3 Pernyataan Keras Jokowi tentang Kebakaran Hutan dan Lahan di Rakornas

Jokowi memimpin rapat koordinasi nasional | ditjenppi.menlhk.go.id

Perkara kebakaran hutan ini bikin Jokowi tampak murka di Rakornas

Presiden Joko Widodo memimpin rapat koordinasi nasional terkait pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Istana Negara pada Selasa, 6 Agustus 2019. Pada kesempatan itu, Jokowi menegaskan pentingnya pencegahan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

Permintaan tegas Jokowi untuk pencegahan karhutla ini didasarkan pada kondisi titik panas pada tahun 2019 ini meningkat hingga 69 persenn jika dibandingkan dengan tahun 2018 lalu. Sebelumnya, Jokowi menargetkan titik panas selalu menurun setiap tahunnya. Berikut adalah beberapa pernyataan Jokowi dalam rakornas mengenai kebakaran hutan dan lahan.

1.

Meminta kolaborasi pemerintah dan aparat

Rapat koordinasi nasional | setkab.go.id

Jokowi meminta kepada Gubernur, Pangdam, dan Kapolda untuk terus menjalin kerja sama. Nantinya kerja sama tersebut akan mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat, Panglima TNI, Kapolri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Restorasi Gambut. Jokowi meminta agar pihak-pihak tersebut segera bertindak dan mengambil langkah ketika api sekecil apa pun muncul.

Baca Juga: Iseng Jual Sapi Qurban 1,4 Ton Via WA, Pria ini Kaget Pembelinya Adalah Jokowi

2.

Mengancam pecat Kapolda dan Pangdam

Rapat koordinasi nasional | setkab.go.id

Jokowi menyesalkan peningkatan titik panas pada tahun 2019. Jokowi pun mengingatkan kembali kepada para peserta rakornas terkait aturan main dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang menurutnya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Aturan yang saya sampaikan 2015 masih berlaku. Saya kemarin sudah telepon Panglima TNI, saya minta copot yang tidak bisa mengatasi. Saya telepon lagi, 3 atau 4 hari yang lalu kepada Kapolri, copot kalau nggak bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan ia akan terus mengingatkan hal ini karena kemungkinan akan ada pejabat baru yang dilantik dan belum mengetahui aturan ini. Jokowi tidak ingin bencana di tahun 2015 akan terulang kembali. Oleh sebab itu, ia ingin pencegahan kebakaran hutan dan lahan ditangani dengan serius.

“Jangan meremehkan adanya hot spot. Jika api muncul, langsung padamkan jangan tunggu sampai membesar,” tegas Jokowi.

Baca Juga: Ancam Pangdam dan Kapolda, Jokowi: Copot Kalau Tak Bisa Atasi Kebakaran Hutan!

3.

Malu dengan Malaysia dan Singapura

Kebakaran hutan di Indonesia | kabar24.bisnis.com

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mulai diberitakan sejak 1 Agustus 2019. Beberapa media Malaysia pun memberitakan hal ini hingga terdengar oleh Jokowi. Jokowi mengatakan dirinya malu dengan pemberitaan tersebut. Apalagi, dalam waktu dekat Jokowi akan melakukan kunjungan ke Malaysia.

“Saya tahu Minggu kemarin. Sudah jadi headline, jadi HL. Jarebu masuk lagi ke negara tetangga kita. Saya cek jarebu ini apa, ternyata asap. Hati-hati malu kita kalau nggak bisa menyelesaikan ini,” ungkap Jokowi.

Salah satu media besar di Malaysia, The Star, melaporkan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia dengan tajuk ‘Masyarakat Disarankan Berhati-hati terhadap Asap’. Dalam pemberitaan itu, asap dari Indonesia diperkirakan akan mempengaruhi cuaca beberapa wilayah di Penang, Selangor, Kuala Lumpur, Negeri Sembilan, Putrajaya, dan Sarawak.

Artikel Lainnya

Kebakaran hutan hebat di Indonesia terakhir terjadi pada tahun 2015. Saat itu, kebakaran hutan menghabiskan 2,6 juta hektar atau setara dengan 32 kali wilayah Jakarta. Pada tahun 2019, kebakaran hutan kembali meningkat dan terjadi di 28 provinsi. Beberapa di antaranya adalah Jambi, Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan lain-lain.

Tags :