Viral Video Anggota Banser Tetap Sabar Meski Dimaki Monyet hingga Kafir, Ini Kata PBNU!
11 Desember 2019 by Mabruri Pudyas SalimKedua anggota Banser yang dimaki sempat menolak saat diminta untuk mengucapkan takbir.
Masalah agama memang menjadi topik yang begitu sensitif belakangan ini. Bahkan berbeda pemahaman sedikit saja bisa memicu perpecahan di antara umat beragama, tidak terkecuali sesama umat yang menganut agama yang sama.
Baru-baru ini sebuah video muncul dan menjadi viral di media sosial. Video tersebut menampakkan dua anggota Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) yang tengah dimaki seseorang.
Bahkan keduanya sampai disebut kafir. Diketahui bahwa kedua anggota Banser tersebut dimaki karena mereka tidak ikut bertakbir. Viralnya video tersebut sampai membuat PBNU buka suara.
Dilansir dari Detik.com, Rabu (11/12/2019), dalam video yang berdurasi 1 menit 2 detik itu, tampak dua anggota Banser yang mengenakan seragam tengah berbicara dengan sang perekam video. Dalam video tersebut dapat dilihat jika sang perekam sampai menunjuk-nunjuk kedua anggota Banser tersebut.
Baca juga: Pramugari Garuda Ungkap Boroknya Ari Askhara, Diminta Temani Karaoke hingga Pelecehan Seksual
Di awal video, terdengar bahwa sang perekam sempat memaki kedua anggota Banser dengan sebutan monyet, ketika bertanya tentang kepemilikan e-KTP kedua Banser tersebut.
Salah satu anggota Banser tersebut kemudian balik bertanya soal alasan sang perekam mempertanyakan e-KTP mereka. Percakapan kemudian berlanjut dengan mempertanyakan alasan dua anggota Banser berada di Jakarta.
Anggota Banser itu kemudian menjawab kalau keberadaan mereka di Jakarta terkait kegiatan Gus Muwafiq. Kemudian orang yang merekam video itu meminta dua anggota Banser tersebut untuk mengucap takbir, namun anggota Banser itu mempertanyakan alasan mengapa dia harus mengucap takbir saat itu.
Baca juga: Guru yang Cabuli 18 Siswa Minta Korban Bersumpah Pakai Al-Quran
"Takbir, Allahuakbar. Lu Islam bukan?" ucap sang pria berkaus hitam.
"Islam, kenapa?" jawab anggota Banser.
"Yaudah takbir," sahut pria berkaus hitam.
"Buat apa?" tanya anggota Banser.
"Kok buat apa? Kafir dong lu! Eh tar dulu takbir dulu kalau muslim, orang Islam harus takbir," tutur pria berkaus hitam itu.
"Islam itu cukup ucapkan kalimat syahadat," jawab anggota Banser.
Islam yang benar tidak mudah mengkafirkan. Peristiwa ini terjadi di Pd. Pinang, Jaksel. Eko adalah Kader Banser kota Depok yang membanggakan, tdk emosional & menjawab dengan akhlaq terpuji. Sementara yg memaksa takbir ini, justru mencoreng wajah Islam dengan paksaan dan makian. pic.twitter.com/Mig1Co6LzE
— Nahdlatul Ulama (@nahdlatululama) 10 Desember 2019
Kedua anggota Banser tersebut sempat disebut kafir hanya karena enggan mengucapkan takbir. Namun tidak habis akal, sang anggota Banser menjawab bahwa yang wajib diucapkan orang Islam adalah kalimat syahadat.
Baca juga: Heboh Nelayan Selayar Tangkap Ikan Oarfish, Pertanda Gempa dan Tsunami Dahsyat?
Mendapat tanggapan seperti itu, sang perekam membantah dengan mengatakan bahwa kalimat syahadat adalah ucapan bagi orang di luar Islam yang hendak masuk Islam.
Dia meminta anggota Banser itu untuk tidak mengguruinya, kemudian memaki kedua anggota Banser itu sambil mengancam akan mencegat keduanya. Kedua anggota Banser itu kemudian pergi menggunakan sepeda motor.
Baca juga: Anies Raih Penghargaan Kepala Daerah Bebas Korupsi, Netizen: Aibon Mana Aibon
Mengenai kejadian itu, Ketua Harian PBNU, Robikin Emhas, akirnya angkat bicara. Dia memuji sikap anggota Banser yang tidak mudah terprovokasi.
"Sikap sahabat Eko patut dipuji. Tenang, sabar dan tidak terpancing provokasi berupa olokan, cacian, paksaan dan tindakan yang mengesankan diri paling tahu Islam," tutur Robikin kepada wartawan.
Menurutnya, respons anggota Banser tersebut membuktikan kedalaman kualitas agama dan akhlak yang mereka miliki. Dia menyebut Islam melarang mengkafirkan sesama Muslim.
"Islam melarang pengkafiran terhadap sesama Muslim. Mudahnya menjatuhkan vonis kafir ini boleh jadi disebabkan karena ideologi takfiri yang belakangan berkembang di Indonesia. Baginya, selain pengikut ajarannya adalah kafir. Sehingga stempel kafir disematkan kepada siapa saja yang tidak sepaham dengan ajarannya. Tidak peduli sesama pemeluk Islam yang pokok ajaran agama berupa syahadat, salat, puasa, zakat dan hajinya sama," tutur Robikin.
Robikin juga menambahkan bahwa perilaku merasa paling Islam namun disertai akhlak tercela justru mencoreng wajah Islam. Dia juga menyebut sikap itu justru menurunkan keluhuran ajaran Islam.