Menyentuh! Siswa Tak Punya Ponsel, Guru di Jatim Harus Mengajar dari Rumah ke Rumah
20 April 2020 by Mabruri Pudyas SalimTak hanya materi pelajaran, pak guru ini juga meminta siswa untuk bantu orangtua.
Tidak diragukan lagi jika wabah COVID-19 merupakan masalah yang sangat serius. Wabah ini memaksa orang-orang untuk membatasi mobilitasnya dan melakukan berbagai macam kegiatan di rumah, termasuk kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka di kelas, sekarang harus dilakukan di rumah. Hal ini tentu memaksa guru dan siswa harus memanfaatkan teknologi untuk dapat meneruskan materi pelajaran secara online.
Sayangnya praktik pembelajaran online dirasa kurang efektif mengingat tidak setiap siswa atau guru memiliki perangkat yang layak untuk melakukan pembelajaran secara daring. Misalnya saja apa yang dilakukan oleh Pak Guru Avan.
Pria yang bernama lengkap Avan Fathurrahman (39) ini merupakan salah seorang guru yang bertugas mengajar di SD Negeri Batubutih Lok 3, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Sama seperti guru-guru lainnya, dia juga diminta untuk memberikan materi pelajaran secara online.
Baca Juga: Sudah Keciduk Aparat, Pelaku Balap Liar Ini Masih Dapat 'Siraman Rohani' Emak-emak
Sayangnya, praktik pembelajaran secara daring yang telah dianjurkan ini tidak bisa dilakukan dengan mudah bagi Avan dan siswanya. Hal itu disebabkan karena tidak setiap siswa memiliki perangkat yang memadai untuk melakukan pembelajaran secara daring. Jangankan laptop, ponsel saja ada yang tidak punya.
Meski demikian, Avan tetap tidak ingin menambah beban para orangtua/wali murid. Dia lebih memilih untuk mendatangi para siswanya satu per satu meski harus menempuh jarak yang lumayan jauh.
Kisah perjuangan Avan untuk mencerdaskan anak bangsa ini bahkan sampai viral di media sosial, terutama Facebook. Melalui unggahan di akun Facebook-nya, Avan Fathurrahman menceritakan pengalamannya bagaimana dia menunjukkan dedikasinya sebagai guru dengan mendatangi rumah murid-muridnya satu per satu untuk membimbing mereka belajar di rumah.
Baca Juga: Takut Kontak Langsung, Pelanggan Ini Serahkan Uang ke Kurir dengan Cara Dilempar dari Jauh
Diunggah pada Kamis (16/4/2020), kiriman Avan sudah menyebar dan dibagikan ulang lebih dari 5.200 kali. Dalam kiriman tersebut, Avan juga mengatakan bahwa kegiatan seperti itu telah ia lakukan selama berminggu-minggu sejak imbauan belajar di rumah disampaikan.
"Sudah beberapa minggu saya berada dalam posisi yang dilematis. Bukan masalah rindu. Tapi tentang imbauan Mas Mentri, agar bekerja dari rumah. Ini jelas tidak bisa saya lakukan, karena murid saya tidak punya sarana untuk belajar dari rumah. Mereka tidak punya smartphone, juga tidak punya laptop. Jikapun misalnya punya, dana untuk beli kuota internet akan membebani wali murid," tulis Avan.
Lebih lajut, Avan juga mengatakan bahwa ada sebagian dari orangtua/wali murid yang sampai berniat untuk melakukan pinjaman hanya untuk membeli ponsel agar anaknya bisa belajar di rumah dengan lancar.
Baca Juga: Bingung 5 Anaknya Tak Bisa Makan, Ayah di Batam Keliling Jual Hp Rusak Seharga Rp10 Ribu
"Karena mendengar kabar bahwa rata-rata, anak-anak harus belajar dari HP cerdas. Saya terkejut mendengar penuturannya. Lalu pelan-pelan saya bicara. Saya melarangnya. Saya memberikan pemahaman bahwa belajar di rumah tidak harus lewat HP. Siswa bisa belajar dari buku-buku paket yang sudah dipinjami dari sekolah. Saya bilang, bahwa sayalah yang akan berkeliling ke rumah-rumah siswa untuk mengajari," lanjut Avan dalam unggahannya.
Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (18/4/2020), Avan mengungkapkan bahwa kegiatan belajar di rumah seperti itu telah dimulai sejak awal bulan Maret 2020. Kala itu, Avan menyadari bahwa tak semua orangtua siswa memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas belajar online dari rumah. Awalnya, ia berpikir, situasi ini tak akan berlangsung lama.
"Ternyata diperpanjang, diperpanjang. Terus gimana dengan tugas itu? Gimana dengan mereka? Karena teman-teman (guru) yang lain, rata-rata yang mengajar di kota itu bisa berkomunikasi melalui gadget, bisa melalui video conference, dan lain-lain," ujar Avan.
Baca Juga: Ditangkap saat Layani Tamu, Waria Ini Ternyata Baru Duduk di Kelas 1 SMK
"Untuk siswa saya, ini tidak mungkin dilakukan, saya bisanya telepon. Bahkan telepon anak-anak itu kan orangtuanya yang punya (handphone). Kadang pernah telepon dan tidak diangkat, karena orangtuanya sedang kerja di luar," lanjut dia.
Karena kondisi yang tidak memungkinkan itulah, Avan memutuskan untuk memberikan materi pelajaran dengan cara mendatangi rumah para siswa satu per satu.
Tidak hanya menyampaikan materi berdasarkan kurikulum, Avan juga menyampaikan hal-hal lain, seperti membantu orangtua, menjaga kesehatan, memperkenalkan apa itu Covid-19, dan mengingatkan anak-anak untuk senantiasa beribadah.
Baca Juga: Terlanjur Nyaman, Napi Ini Tolak Bebas dari Penjara: Mending di Sini Banyak Teman
"Kalau saya ke sana itu, pertama, tanya tentang kegiatan keseharian. Jadi saya kan tahu sekarang tuntutan kurikulum tidak harus tercapai. Jadi tidak harus membebani siswa-siswa, tuntutan kurikulum harus tuntas, itu enggak. Di samping itu, saya juga meminta mereka, biasalah namanya juga guru, mengingatkan, jangan lupa shalat, ngajinya," jelas Avan.
"Misal pengetahuan soal Covid-19 ini, jadi saya juga bicara tentang itu. Yang pertama biar mereka tidak panik. Mungkin mereka tidak tahu ya apa itu corona, jadi saya sedikit berikan gambaran, tapi tidak terlalu detail. Yang penting mereka tahu sederhananya begini, terus bagaimana pencegahannya. Cuci tangan yang baik, jaga kesehatan, jaga jarak," sambung dia.
Avan menyadari bahwa langkahnya untuk mengajar siswa dari rumah ke rumah pada masa pandemi virus corona tidak sesuai dengan imbauan pemerintah. Akan tetapi, ia mengaku tak punya pilihan lain atas kondisi yang dihadapi siswanya.
"Di satu sisi saya memang paham bahwa saat ini tidak boleh keluyuran, tidak boleh ke mana-mana. Tapi memang, alhamdulillah di daerah saya itu masih zona hijau, itu yang pertama. Karena masih zona hijau, saya merasa insya Allah semoga aman saya jalan," tutup Avan.