Gempa Besar Saat Maghrib, Pria Ini Tetap Khusyuk Imami Salat di Saat Warga Panik

Gempa Buleleng
Gempa Buleleng | www.tribunnews.com

Sarif tetap khusyuk imami salat maghrib di masjid meski gempa

Gempa kembali mengguncang wilayah Bali tepatnya di Kabupaten Buleleng. Gempa berkekuatan 5,1 magnitudo ini terjadi pada hari Kamis (14/11/19) pukul 17.21 WIB. Meski tak berpotensi tsunami, namun gempa tersebut membuat warga Buleleng panik. Pasalnya, banyak warga Buleleng yang masih trauma dengan gempa yang terjadi pada tahun 1976 silam.

Salah satu warga tersebut adalah Sarif. Warga Kecamatan Seririt ini mengaku trauma dengan gempa yang meluluhlantakkan Buleleng saat itu. Pada gempa hari Kamis kemarin, Sarif berhasil melawan traumanya demi menjalankan salat. Ia tetap mengimami salat maghrib di masjid, meski hampir semua warga telah mengungsi.

1.

Gempa Buleleng

Gempa Buleleng
Ilustrasi gempa | tirto.id

Dilansir dari Liputan6.com, Kamis (14/11/19), gempa dengan kekuatan magnitudo 5,1 mengguncang Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis (14/11/2019). Lindu terjadi pada pukul 17:21:39 WIB. Lewat laman resminya BMKG melaporkan lokasi gempa terletak pada 8,16 Lintang Selatan dan 114,90 Bujur Timur.

Warga Buleleng berhamburan ke luar rumah saat gempa terjadi. Gempa sebanyak 2 kali dengan guncangan yang cukup terasa itu membuat warga Buleleng panik hingga tidur di luar rumah sampai tengah malam. Hal ini dilakukan warga untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan.

Baca juga: Demi Sesuap Nasi, Ratu Kecantikan ini Nekat Jual Foto Bugil kepada Fansnya

“Masyarakat belum berani tidur di dalam rumah. Mereka tidur di emperan rumah. Mengantisipasi jika ada gempa susulan,” ujar tokoh masyarakat Desa Patas, KH Amar Ma’ruf, dilansir dari Tribunnews.com.

Gempa tersebut tak menimbulkan korban jiwa, namun 2 rumah warga Buleleng dilaporkan mengalami kerusakan.

2.

Warga teringat gempa tahun 1976

Gempa Buleleng
Suasana Buleleng usai gempa | news.detik.com

Salah seorang warga Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Sarif, mengaku trauma saat gempa mengguncang kampung halamannya. Pasalnya, Sarif teringat gempa tahun 1976 yang sempat meluluhlantakkan Kabupaten Buleleng hingga banyak menimbulkan korban jiwa.

Baca juga: Istrinya Hamburkan Uang Rp 600 Juta di Harbolnas, Pria Ini Hampir Bunuh Diri

“Saya sebenarnya sangat trauma dengan kejadian tahun 1976. Rumah saya saat itu hancur, rata dengan tanah. Saat itu saya hanya bisa tidur di pantai. Ya mudah mudahan kejadian serupa tidak terulang lagi,” ujar Sarif.

Saat gempa yang mengguncang Buleleng tahun 1976 terjadi, kakak dan iparnya tewas tertimpa menara masjid. Saat itu Sarif yang telah dikaruniai 2 anak mengaku khawatir tiap kali gempa terjadi.

Gempa Buleleng tahun1976 diketahui memiliki kekuatan 6,5 magnitudo yang membuat wilayah Kecamatan Seririt mengalami kerusakan parah hingga memakan 573 korban jiwa.

3.

Tetap khusyuk imami salat di masjid

Gempa Buleleng
Warga saat tidur di luar rumah | bali.tribunnews.com

Sarif yang merupakan seorang imam di sebuah masjid di Desa Pengastulan itu sempat khawatir jika terjadi gempa susulan pada hari Kamis (14/11/19) kemarin. Meski demikian, Sarif berhasil mengalahkan rasa traumanya dengan tetap berangkat ke masjid untuk melakukan salat berjemaah.

Baca juga: Suami Tiap Hari Cuma Rebahan, Istri yang Lagi Hamil Ditusuk Usai Suruh Pelaku Cari Kerja

“Saya sebagai imam di masjid itu. Jadi meski telah terjadi gempa, saya tetap harus memimpin umat untuk menjalankan ibadah. Anak-anak dan istri saya sudah pergi mengungsi. Saya tetap di rumah sudah pasrah saja,” kata Sarif.

Sarif bersyukur saat ia pasrah dan khusyuk melakukan salat maghrib di masjid, gempa susulan tak terjadi. Sarif juga bersyukur gempa yang cukup kencang itu tak sampai menimbulkan korban jiwa seperti gempa tahun 1976 silam.

Artikel Lainnya

BMKG menegaskan bahwa gempa yang terjadi di Buleleng pada hari Kamis (14/11/19) kemarin adalah gempa dangkal yang tak berpotensi tsunami. Menurut BMKG, gempa tersebut mirip dengan gempa Buleleng pada tahun 1976. BMKG meminta warga untuk tak panik dan tetap waspada.

Tags :