok Diisolasi!
08 April 2020 by Titis HaryoKeluarga tak terima lantaran korban diperlakukan seperti pasien corona padahal hanya tersengat lebah.
Seorang pasien berinsial AR (37) meninggal dunia setelah dirawat di ruang isolasi virus corona atau Covid-19 di RSUD Lamadukelleng Sengkang, Sulawesi Selatan pada Senin (6/4) lalu.
Namun, kematian korban ini membuat geram keluarga lantaran pihak rumah sakit tidak melakukan penanganan yang tepat. Hal ini setelah keluarga mengklaim bahwa AR sakit karena tersengah lebah hutan saat bekerja.
Lalu, seperti apa penjelasan lengkapnya? Simak berikut ini.
Sopir angkutan meninggal di ruang isolasi corona
Dilansir dari Kompas.com, Rabu (8/4), kabar meninggalnya seorang sopir angkutan berinsial AR di RSUD Lamaddukelleng Sengkang usai diduga terinfeksi corona membuat pihak keluarga geram.
Mereka menilai bahwa para petugas medis telah salah memberikan pertolongan pada korban yang saat itu baru saja tersengat lebah hutan saat bekerja.
Baca Juga: Akibat Cekcok, Ayah di Kalimantan Bunuh Anak Pakai Senjata Api
Terlebih korban yang sempat mengalami demam usai digigit lebah pada Sabtu (4/4), tiba-tiba langsung dimasukkan ke ruang isolasi khusus Covid-19.
“Cuma digigit lebah kenapa harus diisolasi, katanya kena corona. Padahal cuma digigit lebah,” ungkap adik korban, Ahmad Risaldi (19).
Pihak kepolisian juga membenarkan bahwa korban yang berprofesi sebagai sopir angkutan penumpang antardaerah itu menjalani perawatan di rumah sakit karena tersengat lebah hutan.
“Informasi yang kami dapatkan dari dua orang saksi, menyatakan bahwa korban sebelumnya disengat lebah hutan saat memperbaiki mobilnya di sekitar SMP Negeri 6 Sengkang,” jelas Kanit Reskrim Polsek Tempe Iptu Chandra Said Nur.
Korban sendiri akhirnya meninggal setelah 3 hari menjalani perawatan di ruang isolasi khusus Covid-19 RSUD Lamaddukelleng Sengkang.
Baca Juga: Perkosa Siswi SMP Sebelum dan Sesudah Dibunuh, Pembina Pramuka di Sumsel: Aku Naksir Dia
Penjelasan rumah sakit
Direktur RSUD Lamaddukelleng Sengkang, Andi Ela Hafid akhirnya angkat bicara. Dia menjelaskan bahwa AR diisolasi karena saat tiba di rumah sakit dalam kondisi demam tinggi.
Selain itu, pihak rumah sakit juga menemukan adanya riwayat perjalanan korban yang pernah menyambangi Kota Makassar yang menjadi salah satu episentrum penularan corona di Sulawesi.
“Saat tiba di rumah sakit, pasien mengalami demam dan pernah melakukan perjalanan ke Kota Makassar,”
Tak ingin mengambil resiko, pihak rumah sakit pun memutuskan untuk melakukan prosedur medis sesuai dengan penanganan corona.
Baca Juga: Sadis! Detik-Detik Mira Transgender di Jakut, Tewas Dibakar Hidup-Hidup Oleh Warga
“Jadi seluruh yang kami lakukan telah sesuai standar operasional prosedur sebagaimana penanganan pasien Covid-19,” jelasnya.
Jenazah AR sendiri sudah dimakamkan oleh pihak keluarga pada Selasa (7/4) siang.
Polemik kematian sopir angkutan di Sulawesi Selatan di ruang isolasi Covid-19 membuat keluarga korban mengamuk kepad pihak rumah sakit.
Terlebih mereka meyakini bahwa kematian korban bukan karena Covid-19 tapi lantaran tersengat oleh lebah hutan saat bekerja.
Semoga situasi semacam ini segera mendapatkan solusi dan setiap pihak bisa tetap berpikir jernih disituasi darurat bencana corona.