Tak Kalah Mengerikan dari Kuntilanak, Deretan Hantu Ini Juga Mengintai Tanah Borneo!
21 Oktober 2019 by Muhammad Sidiq PermadiHantu di Tanah Borneo ini bikin merinding
Kamu mungkin sudah tidak asing dengan hantu Pontianak, sosok arwah perempuan yang tewas saat hamil dan gentayangan mengincar wanita hamil atau melahirkan. Ternyata, ada banyak jenis hantu yang tidak kalah mengerikan menghuni Tanah Borneo. Hantu-hantu tersebut bersembunyi di rimbunnya hutan yang gelap dan sungai-sungai yang dalam - tersebar di wilayah yang sangat luas namun terpencil.
Hantu-hantu ini tidak segan memangsa korbannya dengan cara yang sadis. Oleh karena itu suku Dayak kerap menasehati anak-anaknya untuk terus waspada dan mengenali kehadiran 6 hantu-hantu yang mengerikan ini!
Bangsi
Bangsi diyakini hidup di pedalaman hutan Kalimantan, sosoknya menyerupai seorang wanita membuatmu menjerit ketakutan kalau menemukannya. Bangsi menggendong bayi dengan tali pusar yang masih terjulur dari kemaluan ibunya.
Kehadirannya ditandai dengan tujuh bercak darah di atas tanah. Di jejak bercak darah yang ketujuh, Bangsi akan melemparkan bayinya ke arah korban, kemudian bayi tersebut akan langsung melekat dan mengisap darah korban hingga mati seperti mayat kering. Bangsi juga ikut mengisap darah dari tali pusar yang menjulur.
Baca juga: Ngeri! Inilah 6 Makhluk Mitologi Paling Aneh yang Dimiliki Jepang
Lungun
Berbeda dengan sosok hantu yang lain, Lungun adalah peti mati suku Dayak. Lungun yang berisi jenazah tidak dikebumikan seperti jasad pada umumnya, tetapi ditempatkan dekat pohon besar.
Namun bukan jenazah di dalamnya yang menghantui, melainkan peti mati itu sendiri. Konon, Lungun akan mengejar korbannya, gerakannya seperti lesung yang sedang menumbu, lalu menimpanya hingga tewas.
Rabing
Rabing diyakini sebagai hantu yang menghuni kedalaman sungai Kalimantan. Sosoknya menyerupai tikar yang kerap menggulung korban saat berenang, tetapi kadang digambarkan seperti penyu sungai yang cangkangnya lunak.
Baca juga: Ini 5 Video Iklan Paling Menyeramkan yang nggak Cocok Buat Para Penakut
Kedatangannya ditandai dengan kondisi sungai. Jika terlihat tenang di permukaan, namun di dalam air terasa gelombang berputar, tandanya kamu harus waspada, karena bisa jadi Rabing hendak memangsamu.
Kayau
Mendengar namanya saja, biasanya masyarakat Kalimantan sudah merinding ketakutan. Kayau ini memang sangat terkenal, sosoknya disebut sebagai suku asli Dayak pedalaman yang gemar berburu kepala manusia.
Sosok ini tidak mengenal korbannya orang asing atau anak kecil sekalipun. Namun mereka bisa dibilang bukan hantu, ya. Pada masa kolonial, Belanda bahkan banyak yang enggan melakukan invasi ke Kalimantan, karena takut menjadi buruan Kayau.
Takau
Takau dianggap makhluk paling kuat karena bisa merubah wujudnya menjadi beragam sosok, yang paling sering adalah berubah menjadi kucing dan kerap menggoda serta mengajak manusia melakukan perbuatan sesat. Karena sering berubah wujud, keberadaannya tidak dapat diprediksi dan tidak bisa ditebak tanda-tanda kehadirannya.
Baca juga: Kisah Horor dari Rumah Sakit Paling Angker yang Ada di Indonesia, Berani Baca?
Anak Sima
Anak Sima disebut sebagai anak kapang (terlahir dari hubungan gelap) yang dibuang ibunya ke pedalaman hutan setelah dilahirkan karena rasa malu. Anak Sima menangis kencang karena lapar dan kedinginan, tangisannya terdengar oleh Takau. Karena iba, Takau pun memelihara dan mencarikan makanan untuknya. Wah, hantu ternyata juga memiliki rasa empati, ya.
Makanan yang paling disukai Anak Sima adalah jantung manusia. Hantu ini diyakini memiliki ilmu pengasihan yang luar biasa. Ia menjebak mangsanya dengan tangisan yang membuat korbannya merasa prihatin. Kemudian ia akan memakan daging punggungnya sampai berlubang kemudian mengambil jantungnya.
Tiap suku di Indonesia memiliki pantangan tertentu yang berlaku di sekitar tempat tinggalnya, begitu juga di Kalimantan. Masyarakat setempat bahkan punya aturan tertentu sebelum memasuki hutan, atau berenang di sungai. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang aman dari gangguan hantu atau arwah. Kalau kamu berkesempatan berkunjung ke sana, upayakan untuk tetap menghormati etika adatnya, ya.