Suku Batak Adalah Bangsa Israel yang Hilang? Ini Buktinya!
22 Desember 2019 by Disfira IkaJangan-jangan memang benar!
Seorang Antropolog asal Belanda bernama Profesor Van Berben pernah membuat pernyataan kalau Suku Batak yang ada di Sumatera memiliki kesamaan budaya dengan Bangsa Israel Kuno. Statement ini diperkuat dan didukung oleh Profesor Ihromi, salah satu guru besar Universitas Indonesia. Menurutnya, tradisi etnik Tapanuli atau Batak Toba memiliki kemiripan yang cukup signifikan dengan tradisi Bangsa Israel Kuno.
Pendapat ini berdasar pada penelitian yang menyebutkan jika dulu Israel pernah terpecah menjadi dua bagian. Kerajaan selatan yang ibukotanya Yerusalem terdiri dari Suku Yehuda dan Benyamin. Sedangkan di bagian kerajaan utara terdiri dari 10 suku dan disebut sebagai Kerajaan Israel.
Dalam perjalanannya, suku ini tercerai berai hingga tersebar di berbagai belahan dunia. Kabarnya, sebagian ada yang meneruskan kehidupan di timur. Mereka menetap di sebuah tempat yang konon dipercaya sebagai Borus, Tapanuli. Meski masih menuai perdebatan, ini dia beberapa perbandingan dari kedua budaya ini.
Mengenal pemeliharaan silsilah atau Tarombo dan Marga
Orang Tapanuli khususnya laki-laki, wajib hukumnya mengetahui garis silsilahnya. Jika tidak, mereka akan disebut na lilu atau cacat kepribadian.
Sama halnya dengan bangsa Israel Kuno, mereka juga menganggap bahwa silsilah sangat penting. Dalam suku Batak sendiri, asal-usul menurut garis keturunan ayah biasa disebut Tarombo.
Perkawinan atau marpariban
Masyarakat Batak juga memperbolehkan perkawinan sedarah yang nggak sembarangan. Perkawinan ini biasa disebut dengan marpariban. Pariban bagi laki-laki biasa disebut dengan sebutan boru. Sedangkan bagi perempuan disebut ni namboru.
Coba bandingkan dengan yang ada dalam kisah Israel sendiri. Diceritakan Yakub menikah dengan paribannya, anak perempuan Laban, yaitu Lea dan Rahel. sSdangkan Laban sendiri adalah tulang dari Yakub atau saudara laki-laki Ribka, ibunya Yakub. Di dunia ini hanya, orang Israel kuno dan Batak yang memegang tradisi ini.
Pola alam semesta
Suku Batak memiliki 3 bagian dimensi atau alam semesta, yaitu;
- Banua Ginjang (alam surgawi)
- Banua Tonga (alam dimensi sekarang)
- Banua Toru (alam maut)
Tiga hal ini sama dengan bangsa Israel kuno yang membagi alamnya dengan pola yang persis.
Jaminan utang
Jauh sebelum arus globalisasi berpengaruh besar seperti sekarang, Suku Batak terutama orangtua memiliki ritual tersendiri. Seperti menitipkan tempat sirih, sehelai ulos, sebatang tongkat, atau apapun sebagai tanda jaminan utang kepada pemberi utang. Anehnya, hal ini juga dilakukan oleh Israel hingga saat ini.
Baca juga: Suku Mitologi dari Penjuru Dunia yang Pernah Diyakini Nyata
Hirarki dalam keturunan
Jika seorang perempuan menjadi janda, otomatis pihak dari keluarga dari mendiang suami yang berhak menikahinya. Hal ini bertujuan agar keturunan perempuan tersebut dengan mendiang suaminya tetap terjaga. Aturan yang sama juga terjadi dalam tradisi Israel kuno dalam kisah Rut dan Boas.
Sumpah serapan yang serupa
Ketika marah, orang Batak juga mengucapkan sumpah serapah yang cukup unik. Seperti ini:
Sai diripashon Debata ma au songon on molo so hudege, hubasbas, huripashon ho annon.
Jia diartikan, kurang lebih seperti ini:
Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, kalau kamu tidak kuinjak, kulibas, kuhabisi.
Hal yang sama juga dilakukan oleh orang Israel. Dalam Taurat dan Injil Perjanjian Lama, sumpah serapah Nabi Daud pada Nabal persis sama seperti yang diucapkan oleh orang Batak. Perhatikan ayat 22 di Sam. 25.
Pemindahan tulang belulang
Penggalian tulang belulang atau eksumasi bagi orang Batak adalah tradisi yang tetap harus dilestarikan. Alasannya selain untuk memperat tali persaudaraan, juga untuk kepuasan batin.
Bangsa Israel kuno melakukan hal yang sama. Salah satu kejadian yang bisa dijadikan contoh adalah ketika tulang belulang Yusuf dibawa dari Mesir ke tanah perjanjian.
Syair kematian
Adalah hal yang wajar jika sekeluarga menangis ketika saudaranya meninggal. Dalam Bahasa Tapanuli, tradisi ini disebut dengan mangandung. Mangandung sendiri tidak hanya isak tangis, tapi sambil diiringi bait syair kematian.
Hal demikian juga dilakukan oleh Bangsa Israel. Tertulis dalam sejarah ketika Yusuf meninggal, sanak keluarganya juga mangandung. Dalam Taurat dan Injil Kitab Ratapan yang ditulis Nabi Sulaiman, juga berisi syair yang dilantunkan sambil mangandung meski bukan pada acara kematian.
Anggapan soal tubuh
Dalam budaya Batak dan Israel memiliki kesamaan dalam anggota tubuh. Keduanya menganggap bahwa kepala adalah bagian tubuh yang paling tinggi martabatnya. Sedangkan yang paling rendah adalah telapak kaki.
Hirarki dalam keluarga
Hirarki dalam keluarga budaya Batak dan Israel kuno sama-sama menilai anak sulung sebagai posisi tertinggi di antara seluruh keturunan. Selain sebagai pemecah masalah dan panutan bagi saudara yang lain, anak sulung juga akan menjadi pengganti jika ayah meninggal.
Hal ini seperti yang diungkapkan dalam umpasa:
Pitu batu martindi-tindi, alai sada do sitaon na dokdok. Sitaon na dokdok
Yang artinya kalau anak sulung memiliki karisma, wibawa, dan tanggung jawab yang besar.
Perempuan dan marga
Menyoal gender, budaya Batak menganggap jika perempuan tidak memiliki posisi kuat dalam keluarga. Karena perempuan nantinya akan dimiliki orang lain yang bisa saja tidak bisa meneruskan marga.
Hal serupa juga terjadi di bangsa Israel Kuno. Bangsa ini juga nggak memasukkan anak perempuan dalam silsilah keluarga.
Pemberian nama bayi yang lahir
Dalam tradisi Parmalim Batak Kuno, setiap bayi yang lahir selama 7 hari wajib dibawa ke Pancur untuk dimandikan sekaligus diberikan nama. Kemudian baru diadakan pesta Martutu Aek.
Bangsa Israel juga melakukan tradisi demikian. Bayi yang baru lahir dilarang diberi nama sebelum waktunya tiba dalam 7 hari mendatang.
Baca juga: Suku Pemakan Manusia Tersadis di Dunia
Konsep ketuhanan
Hamalimon Parmalim Ugamo Malim adalah agama kuno dari Batak. Parmalim sendiri sudah ada sejak 497 Masehi atau 1450 Tahun Batak. Ketuhanan menurut Hamalimon Parmalim:
Tuhan adalah Mulajadi na Bolon, yang besar yang tidak berujung. Dia adalah mutlak absolut, Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Agung dan tidak dapat dibandingkan.
Dalam praktik keagamaan, kepercayaan ini melakukan upacara Patik Ni Ugamo Malim yang bertujuan untuk mengetahui segala kesalahan dan dosa serta meminta ampun kepada Tuhan yang Maha Esa.
Bangsa Israel juga demikian. Bagi mereka, Tuhan yang disembah adalah Tuhan yang Maha Esa. Hal ini sudah banyak disebutkan beberapa kali dalam kitab suci orang Israel, Taurat.
Marari Sabtu dan Sabbath
Selain melaksanakan upacara Patik Ni Ugamo Malim, Batak kuno juga memiliki aturan yang mengharuskan setiap pemeluknya melakukan Marari Sabtu. Ini adalah ibadah rutin yang diadakan setiap Sabtu.
Bangsa Israel khususnya Yahudi juga melakukan acara keagamaan setiap Sabtu yang dikenal dengan Sabbath.
Daging haram
Dalam ajaran di Batak melarang memakan danging babi dan darah yang dianggap tidak malim suci di hadapan Debata atau Yang Maha Kuasa. Hal yang sama juga berlaku dalam kepercayaan Bangsa Israel. Mereka juga menilai memakan daging haram dianggap tidak baik di hadapan Tuhan.
Masih ada banyak hal yang menjadi bukti kemiripan antara Suku Batak dan Israel Kuno. Masih perlu dilakukan banyak penelitian untuk membenarkan anggapan dan kemiripan orang dari negara yang berbeda ini. Apakah kamu termasuk yang percaya atau non believers, guys?