Berani Dobrak Industri, Ini 7 Film Indonesia Bertema LGBT

Ada yang raih penghargaan, sampai dikecam ormas.

Dalam satu film, ada beragam elemen yang ditampilkan untuk menyampaikan pesan dari sineas untuk penonton. Tidak hanya yang sesuai dengan nilai moral, sineas bahkan berani mendobrak moralitas dalam negeri melalui karya-karyanya. Hal ini juga diperlihatkan pada deretan film Indonesia bertema LGBT.

Sebagai negara yang memegang teguh heterogenitas, warga Indonesia masih belum terbuka dengan isu-isu seperti LGBT yang dianggap sangat menyimpang moral. Meski begitu, film-film Indonesia bertema LGBT di bawah ini mampu mendobrak industri sinema yang sempat stagnan beberapa tahun ke belakang.

BACA JUGA: Buat Penonton Penasaran, Ini 6 Film Thriller Asia Terbaik Harus Ditonton

7 Film Indonesia Bertema LGBT

Apa saja film Indonesia bertema LGBT tersebut? Lihat daftarnya berikut ini.

1.

Arisan! (2003)

Nia Dinata merupakan salah satu sineas wanita yang sangat terkenal di Indonesia. Sebelum popularitasnya, ia merilis film Arisan! di tahun 2003. Selain membawa Joko Anwar sebagai penulisnya, ada deretan bintang yang mewarnai film tersebut, seperti Cut Mini, Tora Sudiro, Aida Nurmala, dan Surya Saputra.

Kisah dari Arisan! ini berpusat pada tiga sahabat yang memiliki latar belakang berbeda. Namun, ketiganya berusaha untuk menunjukkan perbedaan dari hidup normalnya kala dipersatukan dalam klub arisan glamor. Hingga saat ini, film arahan Nia Dinata ini disebut-sebut sebagai film Indonesia bertema LGBT terbaik dengan torehan ragam penghargaan setelah dirilis.

BACA JUGA: Ngakak! 13 Adegan Sinetron Indonesia Ini Malah Bikin Penonton Gagal Paham

2.

Berbagi Suami (2005)

Arisan! bukan satu-satunya karya Nia Dinata yang membawa isu tabu pada penontonnya. Dua tahun setelah film yang dianggap kontroversial tersebut, sang sutradara wanita ini mengarahkan Berbagi Suami yang juga merupakan film Indonesia bertema LGBT.

Dibintangi Tio Pakusadewo, Shanty, dan Rieke Diah Pitaloka, film arahan Nia Dinata ini berkisah tentang tiga kisah dari wanita yang menjadi istri dari satu pria bernama Pak Lik. Selain elemen poligami yang mendominasi, Berbagi Suami juga menampilkan cinta sesama jenis antara istri sang suami di dalamnya.

3.

Coklat Stroberi (2007)

Selain Nia Dinata, masih ada berbagai sineas yang membawakan film Indonesia bertema LGBT lainnya. Ardy Octaviand melakukan hal yang sama melalui salah satu filmnya, yakni Coklat Stroberi rilisan 2007 dengan membawa Nadia Saphira, Nino Fernandez, Marsha Timothy, dan Marrio Merdhitia sebagai bintang utamanya.

Coklat Stroberi membawa penonton pada kisah Key dan Citra, dua perempuan yang mencoba menjalani hidup di Jakarta kala kuliah dan bekerja. Kala mengontrak bersama, mereka kedatangan dua laki-laki yang akhirnya tinggal di satu rumah dan mewarnai hidup mereka, walau nantinya diketahui bahwa dua laki-laki tersebut adalah pasangan homoseksual.

4.

Madame X (2010)

Bila film Indonesia bertema LGBT kebanyakan mengusung drama sebagai genre utamanya, lain halnya dengan Madame X yang diarahkan oleh Lucky Kuswandi. Diproduseri oleh Nia Dinata, film ber-genre komedi pahlawan super ini dibintangi oleh Aming sebagai karakter titularnya.

Cerita dari Madame X ini berlatar di ibu kota suatu negara yang terancam karena hadirnya satu tokoh dan partai politiknya yang homophobia dan terkenal militan. Demi menyelamatkan negaranya, Adam menjadi superhero dengan aksi gemulainya. Walau ada elemen LGBT di dalamnya, film ini dapat diterima lebih baik karena asupan komedinya.

5.

Lovely Man (2011)

Teddy Soeriaatmadja merupakan salah satu sutradara sinema Indonesia yang terkenal dengan deretan film dengan muatan cerita penuh makna. Pada tahun 2011, sang sutradara ini merilis film Indonesia bertema LGBT berjudul Lovely Man.

Mengusung Raihaanun dan Donny Damara sebagai bintangnya, film ini berkisah tentang Cahaya yang berusaha mencari ayahnya di Jakarta. Akan tetapi, ia justru mendapati bahwa ayahnya telah mengganti namanya menjadi Ipuy, dengan kesehariannya sebagai waria. Membawa elemen transgender sebagai pusat cerita, film arahan Teddy Soeriaatmadja ini bahkan sempat dikecam salah satu organisasi masyarakat terkemuka, membuatnya hanya bertahan di bioskop kurang dari satu minggu.

6.

Arisan! 2 (2011)

Karena popularitas Arisan! yang menahun, Nia Dinata tertarik untuk melanjutkan kisah di dalamnya. Hal tersebut akhirnya terealisasikan dengan hadirnya Arisan! 2 pada tahun 2011, yang masih disutradarai oleh Nia Dinata dengan bintang-bintang yang sama dan beberapa tambahan aktor-aktris Indonesia seperti Rio Dewanto dan Adinia Wirasti.

Plot dari film ini masih berfokus pada Sakti, Meimei, dan Andien dengan segala kehidupan mereka. Meski begitu, kehadiran Octa yang tampan dan Meimei yang mengidap kanker membuat segalanya menjadi runyam. Lain halnya dengan sang prekuel, Arisan! 2 ini hanya hadir untuk memperpanjang cerita dari yang sudah dibangun oleh Nia Dinata sebelumnya.

7.

Kucumbu Tubuh Indahku (2019)

Garin Nugroho merupakan salah satu sutradara senior di industri sinema Indonesia. Sudah banyak film yang dirilis oleh sutradara asal Yogyakarta ini, salah satunya yang terbaru adalah Kucumbu Tubuh Indahku yang dirilis 2019 lalu.

Menampilkan Muhammad Khan sebagai bintang utamanya, film drama ini tampil dengan kisah dari Juno, seorang penari lengger dalam perjalanannya mencari jati diri. Hal ini membawanya pada hubungan sesama jenis dengan beberapa pria dalam proses tersebut.

Seperti halnya Lovely Man, film Indonesia bertema LGBT ini juga ramai dikecam, membuatnya hanya bertahan sebentar di bioskop. Meski begitu, film ini mampu raih berbagai penghargaan, salah satunya Film Indonesia Terbaik pada FFI 2019 dan sempat masuk menjadi Academy Awards Selection for Best Foreign Picture pada tahun lalu.

Artikel Lainnya

Deretan film Indonesia bertema LGBT tersebut sudah terbukti mampu dobrak industri sinema lokal. Jadi, ingin tetap menontonnya atau justru menghindarinya?

Tags :