Pilu! Siswa SMP di Malang yang Jadi Korban Bullying, Akhirnya Jari Tangannya Diamputasi

MS jadi korban bully di sekolah
MS jadi korban bully di sekolah | www.instagram.com

Korban dibanting ke paving hingga tangannya terluka

Beberapa waktu lalu, viral pelajar SMP di Malang menjadi korban perundungan atau bullying. Korban tersebut berinisial MS, siswa SMPN 16 Malang yang baru duduk di kelas VII. Ia menjadi korban pengeroyokan rekan sekolahnya sendiri.

Setidaknya MS dikeroyok 7 orang temannya dengan cara dibanting ke paving hingga dilempar ke pohon. Akibatnya jari tengah MS mengalami luka parah hingga lebam. Setelah diperiksa, ternyata jari tengah korban sudah tak berfungsi hingga akhirnya dokter memutuskan untuk mengamputasi.

1.

Jari tengah diamputasi

MS jadi korban bully di sekolah
MS saat dirawat di rumah sakit | jatim.suara.com

Dilansir dari Suara.com, Selasa (04/02/20), Jari MS (13) siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Kota Malang harus diamputasi. Keputusan itu diambil dari hasil observasi tim medis Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang dan memutuskan untuk mengamputasi jari tengah sebelah kanan MS.

Baca juga: Kepergok Sembunyi di Kolong Tempat Tidur, Suami Ngamuk Bunuh Selingkuhan Istri

MS sudah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Selama dirawat, tim dokter mengobservasi perkembangan jari tengah MS yang sudah membiru. Ternyata jari MS sudah tidak berfungsi dan mati rasa, sehingga dokter memutuskan mengamputasi jari tengah MS.

“Dari hasil observasi itu, ujung jarinya tidak berfungsi sehingga harus dilakukan amputasi. Jika tidak ada halangan operasinya dilakukan hari ini,” papar Taufik, paman korban, Selasa, (4/2/2020).

MS masih merasa terpukul dengan keputusan dokter yang akan mengamputasi tangannya. Ia terus menangis selama dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Usai Video Call dengan Suami, Ibu Muda Ini Gantung Diri di depan Bayinya

2.

Keluarga berharap pelaku dijatuhi hukuman

MS jadi korban bully di sekolah
Ibu korban saat temani MS di rumah sakit | www.tribunnews.com

Keluarga merasa sedih saat tahu jari MS harus diamputasi. Taufik menuntut pihak berwajib untuk memberi hukuman yang sepantasnya bagi ketujuh pelaku. Hal ini dikarenakan agar para pelaku merasa jera dan tak mengulanginya lagi di kemudian hari.

“Kami menyayangkan kejadian seperti ini, berharap ada efek jera, harus bertanggungjawab. Jangan sampai kejadian ini terjadi ke orang lain,” kata Taufik.

Baca juga: Tak Rela Ditinggal Mati, Suami Hidup Bersama Jenazah Istrinya Selama 17 Tahun

MS dikenal sebagai anak yang pendiam. MS yang hanya tinggal bersama ibunya itu tak pernah bercerita apa yang ia alami di sekolah. Awalnya MS enggan mengadukan pengeroyokan itu ke ibunya, namun saat didesak akhirnya ia mau bercerita.

“Keponakan saya ini anaknya pendiam, tidak suka mengadu. Ditanya dia awalnya tidak mengaku kalau di-bully oleh teman-temannya. Untuk itu kami datang ke sekolah mencari informasi,” tandas Taufik.

3.

Pelaku mengaku hanya iseng

MS jadi korban bully di sekolah
Polisi saat gelar konferensi pers | jatim.idntimes.com

Pernyataan Kepala Sekolah SMPN 16 beberapa waktu lalu menyebut perbuatan ketujuh pelaku hanya candaan biasa. Hal tersebut ditampik oleh kepolisian. Setelah para pelaku diamankan, mereka mengaku telah melakukan perundungan terhadap MS.

“Anak-anak ini mengaku mengangkat korban secara bersama-sama lalu dilempar ke paving, kemudian diangkat lagi dan dilempar ke pohon,” ujar Kapolresta Malang Kota, Kombespol Leonardus Simarmata, Selasa, (4/2/2020).

Baca juga: Ngeri! Pria Ini Tega Penggal Istri, Potongan Kepalanya Ditenteng ke Kantor Polisi

Para pelaku mengaku tak bermaksud mem-bully MS, namun hanya iseng. Meski demikian proses hukum akan terus berjalan. Ketujuh pelaku memang masih di bawah umur. Untuk itu polisi akan menindak perbuatan pelaku sesuai hukum peradilan anak.

“Dugaannya melanggar pasal 80 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang kekerasan yang dilakukan bersama-sama di muka umum. Tetapi karena terduga pelaku masih anak-anak, proses hukumnya sesuai dengan peradilan anak,” tandas Leo.

Artikel Lainnya

Kasus bully yang kerap terjadi di lingkungan sekolah harus menjadi perhatian khusus para orangtua maupun guru. Hal ini dikarenakan dampak bully bisa membuat korbannya merasa trauma dan menimbulkan luka fisik bahkan kematian.

Tags :