6 Fakta Amokrane Sabet, Bule yang Menusuk Mati Polisi Bali, tapi Malah Mengundang Banyak Simpati
08 Februari 2020 by Titis HaryoFakta kasus Amokrane Sabet, bule yang bunuh polisi di Bali tapi berujung simpati. Kenapa ya?
Seorang WNA asal Perancis, Amokrane Sabet melakukan penusukan terhadap seorang anggota kepolisian Indonesia di Berawa, Kuta Utara, Badung, Bali.
Bule itu akhirnya ditembak mati oleh kepolisian setempat. Amokrane Sabet diketahui sudah tinggal selama 3 tahun di Bali dan sering berbuat onar kepada para warga tempatnya tinggal.
Seperti apa fakta dibalik kematian Amokrane Sabet ini? Simak ulasannya.
Sosok Amokrane Sabet
Dilansir dari Detik.com, Senin (2/5/2017), Amokrane Sabet adalah petarung MMA (Mixed Martial Arts) berumur 42 tahun asal Perancis yang berasal dari klub London Cage Fighters.
Sekarang WNA tersebut sudah tidak lagi aktif di MMA dimana yang pernah dia ikuti pada tahun 1999 sampai 2011. Di ajang MMA, Amokrane lebih dikenal dengan nama Kiane Sabet. Selain di panggung MMA, dia juga pernah membintangi film berjudul “K” yang disutradarai John Allen.
Baca Juga: Tolak 238 WNI dari Wuhan di Natuna. Warga Ngamuk, Desak Agar Diisolasi di Tengah Laut!
Berdasar informasi dari dari Polsek Kuta Utara, tahun 2015 lalu Amokrane pernah dipanggil pihak kepolisian karena kerap bikin resah di Berawa.
Alih-alih memenuhi panggilan polisi dan datang ke kantor, Amokrane malah menyobek surat tersebut.
Deretan keonaran Amokrane Sabet
Sebelumnya, Amokrane Sabet diketahui udah meresahkan warga di Berawa dan Seminyak-Kuta. Beberapa keonaran yang udah dilakuin seperti pakai fasilitas pariwisata tanpa pernah mau bayar, ugal-ugalan waktu mengendarai mobilnya sambil nyalain musik kencang.
Baca Juga: Pria di Pemalang Ditangkap Usai Bakar 7 Al Quran, Polisi: Pelaku Dapat Bisikan Gaib
Bukan hanya itu, Amokrane Sabet juga kerap makan di restoran tanpa mau membayar, melakukan pengancaman, hingga mengeluarkan kata kasar bahkan mau pinjam istri orang
Terakhir kali, Amokrane kedapatan menusuk seorang petugas kepolisian. Atas beberapa keresahan yang sudah dia lakukan di masyarakat, pihak kepolisian sudah memanggilnya tapi belum berhasil ditangani. Sampai akhirnya Amokrane terpaksa ditembak mati karena menyerang petugas kepolisian.
Kronologi Amokrane Sabet ditembak mati
Kejadian menghebohkan ini terjadi Senin, 2 Mei 2016 sekitar jam 11.00 WITA. Amok sendiri nekat melakukan perlawanan ke polisi yang mau menjemput paksa dirinya. Amokrane keluar dari rumahnya di Jalan Pantai Berawa bawa sebilah pisau, terus menyerang polisi yang lagi menjalankan tugasnya.
Seorang anggota polisi, Anak Agung Putu Sudi, 39 tahun, meregang nyawa habis dapat 8 tusukan dalam aksi bengis Amokrane. Tusukan itu menghujam anggota polisi di bagian paha, leher, dada sampai mengenai jantung. Polisi mengaku, sebelum penangkapan, pihaknya udah berkoordinasi sama pihak Konsulat Jendral Perancis.
"Nah itu dia, pelaku bawa pisau, menyerang polisi sampai anggota kami meninggal. Tadi juga kami sempat beri tembakan peringatan,"
"Pelaku yang bawa pisau itu menusuk anggota kami di beberapa bagian tubuh. Karena tembakan peringatan nggak dihiraukan, maka kami tembak dengan peluru tajam," ucap Kapolda Bali, Irjen Pol Sugeng Priyanto.
Baca Juga: Gara-Gara Dibilang Gendut, Pria Ini Tega Bunuh dan Bakar Gadis di Banyuwangi!
Kematian Amokrane sebabkan kehebohan
Dengan judul “Bali police shoot dead Frenchman resisting arrest,” kantor berita asing ternama Straits Times juga turut memberitakan insiden ini.
Selain itu, portal-portal berita internasional kayak ABC News, Daily Mail, Asian Correspondent, dan website resmi MMA, Sherdog, juga nggak kalah heboh dalam ngabarin peristiwa mencengangkan ini.
Kedutaan Perancis di Jakarta menyatakan udah ngedapetin informasi mengenai kematian Sabet dan tengah ngelakuin kontak dengan kepolisian RI terkait insiden tersebut.
Reaksi masyarakat atas kematian Amokrane Sabet
Mayoritas netizen Indonesia mendukung tindakan yang dilakuin pihak kepolisian Indonesia. Warga Bali khususnya, juga tidak perlu lagi resah akibat banyaknya keonaran yang terjadi.
Tapi ada juga yang menyesalkan kejadian itu, Rachel Maryam misalnya. Lewat akun Instagram miliknya, anggota Komisi I DPR RI ini merasa ada yang salah dalam penanganan kepolisian.
“Polisi seharusnya tidak boleh menembak mati Amokrane Sabet yang sudah terkapar dan berhasil dilumpuhkan. Pembunuh sekalipun haram dibunuh aparat dalam keadaan sudah dilumpuhkan,"
"Kecuali melakukan perlawanan. Atau sudah diadili dan dijatuhi hukuman mati. Dari video amatir yang saya lihat, Amokrane Sabet ditembak mati ketika dia sudah terkapar tidak melawan dan tidak berdaya. Itu yang saya sesalkan" tulisnya.
Ucapan ini langsung dapet tanggapan netizen yang umumnya menyesalkan sikapnya kayak:
“Baca berita dulu baru komen! Siapa bilang gak melakukan perlawanan. Hadeeeh…,”
“Dan tidak ada satupun ucapan belasungkawa dari anda utk bpk AA Putu Sudi yg jg korban dlm insiden ini. ITU YG SAYA SESALKAN,”
“Darah anak negeri ga sebanding dgn perusuh asing, Tolong dilihat masalah jgn pada ending nya. Rakyat terintimidasi oleh si bule,”
Sedangkan sejumlah warga negara asing ikut menanggapi kematian Amokrane Sabet ini. Mereka menilai jika kepolisian Indonesia terlalu kejam dan tidak berperi kemanusiaan.
Bahkan, tak sedikit dari netizen luar negeri yang memberikan rasa simpati pada kematian petarung MMA itu.
Nah, kalau menurutmu sendiri? Apakah benar tindakan pihak kepolisian Indonesia? Atau jangan-jangan tak seharusnya mereka kayak gitu? Lalu yang benar seperti apa?