Meski Dianggap Buruk, Ini Kebohongan-Kebohongan yang Sering Kita Maklumi Begitu Saja!
07 Desember 2020 by Talitha Fredlina
"Aku udah otw nih"
Setiap dari kita pasti menyatakan berbohong adalah sesuatu yang buruk dan sebaiknya tidak kita lakukan. Masyarakat kita menaruh kejujuran sebagai salah satu nilai tertinggi pada manusia. Sebab itu, kita akan marah kalau dibohongi atau menemukan kebohongan.
Meski kita menekankan kejujuran sebagai nilai yang harus dimiliki oleh setiap orang, pada kenyataannya tidak ada manusia yang tidak pernah berbohong. Kita pun terkadang mewajarkan saja berbagai bentuk kebohongan dan menerimanya begitu saja sebagai bagian dari karakter kita.
Salah satu bentuk kebohongan yang sering terjadi namun diwajarkan adalah berkata sudah makan pada orang lain karena sungkan atau canggung saat ditawari makanan.
Biasanya hal ini terjadi pada pasangan yang sedang ngapel. Jika orang tua pasangan menawarkan makan, kita akan menolak dengan alasan sudah makan meski sebenarnya kita lapar.
Kebohongan lain yang kerap kita wajarkan adalah mengabari teman kalau kita sedang otw meski kenyataannya kita masih di kasur atau masih bersiap untuk berangkat.
Kebohongan seperti ini mungkin kecil dan tidak banyak memberikan dampak buruk bagi orang lain. Namun kita harus sadari bahwa dari kebohongan-kebohongan kecil ini kita akan terlatih untuk berbohong tentang hal-hal lain. Kita belajar bahwa tidak jujur itu tidak masalah lewat kebohongan kecil.
Imbas dari kebiasaan mewajarkan kebohongan ini pun bisa luas. Salah satunya adalah korupsi. Perlu dicatat bahwa Indonesia menduduki peringkat 89 dari 175 negara korup yang dirilis oleh Transparency International. Peringkat ini tentu menunjukkan buruknya korupsi di negara kita.
Mulailah dari diri sendiri dan berhenti mewajarkan kebohongan biarpun kecil. Memang kita tidak bisa selalu jujur, namun kita bisa mengusahakan untuk tidak berbohong atau diam saja. Aksi kecil seperti ini akan melatih kejujuran kita serta meningkatkan kredibilitas kita.
