Tuai Polemik, Aplikasi Raqib Atid Kini Dikomentari Kemenag Hingga Ditarik dari Playstore!
23 Mei 2020 by Amadeus Bima
Di era teknologi, kerjaan Malaikat pun diambil alih!
Netizen tengah ramai membahas sebuah aplikasi untuk smartphone yang bernama Ragib Atid. Aplikasi ini bisa ditemukan di Google Play Store. Aplikasi ini menjadi perbincangan karena dinilai mengganti peran dari malaikat Raqib Atid dalam mencatat amal dan dosa manusia. Aplikasi ini dirilis pada tanggal 28 April 2020 dan telah diunduh ribuan kali.
Aplikasi yang dapat membantu Anda menjadi pribadi yang lebih baik, dengan mencatat kesalahan dan kebaikan Anda tiap hari serta memberi Anda ringkasan dan grafik kesaahan serta kebaikan Anda setiap hari, demikian tulisan deskripsi di aplikasi Raqib Atid.
Kalau Malaikat Raqib Atid melakukan tugasnya secara otomatis, maka lewat aplikasi ini kamu bisa mencatat dosa dan pahal secara manual. Jenis dosa misalnya ghibah, melawan orangtua, memaki, dll. Pengguna bebas menambahkan jenis dosa baru. Sementara untuk amal, jenisnya seperti zikir, salat, sedekah, membaca Alquran, berpuasa, dll.
Jadi, setiap merasa melakukan dosa atau melakukan amal, pengguna bisa mencatatnya sendiri. Dengan begitu, di akhir hari pengguna bisa merenungkan amal dan dosa yang telah dia lakukan hari ini. Diharapkan, keesokan harinya pengguna bisa bersikap lebih baik lagi. Namun, aplikasi ini malah menuai kontroversi di antara netizen.
Baca Juga: Pria Inggris Bangga Luka Memarnya Berbentuk 'Malaikat'

Aplikasi Raqib Atid ini dibuat oleh pria bernama Mahmud Fauzi. Per hari Senin (11/5), aplikasi ini sudah tidak ditemukan di Playstore. Aplikasi ini ditarik karena menuai kontroversi dan cemooh gara-gara memakai nama malaikat.
Itu yang melakukan penarikan saya sendiri, bukan Google. Banyak kesalahpahaman yang membuat banyak email negatif di kirimkan ke saya dan komentar-komentar di media sosial. Banyak saran dari pengguna yang merasa terbantu aplikasi tersebut untuk mengubah nama aplikasi, ujar Mahmud dilansir dari CNN Indonesia.
Bagi Mahmud, Raqib dan Atid bukanlah nama malaikat melainkan sifat malaikat. Perbedaan persepsi inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya kontroversi. Oleh karena itu, Mahmud akan mengubah nama aplikasi tersebut. Saat ini, dia sedang menunggu proses approval dari Google yang membutuhkan waktu 7 hari.
Baca Juga: Ningsih Tinampi Ngaku Bisa Panggil Nabi dan Malaikat, Netizen: Banyak Orang nggak Waras

MUI Berkomentar
Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahkan sampai angkat bicara. Sekjen MUI, Anwar Abbas mengatakan sebaiknya masyarakat tidak terpaku pada aplikasi Raqib Atid yang bisa mencatat dosa dan amal secara manusia. Anwar menegaskan manusia tidak akan bisa mengukur secara pasti yang mana pahala, dan mana dosa. Biarlah itu menjadi kewenangan Allah SWT.
Kalau dalam keyakinan islam kan memang begitu, ada malaikat yang mencatat kebaikan dan keburukan kita. Untuk zahirnya mungkin kita bisa mengetahui dan mencatatnya tapi untuk batinnya siapa yang tahu.
Kita sendiri sebagai pelaku mungkin juga tidak bisa karena kadang niat kita sudah bercampur baur. Tapi kedua malaikat tersebut akan bisa mencatatnya dengan baik tanpa ada kesalahan dalam pencatatan dan penilaiannya, ujar Anwar dilansir dari Detikcom.
Dia takut orang akan terpesona dengan catatannya, padahal apa yang dia lakukan itu tidak bernilai di mata Allah.
Baca Juga: 4 Video Ini Merekam Penampakan Malaikat Di Berbagai Penjuru Langit

Dikomentari Kemenag
Viral di media sosial hingga tuai polemik, Kementerian Agama (Kemenag) akhirnya angkat bicara terkait aplikasi Raqib Atit.
Dosa itu kan urusan kita dengan Tuhan, pahala urusan kita dengan Tuhan, jadi menurut saya biar lah kita sendiri melakukan komunikasi dengan Tuhan sehingga hubungan kita dengannya bisa sangat privat, personal, dan kemudian kita bisa melakukan evaluasi, ujar Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin ketika dihubungi, Senin (11/5/2020).
Lebih lanjut Kamaruddin menambahkan, kalau pihaknya belum sempat melihat aplikasi Raqib Atid tersebut, menurutnya urusan pahala dan dosa ada baiknya melihatkan Sang Pencipta, bukan lewat aplikasi.
Tuhan itu kan lah maha adil, salah satu hikmah puasa inikan merasakan kehadiran Tuhan yang maha adil ya dengan begitu urusan (pahala dan dosa) kita dengan Tuhan, lanjutnya.
Ditarik di Google Playstore!
Menyadari aplikasinya menimbulkan pro dan kontra, sang pembuat Mahmud Fauzi akhirnya menarik aplikasi tersebut dari Google Playstore, padahal sebelumnya si pembuat mengklaim jika tujuannya membuat aplikasi ini adalah untuk mencatat dosa dan pahala. Tercatat aplikasi ini sudah diunduh lebih dari seribu pengguna dan mendapat rating 4.6