Tak Terima Sang Ibu Lebih Pilih Brondong, Pria ini Nekat Carok Sampai Tewas!

Masyarakat Madura benar-benar dikenal menjunjung tinggi harga diri, sehingga tak jarang warganya terlibat carok

Seorang pemuda berinisial MJ (23) asal Desa Lantek Barat, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan tega menghabisi nyawa tetagganya, MDS (18) menggunakan celurit. Awalnya viral penemuan sosok mayat laki-laki yang tergeletak di lahan kosong Desa Lantek Timur, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan pada Minggu (26/4/2020).

Sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com (27/4/2020), motif pembunuhan itu terungkap dalam sebuah pres rilis ungkap kasus Satreskrim Polres Bangkalan Senin lalu. Ternyata pelaku merasa dendam dan sangat kesal terhadap korban yang diduga selingkuh dengan ibunya.

Hasil pemeriksaan, motif pelaku sakit hati. Korban diduga selingkuh dengan ibunya. Kasus ini masih terus didalami,

jelas AKB Rama dari Kapolres Bangkalan.

pelaku saat pres rilis ungkap kasus Satreskrim Polres Bangkalan | detik.com

Pelaku Sakit Hati Karena Korban Menjalin Hubungan Asmara Dengan Ibunya

Hubungan asmara antara korban yang masih 18 tahun dengan ibu pelaku diduga terjadi di Malaysia. AKB Rama menambahkan bahwa sebenarnya antara pelaku dan korban telah saling sepakat untuk tidak bertemu lagi, pelaku meminta MDS tidak lagi menampakkan diri di Kecamatan Galis. Akan tetapi, korban ternyata masih muncul di area tersebut sehingga membuat pelaku geram. Ketika bertemu, korban juga sempat melarikan diri dan meninggalkan sepeda motor miliknya lantaran gugup.

Ia malah kabur setelah melihat saya, motornya ditinggal. Ia merasa sudah salah. Saya tidak terima karena berhubungan dengan orang tua,

ucap pelaku.

Akibat perbuatannya tersebut, MJ dijerat pasal 338 KUHP tentang menghilangkan nyawa orang. Satreskrim Polres Bangkalan dan Unitreskrim Polsek Galis telah mengumpulkan beberapa barang bukti seperti celurit yang lepas dari gagangnya, sepeda motor serta dompet korban.

Baca Juga : Berebut Cinta Janda, Dua Pria Terlibat Duel Sengit Menggunakan Celurit!

pres rilis ungkap kasus Satreskrim Polres Bangkalan | suarajatim.id

Lebih Baik Putih Tulang Daripada Putih Gigi

Masyarakat madura memang dikenal memegang teguh prinsip sebagaimana peribahasa yang berbunyi “Lebih baik putih tulang daripada putih mata” artinya lebih baik mati daripada menanggung malu. Saling bunuh dengan celurit di Pulau Garam tersebut memang kerap terjadi, motif dibalik pembunuhan sadis itupun seringkali berkaitan dengan balas dendam dan sakit hati. Kasus di atas bukan yang pertama kali terjadi di Madura.

Seperti yang dikutip dari portalmadura.com, sekitar lima orang terlibat adu carok di Desa Naporan Laok, Desa Ketapang Timur, Sampang, Madura pada Sabtu (8/4/2017). Peristiwa itu mengakibatkan tiga orang tewas di lokasi kejadian yaitu Mustofa, Sitina dan Saliman, sedangkan Muhammad Habibi dan Dur mengalami luka parah.

Lagi-lagi lantaran dendam karena Muhammad dan Saliman menduga ayah mereka meninggal akibat disantet oleh tetangganya, Mustofa. Saat kedua orang itu menyerang Mustofa di rumahnya menggunakan celurit, keluarga Mustofa yang tidak terima lantas membantu untuk melakukan perlawanan. Terjadilah carok yang melibatkan lima orang tersebut dan akhirnya berujung maut.

Baca Juga : Pembantaian Sadis ABK KM Mina Sejati, Dibunuh Teman Sendiri Saat Tertidur Lelap!

Artikel Lainnya

Carok yang dilakukan oleh orang-orang Madura bertujuan untuk melindungi harga diri masing-masing keluarga, mereka sangat terkenal menjunjung tinggi harga diri.

Ketimbang hidup berputih mata (malu), lebih baik putih tulang (mati), mungkin halitulah yang membuat banyak orang memiliki stereotip negatif terhadap rakyat Madura, banyak orang yang ketakutan dan langsung memberi label “kasar” terhadap masyarakat Madura. Meski sebenarnya hal demikian tidak patut dipukul rata.

Tags :