Ajak Boikot Pileg dan Pilpres, Arif Poyuono : BPN dan Gerindra yang Tak Dukung itu Setan Kurap!
17 Mei 2019 by MoseslazArif Poyuono ajak tak bayar pajak, kubu 02 ada yang tak setuju
Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra Arief Poyuono beberapa waktu melontarkan pernyataan yang menuai respon kontra, baik dari internal maupun kubu bersebrangan. Arif mengajak masyarakat untuk tak membayar pajak.
Mendapatkan penolakan tersebut, Arief menyerang kolega-kolega satu partainya dan juga elite-elite di koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Selain mengajak untuk tak membayar pajak, Arief Poyuono juga meminta Prabowo-Sandiaga menolak hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, meski rekapitulasi sementara mencatat Gerindra berada di posisi ketiga dan akan dapat kursi pimpinan DPR.
Namun ia menilai teman-temannya yang tak sependapat dengannya seperti setan kurap yang menyusup di sekitar Prabowo-Sandiaga.
"Kawan-kawan saya di BPN (Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga) dan Gerindra dan koalisi yang nggak setuju untuk mengajak pemilih Prabowo-Sandi menolak hasil Pilpres dan Pileg 2019 curang yang akan menghasilkan pemerintahan yang nggak sah dan memboikot pemerintahan 2019-2024 hasil pemilu curang dan tidak legitimate karena dihasilkan dari suara suara setan alas dan bukan dari suara rakyat, suara Allah, dengan tolak membayar pajak nantinya, mereka ini semua kayak setan-setan kurap yang selama ini menyusup di sekitaran Prabowo-Sandi ya. Dan suka pada nyolongduit negara," ujar Arief Poyuono (Detik.com).
Arief membenarkan jika yang dimaksud teman-temannya tersebut adalah merupakan anggota DPR dari Gerindra dan partai koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga.
Ia juga menegaskan apa yang disampaikannya merupakan suara dari Gerindra. Arief mengingatkan posisi dia yang merupakan Waketum Gerindra.
"Suara saya suara partai. Kan saya pengurus partai, nggak nyaleg lagi ya, yang menolak hasil pemilu tentu saja. Saya harus menjelaskan lebih lanjut kebijakan yang diambil untuk nolak hasil Pilpres 2019 dan mengingatkan konstituen dan pemilih Prabowo-Sandi untuk melawan dengan cara-cara yang lebih elegan dong dan nggak banyak keluar biaya dan tenaga serta menimbulkan kerusuhan, yaitu saya ajak pendukung 02 untuk tidak mengakui juga hasil Pilpres dan Pileg 2019 dan pemerintahan yang nantinya dihasilkan dari Pilpres 2019 dan nggak perlu bayar pajak. Gitu aja kok pada telmi sih," bebernya.
"Suara saya ya suara Partai Gerindra dong masa suara saya sendiri. Semua kader Gerindra harus berjuang dengan cerdas dong untuk melawan ketidakadilan dan kecurangan yang dilakukan KPU terhadap Prabowo Subianto. Jangan malah pada melempem dan malah pada mikir diri sendiri untuk cuma mau jadi anggota DPR," tambah Poyuono.
Sebelumnya DPP Gerindra Desmond J Mahesa menyindir Arief Poyuono agar berada di kubu Jokowi-Ma'ruf Amin karena pernyataannya yang kontroversial.
"Lebih cocok di barisan penguasa ya memangnya kan tidak lama lagi Prabowo-Sandi yang akan jadi pelayan masyarakat Indonesia alias membentuk pemerintahan yang berkuasa, tanpa Demokrat," tuturnya.
Dalam politik, punya perspektif yang berbeda adalah hal yang biasa, contohnya masyarakat Indonesia yang dalam Pilpres terbagi menjadi pendukung paslon 01 dan paslon 02. Namun kembali mesti diingat, beda pandangan dalam hal politik bukanlah alasan untuk melupakan persaudaraan yang lebih dulu ada di bangsa Indonesia.