Tragis! Trauma Sering Saksikan Pasien Corona Meninggal, Dokter Ini Bunuh Diri

Trauma Sering Menyaksikan Pasien Corona Meninggal, Dokter di Amerika Pilih Bunuh Diri | assets.nst.com.my

Tekanan fisik dan mental tak terhidarkan lagi bagi tenaga medis

Sebagai garda terdepan dalam memerangi wabah COVID-19 yang melanda di sebagian besar dunia saat ini, wajar saja jika para tenaga medis mengalami tekanan yang cukup berat, baik secara fisik maupun mental.

Bagaimana tidak, menangani banyaknya pasien yang datang silih berganti tentu saja sangat menguras tenaga. Belum lagi trauma yang ditimbulkan akibat terlalu sering melihat korban meninggal.

Hal inilah yang dialami hampir semua dokter yang menangani kasus corona, termasuk dokter Lorna M. Breen. Dokter yang bertugas di ruang gawat darurat di rumah sakit di New York-Presbyterian Allen Hospital, Amerika Serikat ini meninggal dunia, setelah memutuskan bunuh diri pada Minggu (26/4).

Lorna M. Breen, direktur medis dari departemen darurat di NewYork-Presbyterian Allen Hospital | i.dailymail.co.uk

Menurut laporan dari Daily Mail, wanita berusia 48 tahun ini sempat bercerita kepada anggota keluarganya bahwa dirinya menyaksikan banyak adegan yang membuatnya trauma ketika ia bekerja.

Baca Juga: Kehilangan Pekerjaan dan Tak Punya Uang, Kakek Ini Bersepeda 630 Km untuk Pulang Kampung

Bagaimana tidak, dia sering kali melihat pasien yang tengah sekarat dengan mata kepalanya sendiri sampai menghembuskan napas terakhirnya.

Baru-baru ini Breen telah kembali lagi bekerja menangani pasien COVID-19 di Allen, setelah sebelumnya menjalani waktu libur selama satu setengah minggu.

Setelah rumah sakit mengirimnya pulang, dia kembali ke Charlottesville untuk memulihkan diri di bawah instruksi ayahnya, Dr. Philip C. Breen.

Baca Juga: Tak Ada Maaf! FX Rudy Bakal Laporkan Ibu Kos yang Usir 3 Perawat di RSBK Solo

Kemudian pada hari Minggu (26/4) petugas dari Departemen Kepolisian Charlottesville bergerak setelah menerima laporan bahwa Breen melakukan upaya untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

"Korban dibawa ke U.V.A. Rumah sakit untuk perawatan, tetapi kemudian meninggal karena cedera yang diderita korban," jelas juru bicara departemen Tyler Hawn, seperti dikutip Daily Mail dari New York Times.

Philip Breen (tengah) dan Lorna Breen (kiri). | i.dailymail.co.uk

Beberapa hari sebelumnya, ayah Breen, Philip Breen, menceritakan bagaimana anaknya tampak terganggu oleh adegan-adegan yang dia saksikan saat bekerja menangani virus corona di Allen.

Baca Juga: Cegah Corona ala Kampung di Pasuruan: Warga Dilarang Kunjungi Istri Muda

"Dia mencoba melakukan pekerjaannya, dan itu membunuhnya," kata Phillip Breen kepada Times.

"Dia benar-benar di parit garis depan," lanjutnya.

Pria 71 tahun itu mengatakan, Breen tidak memiliki riwayat penyakit mental, tetapi selama percakapan terakhir mereka, dia melihat putrinya terlihat aneh. Hal itu membuatnya mulai curiga bahwa ada sesuatu yang salah.

Baca Juga: Tak Hanya Manusia, Gorila Ini Ikut-ikutan 'Timbun Makanan' untuk Hadapi Corona

"Pastikan dia dipuji sebagai pahlawan, karena yang dia (lakukan). Dia adalah korban seperti halnya orang lain yang telah meninggal," katanya.

Terletak di Manhattan utara, Rumah Sakit Allen tampak begitu kewalahan sejak wabah COVID-19 dimulai. Dengan kapasitas 200 pasien, rumah sakit tersebut kini menampung sebanyak 170 pasien COVID-19.

Artikel Lainnya

Dokter pengobatan darurat, Dr. Dara Kass, yang bekerja dengan Breen di fasilitas itu mengatakan, bahkan saat libur pun, Breen masih sempat menghubungi rekan-rekannya untuk memastikan bagaimana keadaan mereka. Breen juga menawarkan bantuan, jika rekan-rekannya membutuhkan tambahan peralatan medis.

"Dia dokter yang selalu menjaga kesehatan dan kesejahteraan orang lain," kata Kass.

Tags :