Pramugara Buka Paksa Pintu Toilet Pesawat Karena Penumpang 'Terlalu Lama' di Dalam
03 Januari 2021 by Rina Siti RahayuPenumpang kesal dan dianggap sebagai tindakan rasisme.
Toilet merupakan wilayah yang memberikan privasi bagi setiap orang. Bagaimana perasaanmu jika seseorang tiba-tiba mendobrak pintu toilet ketika kamu sedang berada di dalamnya? Tentu saja kamu akan marah. Hal ini terjadi pada salah seorang penumpang pesawat EasyJet dalam perjalanannya dari Maroko menuju Manchester pada awal Maret lalu.
Adil Kayani (35) masih duduk di toilet dengan celana yang diturunkan ketika salah satu kru kabin pesawat tersebut mendobrak pintu toilet. Adil merasa dipermalukan karena privasinya diganggu. Ia merasa menjadi seperti seorang kriminal selama sisa penerbangan.
"Saya mendengar ketika keras di pintu. Saya berteriak, 'Saya akan keluar sebentar lagi'. Saya sudah mengunci pintu, tapi kemudian kuncinya terbuka dan seorang pria dari kru kabin masuk. Saya berteriak dan dia segera berbalik sambil kembali menutup pintu," jelas Adil.
Ketika Adil sudah duduk di kursinya, salah seorang kru kabin mendatanginya untuk menyampaikan permohonan maaf. Pramugari tersebut menyampaikan bahwa hal tersebut menjadi bagian dari kebijakan keselamatan dan keamanan penerbangan.
"Saya menyampaikan kekecewaan saya, kemudian kembali ke kursi saya dan seorang pramugari mendatangi saya untuk memberi penjelasan. Dia mengatakan bahwa hal itu adalah bagian dari kebijakan keselamatan dan keamanan mereka," tambahnya.
Setelah tiba di Inggris, Adil menyampaikan keluhan kepada pihak maskapai. Adil ditawari kompensasi senilai 500 poundsterling atau sekitar Rp 9,4 juta sebagai bentuk ganti rugi. Namun Adil menolaknya karena ia percaya bahwa ia telah menjadi korban rasisme dan tindak diskriminasi.
Adil merupakan seorang Muslim dan keturunan Pakistan. Ia merasa telah dipermalukan dan dianggap sebagai penjahat. Padahal ia hanya menggunakan toilet sebagaimana mestinya. Satu-satunya yang ia pahami adalah kejadian ini terjadi akibat latar belakang dirinya.
"Saya pikir itu adalah diskriminasi ras. Mereka dapat melihat warna kulit saya. Saya telah diprofilkan secara rasial. Itu diskriminasi. Saya merasa itu adalah bentuk islamofobia. Saya merasa martabat saya dilanggar dan martabat saya lebih penting daripada uang," ujarnya.
Pihak EasyJet mengatakan bahwa mereka telah meminta maaf atas ketidaknyamanan penumpangnya tersebut. Mereka menyatakan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar karena kru kabin bertindak sesuai dengan prosedur keamanan penerbangan.
Kru khawatir karena penumpang terlalu lama berada di toilet. Ia telah mengetuk pintu namun tidak menerima jawaban. Akhirnya ia terpaksa membuka pintu toilet tersebut.
Pihak maskapai juga menyatakan bahwa tidak ada bukti nyata yang menunjukkan bahwa tindakan kru tersebut merupakan tindakan rasial seperti yang disangka oleh Adil.
"Prosedur ini ada untuk memastikan keselamatan semua penumpang, termasuk di dalam toilet. Tak ada bukti kalau ini adalah tindakan rasisme," ujar perwakilan maskapai easyJet.
Adil hanya ingin pramugara yang membuka pintu toiletnya mengatakan permintaan maaf langsung pada dirinya. Namun pihak maskapai mengatakan jika aksi tersebut merupakan prosedur keselamatan. Duh ada-ada saja, ya?