Tak Sia-sia Merantau Hingga Ke Luar Negeri, 5 Orang Indonesia ini Malah Jadi Pejabat Hingga Presiden!

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi | republika.co.id

Orang-orang berdarah Indonesia ini bisa menduduki posisi penting dalam pemerintahan negara lain.

Jumlah populasi penduduk Indonesia mencapai 274,86 juta jiwa per 14 Desember 2020, dan hal ini tidak menutup kemungkinan adanya penduduk Indonesia yang berdiaspora alias berpindah dan menetap di luar negeri.

Sebagai bukti, Konferensi Diaspora Indonesia 2012 yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri mencatat orang-orang keturunan Indonesia tersebar di sekitar 26 negara berbeda.

Yang membanggakan, beberapa dari mereka berhasil menduduki posisi penting dalam pemerintahan negara tersebut, mulai dari menteri hingga bahkan presiden.

Penasaran siapa saja? Simak bersama, yuk!

1.

Richard Rakotonirina

Gambar ilustrasi
Keturunan Indonesia jadi pejabat luar negeri | www.kompas.com

Jenderal Richard Rakotonirina adalah salah satu tokoh penting di Madagaskar. Sejak Januari 2019, ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam pemerintahan Perdana Menteri Christian Ntsay.

Di balik kariernya yang cemerlang, siapa sangka jenderal kelahiran 9 April 1963 ini memiliki darah Indonesia yang kental? Hal ini ia temui saat sedang menempuh kursus militer lanjut di Sesko TNI Bandung dan Lemhannas.

Selama di Indonesia dari tahun 2001 hingga 2011, ia teheran-heran karena wajah orang Indonesia sangat mirip orang Madagaskar. Usut punya usut, leluhurnya merupakan orang Indonesia yang dibawa Belanda ke Madagaskar selama penjajahan.

Menariknya, ia mengaku menyekolahkan anaknya di Indonesia dengan tujuan mengenalkan negara asal leluhurnya pada sang anak.

Artikel Lainnya
2.

Raymond Sapoen

Gambar ilustrasi
Keturunan Indonesia jadi pejabat luar negeri | www.bbc.com

Nama Raymond Sapoen sempat viral di Indonesia saat ia hendak mencalonkan diri sebagai Presiden Suriname pada tahun 2015 lalu.

Suriname menjadi salah satu negara dengan populasi orang-orang keturunan Indonesia terbanyak akibat kebijakan Belanda saat penjajahan, khususnya orang Jawa.

Raymond Sapoen yang lahir pada tanggal 25 Oktober 1967 sendiri merupakan generasi kedua imigran asal Jawa. Keluarganya dikirim oleh Belanda ke Suriname untuk menggarap perkebunan di sana.

3.

Soewarto Moestadja

Gambar ilustrasi
Keturunan Indonesia jadi pejabat luar negeri | www.dna.sr

Selain Raymond Sapoen, keturunan Indonesia lainnya yang juga eksis sebagai pejabat tinggi pemerintahan adalah Soewarto Moestadja.

Politikus senior yang lahir pada tanggal 30 November 1949 ini merupakan pria berdarah Kebumen, Jawa Tengah. Ia mengaku bahwa keluarganya merupakan buruh perkebunan yang dikirim Belanda.

Karier Soewarto Moestadja terbilang panjang, yakni berawal dari wartawan sekaligus karyawan di Kementerian Sosial dan Perumahan Rakyat, lalu diangkat menjadi Menteri Sosial karena pemikirannya yang visioner.

Setelah itu, ia juga sempat menjadi Menteri Dalam Negeri Suriname pada tahun 2010. Ia juga memiliki bisnis stasiun televisi swasta sendiri.

4.

Ahmad Zahid Hamidi

Gambar ilustrasi
Keturunan Indonesia jadi pejabat luar negeri | www.firstpost.com

Ahmad Zahid Hamidi merupakan tokoh politik paling berpengaruh di Partai Barisan Nasional (UMNO) Malaysia.

Selain itu, tokoh kelahiran 4 Januari 1953 ini merupakan Menteri Pertahanan dari tahun 2009-2013 dan Menteri Dalam Negeri dari tahun 2013-2018 di bawah pemerintahan Perdana Menteri yang berbeda.

Siapa sangka, di balik kiprah politiknya yang menakjubkan di Negeri Jiran, ia ternyata punya darah Indonesia yang kental.

Kakeknya berasal dari Kulon Progo, Yogyakarta, sementara itu sang nenek adalah warga asli Ponorogo, Jawa Timur. Keluarga Zahid pindah ke Malaysia untuk merantau pada tahun 1932.

5.

Yusof Ishak

Gambar ilustrasi
Keturunan Indonesia jadi pejabat luar negeri | www.riauonline.co.id

Tun Haji Yusof bin Ishak atau yang biasa dipanggil Encik Yusof bin Ishak merupakan Presiden Singapura pertama. Ia juga menjadi presiden pertama yang berasal dari Suku Minangkabau dan Melayu.

Ayahnya berasal dari Minangkabau dengan budayanya yang amat kental. Sang ayah pun saat muda memutuskan untuk merantau ke Negara Bagian Perak, Malaysia.

Sang anak, yakni Yusof Ishak lahir dan besar di sana. Ia bahkan aktif dalam kegiatan politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Malaysia dari Inggris.

Lewat Liga Nasional Federasi Malaya, perjuangannya membuahkan hasil dengan kemerdekaan Malaysia. Setelah Singapura melepaskan diri dari Malaysia di tahun 1965, ia ditunjuk menjadi presiden hingga wafat akibat serangan jantung pada tahun 1970.

Sangat membanggakan, bukan?

Tags :