Temukan Rambut dalam Makanan, Seorang Suami Tega Gunduli Istrinya

Pria ini dijatuhi hukuman penjara paling lama 14 tahun.
Pria ini dijatuhi hukuman penjara paling lama 14 tahun. | www.pmnewsnigeria.com

Hanya karena rambut yang bisa disingkirkan dengan mudah, pria ini membabat habis mahkota istrinya.

Menemukan rambut dalam makanan mungkin bukan pengalaman asing bagi kita. Kerontokan memang hal yang tidak bisa dihindari, dan makanan memang sering menjadi tempat mendarat bagi rambut-rambut yang sudah meninggalkan akarnya.

Akan tetapi, bagi Bablu Mondal (35), tampaknya menemukan rambut dalam makanan bukan hal yang sepele. Bahkan gara-gara itu, dia sampai tega menggunduli istrinya sendiri.

Pria ini dijatuhi hukuman penjara paling lama 14 tahun.
Di Bangladesh, hak asasi perempuan memang masih dalam penanganan yang sangat kurang maksimal. | www.eastcoastdaily.in

Dilansir dari Hype.grid.id, seorang pria di Bangladesh tega menggunduli istrinya sampai botak hanya karena dia menemukan rambut istrinya dalam makanan yang hendak dia santap.

"Suaminya menemukan selehai rambut di nasi sarapan yang disiapkan oleh istrinya," ujar Shahriar Khan, kepala kepolisian setempat yang mengusut kasus kekerasan dalam rumah tangga tersebut.

Baca juga: Meski Berdarah-darah, Driver Ojol Ini Tetap Selesaikan Orderan dari Kustomernya!

"Dia (suami) marah saat melihat rambut istrinya dan mulai menyalahkannya, lalu dia mengambil pisau dan dengan paksa menggunduli rambut istrinya," ungkapnya lagi.

Atas perbuatan terhadap istrinya ini, akhirnya Bablu Mondal dijatuhi hukuman penjara paling lama 14 tahun.

Pria ini dijatuhi hukuman penjara paling lama 14 tahun.
Pada enam bulan awal 2019, terhitung ada 630 kasus kekerasan terhadap perempuan di Bangladesh. | www.msn.com

Di Bangladesh jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan memang masih menjadi masalah pelik dan dinilai meresahkan. Bangladesh memang dikenal sebagai negara yang penduduknya represif terhadap perempuan.

Kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang menimpa perempuan Bangladesh tidak begitu menjadi nada-nada sumbang di sana saking lumrahnya. Sehingga perempuan seolah menjadi warga 'kelas dua' di sana.

Baca juga: Cewek Jepang ini Punya Wajah Cantik, Tapi Sayang, Bentuk Tubuhnya Malah Bikin Minder Pria!

Sebuah kelompok penegak hak asasi manusia di Bangladesh, Ain o Salish Kendra, mencatat bahwa pada pertengahan awal 2019, rata-rata ada tiga kasus pemerkosaan setiap harinya. Pada enam bulan pertama tahun ini saja, mereka sudah mendokumentasikan 630 kasus pemerkosaan yang terjadi sejak awal tahun.

Sebanyak 37 di antaranya ada yang dibunuh setelah diperkosa, dan ada 7 korban yang tidak sanggup menerima siksaan batin setelah diperkosa sehingga memutuskan bunuh diri.

Artikel Lainnya

Sama seperti di Indonesia yang RUU PKS ditunda, di Bangladesh pun belum ada hukum yang cukup kuat untuk melindungi para perempuan sehingga banyak di antara mereka yang harus menerima pelbagai kekerasan setiap harinya. Mirisnya, pelaku-pelaku kekerasan di sana banyak sekali yang tidak menerima hukuman setimpal atas perbuatannya.

Tags :