Takut Langgar Syariat Islam, Pemda Gresik Bikin Patung Gajah dengan Desain Abstrak

Patung Gajah Mungkur dengan desain abstrak | google.com

Mending nggak usah bikin patung dari awal, Pak.

Patung adalah salah satu bentuk karya seni rupa yang sudah ditemukan sejak ratusan tahun silam. Biasanya, patung akan dibentuk semirip mungkin dengan objek yang menjadi inspirasi. Seiring perkembangan seni, patung kini memiliki desain-desain abstrak. Tentu saja, butuh sensitivitas seni tinggi untuk mengerti makna dari patung abstrak tersebut.

Bicara soal patung abstrak, baru-baru ini ada sebuah patung di Gresik, Jawa Timur, yang menjadi perhatian warga. Patung tersebut adalah patung Gajah Mungkur yang cukup ikonik di Gresik. Patung ini terletak di perlimaan Sukorame, kota Gresik. Namun, desain patung Gajah Mungkur yang terbaru ini bikin dahi berkenyit karena bentuknya yang abstrak.

Alih-alih tampil gagal, patung gajah mungkur tersebut malah terkesan lucu. Bentuknya cuma separuh, tidak ada kuping, tidak ada wajah, dan seolah-olah belalai tumbuh dari perutnya. Padahal, anggaran untuk membuat patung ini lumayan mahal, loh, yaitu mencapai Rp 1 miliar. Dana tersebut merupakan CSR dari PT Petrokimia Gresik.

Alasan desain patung Gajah Mungkur dibuat abstrak adalah karena pihak pemerintah, khususnya Dinas PUPR, tidak mau melanggar syariat Islam. Dalam syariat Islam, tidak boleh membuat sesuatu menyerupai bentuk asli yang bernyawa.

Baca Juga: Pose Pada Patung Kuda Itu Ada Artinya, Bukan Cuma Nilai Estetika. Apa Kamu Tahu Apa Maknanya?

Gresik ini kan kota Wali. Dan dalam syariat Islam itu tidak boleh membuat patung atau sesuatu yang bernyawa menyerupai bentuk aslinya. Maka dari itu, patung kita bangun dalam bentuk abstrak," ungkap asisten II Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Gresik, Ida Lailatussa'diyah.

Tak ayal, desain ini mengundang cibiran dan kecaman dari warga serta netizen. Mereka menilai anggaran besar tersebut berakhir sia-sia, karena landmark Gajah Mungkur tidak punya nilai ikonis sama sekali. Menurut warga, seharusnya landmark itu dibuat secara serius dan seotentik mungkin agar benar-benar bisa jadi representasi Kota Gresik.

Seperti di Jalan Kebomas, landmark Lontar. Masak bentuknya seperti itu, tidak iconic. Seharusnya landmark itu menandakan kota Gresik. Sehingga saat menjadi objek foto, orang sudah tahu jika mereka di Gresik. Nah ini apa, hanya jadi pajangan saja,” ujar salah satu warga.

Tidak hanya warga biasa, ahli waris Rumah Kuno Gajah Mungkur juga tidak terima dengan desain abstrak tersebut. Ternyata, pihak berwenang tidak meminta izin sama sekali kepada mereka saat merancang gajah abstrak itu.

Baca Juga: Tak Hanya KKN di Desa Penari, Ini Mitos Patung yang Menari Saat Tengah Malam di Sulut

Patung Gajah Mungkur abstrak | radarsurabaya.jawapos.com
Artikel Lainnya

Kami merasa dilangkahi karena sejauh ini pihak yang berwenang belum meminta izin kepada kami selaku ahli waris," terang salah satu ahli waris Rumah Gajah Mungkur, Akhmad Choiri.

Duh, ada-ada saja, ya. Kalau emang mau mengikuti syariat Islam, seharusnya nggak usah dibuat patung sekalian. Daripada bikin nanggung dan malah menjadi polemik seperti ini. Kalau menurutmu sendiri gimana?

Tags :