Kisah 3 Orang Terpidana Mati yang Tetap Mampu Hidup Meski Kepalanya Sudah Dipenggal
10 Maret 2021 by Talitha FredlinaKok bisa ya sudah dipenggal tapi masih bisa hidup?
Pernahkah kamu bayangkan hidup tanpa kepala? Tentu saja kita sebagai manusia normal tidak mampu membayangkan hal tersebut. Namun dalam catatan sejarah, terdapat beberapa manusia yang anehnya sempat mampu hidup tanpa kepala meskipun kemudian ia tetap meninggal dunia.
Kamu pasti bertanya-tanya apakah benar ada orang yang mampu hidup tanpa kepala meski hanya sebentar? Nah, biar gak penasaran, berikut ulasannya untuk kamu semua!
Dietz von Schaumburg
Pada tahun 1663, terdapat seorang prajurit bayaran beserta empat rekannya yang akan dieksekusi mati oleh Raja Bavaria. Salah satu prajurit tersebut bernama Dietz von Schaumburg.
Ia beserta rekan-rekannya harus rela mendapatkan hukuman mati lantaran dianggap melakukan pemberontakan. Sesuai dengan kebijakan raja, sebelum terpidana mati dieksekusi, ia diperbolehkan untuk meminta satu permintaan terakhirnya.
Dietz pun kemudian meminta untuk dipenggal paling pertama. Ia lalu memohon kepada sang raja agar keempat rekannya berbaris dengan jarak 2 sampai 5 meter tiap-tiap orangnya.
Baca Juga: Kisah Mistis Pedagang Gunakan Jimat Penglaris, Usahanya Bangkrut hingga Diikuti Makhluk Hitam
Tak hanya itu, ia pun meminta kepada sang raja agar mengabulkan permohonan terakhirnya, yakni jika setelah kepalanya terpenggal dan jatuh ke tanah ia masih mampu berlari menuju rekan-rekannya, maka raja harus membebaskan mereka semua. Menganggap permintaan tersebut adalah sesuatu yang mustahil, raja pun mengiyakannya.
Eksekusi pun dilaksanakan. Raja Bavaria meminta para algojo untuk memenggal kepala Dietz. Namun, yang terjadi setelahnya sungguh di luar dugaan. Setelah kepalanya terpenggal dan jatuh ke tanah, tubuh Dietz nyatanya masih mampu berlari menuju rekan-rekannya tersebut.
Setelah melewati mereka, barulah tubuh Dietz roboh dan mati. Raja bungkam, bingung, dan tak mampu berkata apa-apa melihat kejadian aneh ini. Ia pun akhirnya mengampuni dan membebaskan keempat prajurit bayaran yang tersisa.
Anne Boleyn
Anne Boleyn merupakan ibu kandung dari Ratu Elizabeth I. Ia pernah menjadi ratu Inggris pada periode 1533 hingga 1536. Menurut legenda, Anne merupakan sosok yang dikagumi sekaligus dibenci oleh rakyat Inggris. Karena itulah sosok Anne Boleyn menjadi sosok yang dianggap kontroversial di mata dunia, terutama rakyat Inggris.
Nah, sebelum menjadi ratu, Anne Boleyn menikah dengan Raja Henry VIII pada tahun 1532. Namun pernikahan tersebut berlangsung secara rahasia dan dianggap tidak sah. Oleh karena itu, dilangsungkanlah acara pernikahan Raja dan Ratu secara terbuka pada tahun 1533.
Selang beberapa waktu, Raja Henry VIII merasa jenuh dan bosan kepada Anne. Ia pun bahkan main mata dengan salah satu dayang Anne yang bernama Jane Seymour. Raja Henry pun memikirkan cara agar dapat segera menikahi Jane tanpa harus menyalahi aturan kerajaan.
Baca Juga: 5 Tarian Mistis Warisan Nenek Moyang Ini Bisa Bikin Kalian Merinding
Pada akhirnya, ia mendapatkan ide untuk membuat sebuah berita perselingkuhan yang dilakukan oleh Anne. Tentu saja sang raja tidak bekerja sendirian. Ia dibantu oleh Thomas Cromwell, orang kepercayaan raja serta politisi modern yang menentang kebijakan Gereja Katolik. Selain Thomas, nama Percy juga diikutsertakan dalam skenario Raja Henry VIII.
Skenario dari Raja Henry sukses dan Anne pun dijebloskan ke dalam penjara. Ia dituduh telah berzina dengan Percy serta empat orang pria lainnya, termasuk saudaranya sendiri, George Boleyn. Pengadilan Inggris kemudian memutuskan untuk menghukum mati Anne dengan cara dipenggal.
Nah, sesaat sebelum dieksekusi di hadapan rakyat Inggris, Anne tampak melantunkan doa dan pujian kepada Tuhan. Sang algojo pun kemudian dengan segera menebas kepala Anne dengan sebuah pedang.
Namun, seluruh rakyat dan keluarga kerajaan Inggris terkejut tatkala melihat bibir Anne masih terus bergerak melantunkan doa meski kepalanya sudah dipenggal dan terpisah dari tubuhnya. Sungguh mengerikan, ya?
Henri Languille
Kisah terakhir berasal dari seorang narapidana yang bernama Henri Languille. Ia merupakan seorang pembunuh yang kemudian berhasil ditangkap dan dihukum mati oleh pihak pengadilan.
Tepat pada tahun 1905, Henri dihukum mati di hadapan banyak orang. Dalam eksekusi tersebut, hadir pula seorang ahli forensik yang bernama Dr. Gabriel Beauriex. Eksekusi pun kemudian dilakukan.
Baca Juga: Akhirnya Bisa Tidur Nyenyak! Ternyata Begini Cara Nulis Papan Harga di Supermarket
Setelah eksekusi dilakukan, hal yang gak masuk akal dan cenderung mengerikan pun terjadi. Para algojo pun kemudian memenggal kepala Henri. Setelah terjatuh, kepala Henri diambil dan diangkat oleh Dr. Gabriel.
Anehnya, ketika sang dokter memanggil namanya, kelopak mata Henri tiba-tiba terbuka dan langsung menatap Dr. Gabriel. Keanehan ini bahkan terjadi hingga dua kali. Sementara untuk kejadian yang ketiga, Henri tidak lagi merespon panggilan sang dokter. Saat itulah Henri benar-benar dinyatakan telah meninggal dunia.
Sungguh aneh sekaligus mengerikan bukan ketiga kisah di atas? Sekarang pertanyaannya adalah apakah setelah kepalanya dipenggal manusia akan langsung meninggal? Ataukah kita mampu untuk tetap hidup meski hanya sebentar saja? Tentu ini menjadi teka-teki yang kayaknya sukar untuk ditemukan jawabannya.