Ngeri! Kerangka Fosil Jenis Baru Ditemukan, Diduga Spesies Manusia Mirip Hobbit
27 November 2020 by Mabruri Pudyas SalimHomo Luzonensis merupakan manusia dengan tinggi tidak lebih dari 121 cm.
Bagi penggemar film "The Lord of The Rings" mungkin tidak asing lagi dengan yang namanya Hobbit. Bahkan kisah tentang makhluk kecil itu memiliki kisahnya sendiri dengan film yang berjudul "The Hobbit", yang berlatar sebelum kisah "The Lord of The Rings" dimulai.
Kebanyakan orang mungkin berpikir jika Hobbit hanya ada dalam cerita fiksi fantasi karya J.R.R. Tolkien. Namun baru-baru telah ditemukan sejumlah tulang yang mengindikasikan makhluk jenis Hobbit pernah hidup di dunia nyata.
Dilansir dari Foxnews.com, telah ditemukan tulang fosil dan gigi dari setidaknya tiga individu di sebuah gua di Filipina. Penemuan tersebut membuka sebuah misteri tentang keberadaan spesies manusia baru yang berjalan di bumi hampir 50.000 tahun yang lalu.
Berdasarkan fragmen tulang dan gigi yang ditemukan di pulau Luzon, para peneliti mengatakan sepupu jauh manusia modern ini tingginya kurang dari 4 kaki (121 cm) dan memiliki beberapa fitur mirip kera. Tulang-tulang yang ditemukan, yakni tulang kaki, tangan dan paha, adalah manusia dari spesies yang sebelumnya belum ditemukan.
Penemuan pertama ditemukan pada tahun 2007 oleh seorang arkeolog bernama Armand Salvador Mijares. Dia menggali Gua Callao dan menemukan tulang jari.
"Ada sesuatu yang aneh dengan tulang ini," katanya kepada NPR, dikutip dari Foxnews.
Matthew Tocheri dari Lakehead University di Thunder Bay, Ontario, mengatakan penemuan ini juga membuat pemahaman tentang evolusi manusia di Asia lebih berantakan, lebih rumit, dan jauh lebih menarik.
Dalam sebuah penelitian yang dirilis di jurnal Nature, para ilmuwan menggambarkan bahwa tujuh gigi dan enam tulang yang ditemukan merupakan anggota kerangka dari tiga orang. Semua tulang itu ditemukan di gua pada tahun 2007, 2011 dan 2015.
Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa tulang-tulang tersebut merupakan bagian dari kerangka jenis manusia yang hidup 50.000 tahun sampai 67.000 tahun yang lalu.
Analisis tulang-tulang dari Luzon membuat para penulis penelitian menyimpulkan bahwa mereka berasal dari anggota pohon keluarga "Homo" yang sebelumnya tidak diketahui. Salah satu tulang jari kaki dan pola keseluruhan dari bentuk dan ukuran gigi berbeda dari apa yang terlihat sebelumnya dalam keluarga Homo.
Makhluk tersebut kemudian dinamai Homo luzonensis, sesuai dengan di mana kerangka tersebut ditemukan, yaitu di Pulau Luzon, Filipina.
Spesies baru itu diperkirakan dapat menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu. Dari giginya yang kecil, Homo luzonensis diperkirakan bertubuh kecil. Setidaknya itu yang dikatakan salah satu anggota peneliti, Florent Detroit dari Museum Nasional Sejarah Alam di Paris.
Homo luzonensis hidup di Asia timur pada waktu yang hampir bersamaan spesies manusia lainnya, termasuk Neanderthal, Denisova, dan "hobbit" kecil dari Pulau Flores di Indonesia. Meski begitu, tidak ada tanda-tanda bahwa Homo luzonensis pernah bertemu dengan anggota lain dari kelompok Homo.
"Spesies kita tidak diketahui telah mencapai Filipina hingga ribuan tahun setelah usia tulang," kata Florent Detroit.
Tetapi beberapa kerabat manusia pernah berada di Pulau Luzon lebih dari 700.000 tahun yang lalu. Hal itu dibuktikan oleh adanya alat-alat batu dan badak yang mati saat itu.
"Mungkin itu adalah spesies yang baru ditemukan atau nenek moyang manusia," katanya menambahkan.
Detroit mengatakan tidak jelas bagaimana Homo luzonensis terkait dengan spesies Homo lainnya. Dia berspekulasi bahwa itu mungkin turun dari kerabat manusia sebelumnya, Homo erectus, yang entah bagaimana menyeberangi lautan ke Pulau Luzon.
Penemuan ini tentunya jadi petunjuk menarik bagi para peneliti untuk menelusuri lebih lanjut tentang asal mula manusia.