Waspada! Orang Tanpa Gejala Berpotensi Besar Menularkan Virus Corona Ke Orang Lain

ilustrasi
ilustrasi | google.com

Selalu waspada ya, pakai masker dan tetap terapkan physical distancing

Bertambahnya korban infeksi Covid-19 seakan-akan menunjukkan bahwa masih ada orang-orang yang positif corona berkeliaraan di luar sana. Mereka berpotensi tinggi dalam menularkan virus pada orang lain tanpa disadari siapapun. Dilansir dari detik.com (07/04/2020), Belakangan ini, Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona (Covid-19) menyatakan adanya penular yang sulit dideteksi. Hal itu berdampak pada bertambahnya pasien positif corona setiap hari.

Sebagian dari mereka adalah kelompok orang yang tanpa gejala, yaitu orang-orang yang di dalam tubuhnya telah dapat virus dan virus ini berkembang biak kemudian menyebar ke sekitarnya melalui percikan ludah, droplet pada saat berbicara, bersin ataupun batuk, terang dr Yuri

Hal itulah yang kemudian membuat pemerintah mengeluarkan imbauan bagi masyarakat agar selalu memakai masker, walaupun tidak memiliki keluhan apapun. Dikatakan bahwa seseorang yang berkategori OTG (Orang Tanpa Gejala) berisiko menularkan virus meski tidak terlihat sakit.

1.

Pengertian OTG

ilustrasi
ilustrasi penumpang bus | theconversation.com

OTG (Orang Tanpa Gejala) merupakan mereka yang “kontak erat” dengan pasien positif corona. Dalam versi terbaru Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19, OTG diartikan sebagai orang yang memiliki risiko tertular virus dari orang yang telah positif terinfeksi corona dan para OTG ini tidak menunjukkan gejala.

Kontak erat yang dimaksud adalah mereka yang pernah melakukan kontak fisik dengan pasien. Selain itu orang-orang yang pernah satu ruangan bahkan mereka yang pernah berkunjung dalam radius satu meter, dalam jangka waktu 14 hari setelah kasus dinyatakan atupun 2 hari sebelum gejala timbul.

2.

Bisakah Mengetahui Ciri-ciri OTG?

Belum ada ahli yang bisa menjelaskan detail pasti dari OTG, oleh sebab itu mereka disebut tanpa gejala. Kita hanya bisa melakukan antisipasi, salah satunya adalah dengan selalu menggunakan masker sesuai anjuran World Health Organizarion (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI.

Kita gunakan maksimal 4 jam dalam sehari dan kemudian cuci kembali dengan air sabun, jelas dr Yuri

Masker yang dimaksud adalah masker kain, meski filtrasinya tidak semaksimal masker N95, namun masker kain memiliki kemampuan filtrasi 70% partikel dengan syarat harus sering dicuci menggunakan sabun. Lebih baik kita memang memiliki beberapa masker kain, supaya bisa dikenakan secara bergantian.

Baca Juga : Mewabah, Louis Vuitton Akhirnya Produksi Masker Khusus!

3.

Orang-Orang Yang Dikategorikan Kontak Dekat

Telah disinggung bahwa orang-orang yang pernah satu ruangan atau melakukan kontak dengan pasien positif termasuk kategori kontak dekat. Apabila seseorang sedang melakukan perjalanan dengan menaiki kendaraan umum (misal bus), lalu di dalam bus itu ternyata ada yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka seluruh penumpang di dalam bus termsuk kategori kontak dekat.

Tidak terkecuali para petugas medis yang mengantar, memeriksa, merawat dan membersihkan ruangan pasien yang tidak mengenakan APD sesuai standar juga disebut sebagai kontak dekat.

Baca Juga : Gara-gara Masker Langka, Bapak di Kaltim Terpaksa Pakai BH untuk Cegah Corona!

Artikel Lainnya

Akan tetapi jangan sampai terlalu takut sehingga menimbulkan hal-hal yang tidak seharusnya apalagi sampai stress, yang terpenting kita selalu waspada dan mematuhi nasihat para ahli dalam mengantisipasi penularan Covid-19, supaya kasus tak bertambah dan masalah ini segera terselesaikan.

Tags :