Pria Ini Penggal Kepala Bayi Berusia 8 Bulan, Tetangga: Seperti Adegan Film Horor
29 Oktober 2019 by Mabruri Pudyas SalimIbu korban ternyata terlibat dalam pembunuhan keji tersebut.
Seorang pria asal Belarus bernama Viktar Syarhel (48) tengah dalam penantiannya untuk menjalani eksekusi hukuman mati dengan cara ditembak kepalanya dari belakang. Dia harus merasakan hukuman yang pernah diberlakukan pemerintah Uni Soviet pada zaman Joseph Stalin, setelah memenggal kepala bayi berusia 8 bulan. Ibu korban, Natalya Kolb (26) juga dinyatakan bersalah dan menerima vonis hukuman penjara selama 25 tahun.
Seperti dilansir dari Daily Mirror via Kompas.com, Senin (28/10/2019), suami Natalya, Leonid mendapati putri kecilnya terkapar dalam kondisi bersimbah darah dan tak bernyawa, ketika ia sampai rumah bersama dua putranya. Diketahui bahwa sebelum kejadian Syarhel dan Natalya minum-minum bersama di apartemen.
Menurut laporan yang sama, bayi malang itu dibunuh dengan menggunakan pisau dapur. Tidak hanya itu, dia juga memiliki 46 luka di tubuhnya. Menurut keterangan tetangga, ketika mendapati putri kecilnya tewas mengenaskan, Leonid bereaksi seolah seperti sedang menyaksikan film horor.
Baca juga: Sambil Cium Keningnya, Perampok Bersenjata Ini Tolak Uang Pemberian Nenek-nenek
"Saat Leonid datang, dia seperti melihat adegan film horor," ungkap salah satu tetangga.
Dalam sidang yang berlagsung tertutup di Pengadilan Regional Brest, diketaui bahwa bayi malang itu sempat mendapatkan penyiksaan hingga menyebabkan 46 luka di tubuhnya. Akibat banyaknya luka tersebut bayi 8 bulan itu akhirnya meninggal.
Kasus ini sempat membingungkan para tetangga, karena menurut mereka Leonid dan Natalya merupakan pasangan yang bahagia. Bahkan pasangan suami istri tersebut sempat membaptis anaknya di sebuah Gereja Ortodox.
Baca juga: Sadis! Pria Ini Bunuh Pacarnya dengan Cara Menyayat Tubuhnya Sedikit demi Sedikit
Setelah terbukti bersalah atas kasus pembunuhan tersebut, Syahrel akhirnya menerima vonis hukuman mati. Eksekusinya akan dilakukan dengan cara ditembak di kepala dari belakang.
Sementara itu, meski terlibat dalam pembunuhan keji tersebut, Natalya terhidar dari hukuman mati. Sebab menurut hukum yang berlaku di Belarus, seorang perempuan tidak bisa dikenai hukuman mati. Sebagai gantinya, Natalnya menerima vonis penjara selama 25 tahun.
Sejak Uni Soviet pecah pada tahun 1991, Belarus telah menjatuhkan hukuman mati lebih dari 400 kali, termasuk hukuman untuk Syahrel. Bahkan berdasarkan data dari Amnesty International, sudah ada enam orang yang mendapat vonis hukuman mati antara tahun 2017-2018 di Belarus.
Terkait hukuman mati tersebut, Presiden Belarus, Alexander Lukashenko mengaku bahwa dia tidak menyukai jenis hukuman ini. Meski pada akhirnya, tanda tangannyalah yang membuat seseorang harus mati tertembak.
"Äpa kalian pikir saya suka hal ini, mempertimbangkan saya menandatanganinya, dan dengan kejam membuat seseorang tertembak?" tanya Lukashenko.
Baca juga: Bocah 6 Tahun Dipaksa Peregangan Kaki oleh Guru Tari, Akhirnya Malah Lumpuh
Namun demikian, dia tidak punya kuasa untuk membatalkan hukuman mati tersebut. Mengingat melalui referendum 1996, rakyat Belarus sendirilah yang menginginkan hukuman mati tetap diberlakukan.
"Jika rakyat menghendaki, tentu kami bakal menghentikannya. Sebab, kami mempunyai referendum," terang Lukashenko.