Sekelumit Sejarah di Balik Terciptanya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
16 April 2021 by Disfira IkaBanyak konflik yang terjadi
Indonesia Raya selalu dinyanyikan dengan lantang setiap upacara bendera berlangsung. Setiap Senin dan di peringatan hari besar di tanah air, lagu kebangsaan rakyat Indonesia ini selalu dinyanyikan setiap bendera merah putih dikibarkan.
Tapi, tahukah kamu tentang sekelimut sejarah tentang terciptanya Indonesia Raya ini? Siapa komposer, pembuat lirik dan inspirasi nadanya juga menjadi topik yang ternyata belum banyak diketahui banyak orang.
Supaya kita tetap menjadi bangsa yang besar, ketahui sejarahnya. Biar kamu makin lantang ketika menyanyikan lagu ini.
Lirik digodok pertama kali pada 28 Oktober 1928 oleh W. R. Supratman
Lirik lagu Indonesia Raya pertama kali di-compose pada 28 Oktober 1928 malam. Di sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya 106 Batavia, seorang pemuda Wage Rudolf Supratman menyebarkan lirik lagu tersebut kepada seluruh hadirin di sana.
Pada malam penutupan Kongres Pemoeda itu, Supratman berkali-kali gesekan biolanya mengiringi paduan suara yang menyanyikan Indonesia Raja. Dua bulan kemudian, lagu perjuangan tersebut menjadi amat populer.
Sedikit informasi tentang sang composer, Supratman adalah putra dari Sersan KNIL Djoermeno Senen Sastrosoehardjo. Dia memang sudah dikenal sebagai komponis, wartawan, dan penulis muda yang berbakat.
Berkat lingkar pertemanan yang cukup luas di kalangan anak muda. Hatinya tergerak untuk menciptakan Indonesia Raya. Seperti musisi pada umumnya, composer muda ini terinspirasi dari lagu La Marseille ciptaan Rouget de L’isle yang dirilis pada 1922.
Pelarangan, penangkapan, dan interogasi
Setelah dimainkan pertama kali, Indonesia Raya jadi semakin populer dan diperbincangkan banyak orang. Pada 1930, lagu ini sempat menghebohkan pemerintahan belanda dan sempat dilarang untuk dinyanyikan di publik.
Alasannya karena dianggap mengganggu ketertiban dan keamanan. Supratman diinterogasi dan ditanya mengapa memakai kata “merdeka” . menurutnya, lirik itu diubah pemuda lainnya untuk menggantikan kata “moelia”.
Protes pun berdatangan. Bahkan pihak volksraad sampai ikut turun tangan. Akhirnya, lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan di dalam ruangan dan menghilangkan lirik “merdeka”.
Baca juga: Dokumentasi dan Bukti Kebengisan Pemerintahan Jepang di Perang Asia Pasifik
Perubahan lirik saat invasi Jepang
Pada 1942, Jepang datang untuk menginvasi Indonesia setelah dikuasi oleh Belanda selama 3,5 abad. Jepang sempat mengudarakan lagu ini lewat Radio Jepang. Tujuannya untuk mengambil hati “saudara mudanya”. Setelah itu, Indonesia Raya kembali dilarang untuk dinyanyikan.
Baca juga: Film Jepang yang Bikin Sedih dan Baper
Naskah lirik asli bikinan Supratman yang dibuat pada 1928 kemudian diubah beberapa katanya. Namun, perubahan cukup besar terjadi pada refrain. Yang awalnya:
Indones’, Indones’ moelia moelia
Tanahkoe, negrikoe yang koetjinta
Indones’, Indones’ moelia moelia
Hidoeplah Indonesia raja
Diubah menjadi:
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Setelah Jepang angkat kaki dari Indonesia, dibentuklah Panitia Indonesia Raya pada 16 November 1948. Fungsi dari panitia ini adalah untuk mengeluarkan peraturan pemerintah tentang lagu Indonesia Raya. Ada enam bab khusus yang mengatur tata tertib, keseragaman nada, irama, kata, dan gubahan dari lagu kebangsaan nasional ini.
Indonesia Raya yang dinyanyikan sekarang sudah melewati banyak proses. Inspirasi, pembuatan dan editing lirik, hingga kontroversi dari negara dua negara yang menjajah tanah air. Sudah tidak ada alasann untuk menyanyikan lagunya secara malas-malasan!