Model Cantik ini Alami Hal Mengerikan Saat Karaoke. Organ Tubuhnya pun "Terpaksa" Harus Didonorkan
22 Juli 2020 by Talitha FredlinaCewek cantik ini meninggal dunia karena perdarahan akut saat karaoke.
Baru-baru ini dunia maya dikejutkan dengan kabar meninggalnya seorang model cantik freelance yang bernama Karen Stella Wong. Meninggalnya cewek cantik ini cukup mengejutkan. Pasalnya sebelumnya, Karen diketahui masih dalam kondisi sehat dan baik-baik saja.
Dilansir dalam Asia One, 12 Desember 2017 kemarin, model berusia 28 tahun asal Singapura tersebut menggelar acara karaoke bersama teman-temannya. Tanpa diduga, saat bernyanyi tiba-tiba saja Karen mengeluh mati rasa di separuh badannya dan merasa pusing.
Melihat kejanggalan, teman-temannya pun langsung membawa Karen ke Singapore General Hospital (SGH). Tidak lama setelah itu, kondisi Karen malah makin memburuk, hingga akhirnya mengalami koma selama 3 hari, hingga akhirnya dia pun dinyatakan meninggal dunia.
Menurut Laurence Wong, ayah dari Karen Stella Wong, putrinya meninggal karena perdarahan intraserebral, bukan karena bernyanyi terlalu nyaring seperti yang diberitakan beberapa surat kabar China.
Lebih lanjut lagi, model cantik yang bekerja sebagai konsultan pemasaran di perusahaan telekomunikasi Singtel tersebut diketahui tidak punya riwayat penyakit apa-apa. Menurutnya, ketika itu dia hanya mengalami sakit kepala biasa.
"Keluarga saya tak memiliki riwayat perdarahan intraserebral akut. Sesekali dia hanya merasakan sakit kepala seperti orang-orang pada umumnya," ujar Laurence Wong.
Organ Karen harus Didonorkan
Belum reda rasa kaget Laurence atas kematian putrinya yang sangat mendadak, pria 60 tahun ini pun harus menerima kabar mengejutkan lainnya, yakni adanya Undang-Undang Transplantasi Organ Manusia yang sudah dijalankan sejak tahun 1987.
Dalam undang-undang tersebut dijelaskan jika penduduk Singapura yang berusia di atas 21 tahun dan meninggal di rumah sakit, harus mendonorkan organnya, berupa jantung, ginjal, hati dan kornea. Tentu saja dengan catatan, organ mereka sehat dan cocok untuk transplantasi.
Walaupun awalnya sempat keberatan, tapi akhirnya Laurence dan istrinya setuju untuk menyumbangkan kedua ginjal dan hati putrinya. Menurutnya, kematian putrinya bisa jadi berkah untuk menyelamatkan nyawa orang lain.
"Saya mendengar mereka berhasil melakukan transplantasi pada tiga pasien dan saya merasa ini adalah sebuah berkah yang setidaknya bisa menyelamatkan tiga orang," kata Laurence.
Karen sendiri akhirnya dikremasi pada 20 Desember 2017 kemarin. Bagaimana menurutmu soal kematian Karen?