Darah Babi? Ini Tradisi Persembahan Suku Dayak Bidayuh dalam Ritual Pencucian Tengkorak

Sesembahan Suku Dayak Bidayuh di Ritual Pencucian Tengkorak!
Sesembahan Suku Dayak Bidayuh di Ritual Pencucian Tengkorak! | www.yukepo.com

Indonesia memang kaya akan budaya mistis!

Tradisi Gawai yang dilaksanakan turun temurun oleh suku Dayak Bidayuh, Kalimantan Barat sebagai perayaan dan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah, biasanya dilaksanakan tiap pertengahan tahun. Tradisi ini cukup menarik perhatian para wisatawan serta pemerhati budaya.

Ada banyak ritual dalam tradisi Gawai, salah satu yang paling unik adalah tradisi “Nyobeng” atau pencucian tengkorak. Ayo simak beberapa poin penting yang perlu kamu ketahui tentang tradisi ini.

1.

Titik pusat Tradisi Nyobeng

Sesembahan Suku Dayak Bidayuh di Ritual Pencucian Tengkorak!
Titik pusat Tradisi Nyobeng | www.goodnewsfromindonesia.id

Tradisi Nyobeng terkonsentrasi di Hlu Buei, Desa Sebujit, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Nyobeng sendiri berasal dari kata “Nibakng” yang berarti memandikan kepala atau tengkorak hasil “Ngayau” (perang).

Aktivitas perang saat ini memang sudah tidak ada dalam kebudayaan suku Dayak, tetapi tradisi Nyobeng tetap dilestarikan sebagai warisan dan penghormatan terhadap leluhur mereka.

Baca juga: 5 Kisah Mistis Terowongan di Amerika Ini Jangan Kamu Baca Sendiri

2.

Tarian Mistis Simaniamas

Sesembahan Suku Dayak Bidayuh di Ritual Pencucian Tengkorak!
Tarian Mistis Simaniamas | kahyangan.net

Mani artinya “Mandi” sedangkan Mas berarti “Emas”. Tari Simaniamas bisa diartikan sebagai prosesi penyucian diri dari segala macam bahaya, tarian ini menjadi ritual pembuka tradisi Nyobeng.

Tarian ini difungsikan sebagai penolak bala, serta ekspresi syukur atas limpahan berkat Tuhan yang sudah melindungi desa, ternak, dan hasil panen mereka. Tarian ini memiliki kekuatan magis saat penari dirasuki roh para leluhur mereka.

3.

Prosesi pencucian tengkorak

Sesembahan Suku Dayak Bidayuh di Ritual Pencucian Tengkorak!
Prosesi pencucian tengkorak | adira.co.id

Suku yang menang dalam peperangan, akan membawa pulang bukti kemenangan berupa kepala musuh ke desanya. Kemudian penduduk desa akan mengadakan ritual penyambutan, kepala tersebut akan disimpan di bagian atas bambu.

Baca juga: Ngeri! Berbagai Lokasi Angker di Pelembang Ini Bikin Bulu Kuduk Berdiri

Para pejuang perang yang kebanyakan kaum lelaki, akan memanjat bambu tersebut dengan posisi terbalik, seperti panjat pinang sebagai simbol untuk menunjukkan keperkasaan mereka.

Saat ini prosesi tersebut sudah berubah, tengkorak tidak lagi disimpan di ujung bambu yang dipanjat para lelaki. Peti-peti berisi tengkorak, baru akan dikeluarkan setelah prosesi panjat selesai.

Para wisatawan pasti akan merinding menyaksikan peti tengkorak diturunkan dari Balug (rumah adat suku Dayak Bidayuh), apalagi saat tengkorak dikeluarkan satu per satu dan ditaruh di piring besar.

Tengkorak tersebut akan dicuci dengan darah babi yang sebelumnya sudah diikat erat pada sebatang kayu. Ketua adat akan menancapkan tombak ke arah leher babi sambil merapalkan mantra. Tetua lainnya kemudian akan menebas leher babi dengan “Mandau” (parang khas suku Dayak).

Baca juga: Merinding! 6 Patung Ini nggak Cuma Mengerikan, Tapi Juga Sangat Mematikan

Darah babi yang mengalir akan ditadah langsung dengan tangan. Lalu ditampung dalam sebuah mangkuk. Kemudian disapukan pada tengkorak sambil tidak henti-hentinya mantra dibacakan.

Bukan hanya isinya saja, peti penyimpanan tengkorak juga dibersihkan. Kamu bakal merasakan keheningan yang dahsyat saat prosesi pencucian ini. Setelah selesai, tengkorak dikembalikan ke tempatnya semula.

4.

Persembahan dalam Tradisi Nyobeng

Sesembahan Suku Dayak Bidayuh di Ritual Pencucian Tengkorak!
Persembahan dalam Tradisi Nyobeng | www.goodnewsfromindonesia.id

Dalam peti penyimpanan tengkorak, juga disimpan benda pusaka, dan jimat-jimat lainnya. Sebelum diturunkan dari Balug dan disapu dengan darah babi, benda-benda dalam peti tersebut akan diolesi minyak. Ketua adat akan mempersembahkan satu ekor ayam, beliau akan memotong lehernya, lalu darahnya juga ikut dioleskan ke semua benda di dalam peti.

Baca juga: Jadi Sarang Jin dan Dedemit, 5 Kawasan Mistis Ini Dekat dengan Permukiman Warga

Ketua adat juga akan menyimpan sesajian di dapur berupa sirih, gambir, kapur, pinang, tuak, daun jeruk dan bawang kucai dalam tampah. Persembahan lainnya adalah penyembelihan seekor anjing.

5.

Jimat penjaga desa

Sesembahan Suku Dayak Bidayuh di Ritual Pencucian Tengkorak!
Jimat penjaga desa | www.cnnindonesia.com

Seperti yang sudah umum diketahui, suku Dayak memiliki beragam jenis jimat, mulai dari jimat pelindung hingga pemikat. Jimat-jimat ini sangat populer dan banyak diminati, bahkan oleh penduduk di luar pulau Kalimantan, begitu juga dengan tengkorak hasil Ngayau.

Tengkorak tersebut diyakini akan menjadi penjaga ketentraman dan keamanan desa. Roh pemilik tengkorak dipercaya bisa mengusir roh jahat yang kerap mengganggu penduduk desa. Oleh karena itu, penting bagi suku Dayak Bidayuh untuk melakukan ritual mencuci dan memberikan sesajian dalam tradisi Nyobeng.

Artikel Lainnya

Hayo, siapa yang berani menyaksikan langsung tradisi Nyobeng ini? Kalau kamu salah satu pengagum budaya suku Dayak, kayaknya perlu meluangkan waktu untuk berkunjung ke Kalimantan Barat di pertengahan tahun depan. Berani?

Tags :