Mudik Diharamkan, Para Pelaku Usaha Ini Curhat, Sampai Ada yang Kelaparan!

ilustrasi
ilustrasi | google.com

Daya konsumsi masyarakat memang meningkat drastis saat mudik, namun jika masyarakat tetap mudik resiko penularan virus juga meningkat

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah menyampaikan bahwa momen lebaran sangat mendorong konsumsi masyarakat, khususnya bagi para pemudik yang melalui jalur darat. Ketika momen mudik tiba, bus-bus selalu penuh, toko pusat oleh-oleh juga ramai pembeli. Saat itulah pendapatan para pelaku Usaha Mikro Kecil danMenengah (UMKM) serta awak bus meningkat drastis.

Namun tahun ini kita sama-sama tidak tahu bahwa akan menghadapi pandemi yang tak kunjung usai, sehingga aktivitas mudik yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia juga harus ditunda terlebih dahulu. Dengan adanya pandemi ini, pemudik dipastikan menurun drastis bahkan sempat muncul wacana akan diharamkannya mudik lebaran tahun ini.

Jika pemerintah benar-benar melarang mudik, sektor yang paling terdampak adalah para pelaku UMKM dan juga pelaku bisnis angkutan umum.

Baca Juga : Kewalahan Hadapi Corona, 3 Negara Ini Sempat Berencana Pakai Herd Immunity!

1.

Dampak Larangan Mudik Bagi Awak Bus AKAP

ilustrasi
Bus AKAP | Kompas.com

Terminal penuh sesak, setiap bus yang datang dan pergi tak ada yang kosong penumpang. Para pedagang asongan berlarian, beberapa penumpang pun membeli dagangan mereka.

Pemandangan seperti itu selalu kita jumpai saat momen mudik lebaran di terminal setiap tahunnya. Tahun ini jika mudik benar-benar dilarang, mereka yang biasanya menunggu penghasilan tinggi menjelang lebaran harus dikecewakan oleh keadaan. Mau tak mau mereka harus siap menghadapi kenyataan terpuruknya ekonomi akibat pandemi ini.

Keberlangsungan hidup awak bus AKAP pun dipertanyakan. Mengutip warta Ekonomi, pemerintah diharapkan memberi perhatian pada awak bus dan pekerja lain di bisnis bus AKAP.

Pemerintah wajib memberikan kompensasi atau jaminan hidup bagi pengusaha transportasi umum yang akan dihentikan usahanya untuk sementara waktu, ujar pengamat transportasi Unika Soegijapranatta Djoko Setijowarno padaSabtu (28/3/2020)

Selain itu Direktur Utama PT SAN Putra Sejahtera Kurnia Lesani Adnan juga buka suara terkait larangan mudik. Ia meminta pemerintah tidak hanya menerapkan larangan itu pada awak bus, namun juga semua jenis transportasi. Ia menegaskan bahwa jika pelarangan mudik memang diterapkan, seluruh operator bus akan mematuhinya, namun kebijakan itupun harus berlaku bagi seluruh pengusaha transportasi.

Kalau diperhatikan, (larangan) pesawat selalu luput dan yang diperhatikan selalu bus. Kedua, kendaraan non bus seperti kendaraan pribadi dan angkutan yang tidak berizin atau berpelat kuning tak terpantau itu juga banyak sekali, ucapanya sebagaimana dikutip dari Katadata.co.id, Selasa (31/3/2020)

2.

Dampak Larangan Mudik Bagi Pelaku UMKM

ilustrasi
ilustrasi pelaku UMKM | Tribunnews.com

Melansir dari CNNIndonesia, mudik merupakan ajang ‘pesta keuntungan’ bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM), misalnya pemilik warung makan dan juga toko oleh-oleh. Jika mudik benar-benar dilarang, omzet mereka otomatis akan turun drastis dibandingkan tahun lalu.

Dampaknya kerasmemang (kalau ada larangan mudik) ke sektor UMKM, seperti warung makan, bengkel, ucap Danang Girindrawardana, Direktur Eksekutif Apindo.

Ia mengatakan bahwa harus ada bantuan dari pemerintah bagi para pelaku UMKM. Jika tidak, daya beli masyarakat di daerah akan terjun bebas dan ekonomi semakin memburuk.

Kendati demikian, menurutnya pemerintah juga harus bisa membedakan insentif yang akan diberikan pada pelaku usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah karena bantuan tak bisa dipukul rata begitu saja untuk ketiganya.

Baca Juga : Kecewa Pesta Ultah Batal Gara-Gara Corona, Kakek ini Dapat Kejutan dari Tetangga!

3.

Nasib Para Perantau Yang Kehilangan Pekerjaan

ilustrasi
ilustrasi pekerja informal | Medcom.id

Selain para pelaku ekonomi, dampak larangan mudik juga dirasakan oleh para perantau khusunya pekerja informal. Mereka tidak bisa menerapkan WFH, biaya hidup pun tidak gratis. Sehingga mereka tetap memerlukan uang untuk bertahan hidup.

Mereka juga harus benar-benar diperhatikan oleh pemerintah. Jangan sampai larangan mudik membuat para perantau yang kehilangan pekerjaan tersebut menderita kelaparan karena tidak adanya pemasukan untuk membeli makan.

Baca Juga : Corona Mewabah, Jokowi Akan Ganti Libur Hari Raya Dan Masyarakat Bisa Mudik

Artikel Lainnya

Di sisi lain, banyak pihak yang setuju akan diterapkannya larangan mudik. Sebab, mudik memang berpotensi tinggi dalam penularan Covid-19 . Ekonomi mungkin memburuk untuk sementara waktu, akan tetapi para pelaku ekonomi tetap menjadi prioritas utama. Pasalnya, jika jumlah para pelaku ekonomi yang tertular virus semakin meningkat, kegiatan ekonomi juga akan terpuruk dalam waktu yang lebih lama.

Tags :