Terbongkar, Virus Corona Diduga Karena Eksploitasi Satwa Liar! Manusia Serakah?
22 April 2020 by Ike DewiPara pecinta lingkungan pasti setuju jika lebih baik kita berhenti mengeksploitasi satwa liar
Wabah penyakit memang telah terjadi beberapa kali di dunia, salah satunya adalah pandemi Corona (Covid-19) yang saat ini kita rasakan. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Proceedings B sebagaimana dikutip dari BBC News Indonesia, Jumat (10/04/2020), eksploitasi alam dapat menyebabkan penularan virus kepada manusia, yang mana bisa saja menyebabkan pandemi.
Perdagangan, perburuan dan hilangnya habitat hewan-hewan liar, menurut para ahli, dapat meningkatkan risiko wabah penyakit. Coronavirus yang diduga kuat berasal dari kelelawar dan hewan lain, yang kemungkinan adalah trenggiling yang dapat menularkannya pada manusia.
Baca Juga : Perkenalkan, Pasar Tomohon, Pasar Paling Sadis di Indonesia yang Akan Membuatmu Kencing di Celana
Hubungan kepunahan dengan penularan penyakit
Pada studi terbaru, beberapa peniliti mengumpulkan makalah ilmiah mengenai penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia, lalu data tersebut dihubungkan dengan data perihal risiko kepunahan yang disusun International Union For Conversation of Nature (IUCN). Hewan-hewan liar yang berisiko menghadapi kepunahan akibat eksploitasi manusia diduga dapat menyebabkan penyakit akibat virus yang ditularkan. Hal serupa juga berlaku bagi hewan yang berisiko punah akibat kehilangan habitat mereka.
Ketika habitat alaminya berkurang, satwa liar semakin dekat dengan manusia, ucap Dr Christine Johnson dari University of California, AS, terhadap BBC News.
Lebih jelasnya, maksud dari pernyataan tersebut adalah jika hewan liar yang berisiko punah menjadi memiliki kontak lebih dekat dengn manusia maka penularan virus dari hewan ke manusia akan sangat mungkin terjadi.
Kehidupan satwa liar juga bergeser untuk mengakomodasi kegiatan manusia (anthropogenic) dan modifikasi bentang alam. Ini mempercepat timbulnya penyakit dari satwa liar, yang menempatkan kita pada risiko pandemi karena kita semua terhubung secara global melalui perjalanan dan perdagangan, terangnya
Dr Johnson juga menambahkan bahwa eksploitasi satwa liar yang dulunya berlimpah tidak hanya berdampak pada penurunan jumlah spesien, namun juga berakibat pada risiko munculnya penyakut menular. Bentuk eksploitasiseperti perburuan dan perdagangan satwa liar memang kerap terjadi di beberapa tempat. Para ilmuan telah mengkaji beberapa penyakit yang berasal dari hewan seperti Sars, Mers, Ebola dan sekarang Covid-19.
Peluang penularan yang besar juga terjadi di pasar yang menjual hewan liar yang bercampur dengan manusia. Di tempat demikian, mudah bagu penyakit untuk berpindah antar spesies yang umumnya tidak akan menyatu di dunia alami.
Kemunculan penyakit yang terjadi di mana saja dapat mempengaruhi kita semua dan kita semua harus memahami dampak yang kita alami ketika kita berinteraksi dengan satwa liar, menyadari bahwa muculnya penyakit adalah masalah lingkungan dan menemukan cara yang lebih berkelanjutan untuk hidup berdampingan, imbuhnya
Baca Juga : Santuy! Jumlah Korban Corona Naik, Pasar Tomohon Manado Tetap Jualan Kelelawar!
Munculnya pandemi corona menumbuhkan kesadaran bagi manusia bahwa kesehatan manusia terhubung dengan kesehatan hewan, serta yang lebih luas lagi kesehatan seluruh makhluk juga terkait dengan kesehatan planet bumi.