Rakyat Diminta Pahami Kesulitan Presiden Jokowi. Ernest Prakasa: Jangan Manja!
25 September 2019 by Pristiqa Wirastami
Semua pihak minta ketegasan sikap Presiden Jokowi menghadapi gelombang protes RUU KUHP
Gelombang protes kepada DPR dan pemerintah terkait RUU KUHP yang semakin besar, agaknya mulai membuat Istana Negara kelabakan.
Baru-baru ini Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengeluarkan pernyataan yang membuat banyak pihak gatal untuk mengomentari. Salah satunya adalah komika Ernest Prakasa.
BACA JUGA: Sukses Berkarya, Ernest Prakarsa Bagi Tips Meniti Karier untuk Milenial
Ia pun memberi sindiran pada Presiden Jokowi dan Istana Negara lewat akun twitter pribadinya.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan kepada mahasiswa yang sedang melakukan aksi protes kepada DPR soal RUU KUHP. Ia meminta para mahasiswa untuk lebih mengerti kondisi Presiden Joko Widodo yang sulit.
Hal itu ia katakan, karena menurutnya banyak kata-kata yang tak pantas diungkapkan selama aksi demonstrasi berlangsung.
BACA JUGA: Ernest Prakasa Puji Akting Lucinta Luna di Film Bridezilla
"Janganlah (mengungkapkan kata-kata tak pantas). Presiden menghadapi situasi yang tidak mudah, ditambah hal-hal seperti itu. Tulisan-tulisan itu harus cerminkan sebagai bangsa Indonesia yang beradab," ujar Moeldoko.
Moeldoko juga mengatakan Presiden Jokowi sudah berusaha dengan menunda pengesahan RUU KUHP. Itu artinya akan ada kajian ulang antara DPR dan pemerintah.

Pernyataan Moeldoko tersebut langsung dikritik oleh komika sekaligus sutradara Ernest Prakasa. Dalam akun twitter pribadinya, Ernest menuliskan sebuah sindiran.
"Hush, jangan manja ah. Siapa bilang jadi presiden itu gampang?" tulis Ernest.
BACA JUGA: DPR Godok Pasal RUU KUHP, Istri Perkosa Suami Bisa Dipenjara!
Tak hanya itu, Ernest juga menuliskan kekesalannya soal anggota DPR yang dianggapnya tak becus dalam bekerja.
"Bandit-bandit DPR merasa jumawa di atas rakyat yang mengantarkan mereka ke sana. Hari ini adalah bukti bahwa kita sudah geram. Hari ini, mereka belajar untuk tunduk," tulis Ernest.
Gelombang demonstrasi yang semakin masiv ini semoga bisa membuat pemerintah lebih lebar dalam membuka pandangan. Sebab selama ini pemerintah terkesan meremehkan demonstran karena mayoritas "hanya" berasal dari kalangan mahasiswa.
Tapi pemerintah tak boleh lupa, bahwa selain menuntut ilmu ada tugas mahasiswa lain yang tak kalah penting. Yakni menjadi agen perubahan. Jadi apa yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa sekarang dalam memprotes kebijakan DPR dan pemerintah semoga membawa perubahan yang lebih baik.