Surat Terbuka untuk Kaisar Jepang, Segera Minta Maaf ke Jugun Ianfu di Indonesia
20 September 2019 by FR LalunaDimohon dengan sangat untuk meminta maaf
Jugun Ianfu berasal dari Bahasa Jepang yang mempunyai terjemahan hariah sebagai perempuan penghibur yang ikut militer. Istilah tersebut punya kiasan euimisme dalam Bahasa Inggris yang disebut dengan comfort women.
Sebetulnya, istilah dalam kedua bahasa itu kurang tepat karena mereduksi kenyataan yang sesungguhnya. Yaitu sistem perbudakan seksual yang diciptakan oleh militer Jepang sebagai fasilitas pemuas seksual bagi bala tentaranya semasa perang Asia Pasiik yang terjadi pada 1931 hingga 1945.
Istilah Jugun Ianfu lebih sering digunakan secara internasional. Secara harfiah, lebih dekat pada praktiknya sebagai budak seks.
Sedangkan comfort women, terdapat pro kontra penggunaannya karena esensi dari istilah yang cenderung merugikan Jugun Ianfu. Seorang survivor Jugun Ianfu asal Belanda, Jan Ruff-O’Herne, menolak keras disebut comfort women karena istilah itu sama sekali tidak tepat.
Dia mengungkap bahwa dirinya sama sekali tidak merasa menghibur serdadu Jepang. Statusnya pada waktu itu adalah budak seks yang dipaksa militer Jepang untuk memuaskan kebutuhan biologis mereka.
Baca juga: Bukti Kebengisan Pemerintahan Jepang Selama Perang Asia Pasifik
Jumlah Jugun Ianfu pada saat perang berkisar antara 20.000-30.000 orang. Sedangkan menurut pengakuan dari beberapa Jugun Ianfu yang masih hidup, jumlah tersebut berada di batas atas dari angka di atas.
Keberadaan rumah bordil atau ianjo, kebanyakan berada di pangkalan militer Jepang yang operasionalnya dijalankan oleh penduduk setempat. Bukan oleh militer. Meskipun begitu, pengontrolan ada di tangan militer Jepang untuk memastikan “kebersihan” Jugun Ianfu.
Masyarakat sipil yang tergabung dalam Jaringan Advokasi Jugun Ianfu Indonesia bersama-sama dengan dunia mengajukan tuntutan terhadap pemerintah Jepang. Mereka ingin pemerintah Jepang dinyatakan bersalah atas praktik perbudakan seksual terhadap ribuan perempuan Asia sejak 1942-1945.
Baca juga: Kawasan Kuliner Enak di Tokyo
Sampai saat ini, Pemerintah Jepang belum permintaan maaf. Tentu saja sebagai bentuk pengakuan rasa bersalah yang disertai dengan pertangung jawaban pemulihan fisik dan mental para korban. Ada beberapa hal yang dituntut:
- Segera diundangkan RUU Jugun Ianfu di Jepang
- Sejarah Jugun Ianfu Indonesia masuk kurikulum pendidikan sekolah di Jepang
- Permintaan maaf pemerintah Jepang kepada Jugun Ianfu Indonesia
- Pemulihan nama baik Jugun Ianfu Indonesia
- Dana kompensasi kesehatan Jugun Ianfu Indonesia dari pemerintah Jepang
Demikian isi surat terbuka dari Jaringan Advokasi Jugun Ianfu Indonesia untuk Kaisar Jepang. Semoga ada informasi tambahan mengenai kasus yang sepertinya sulit ditemukan ending yang memuaskan banyak pihak.