Misteri Tewasnya 9 Mahasiswa di Pegunungan Ural, Ada yang Mati Tidak Wajar!
11 Februari 2020 by Anis KhoerunnisaKisah kematiannya masih menyimpan misteri
Masa muda, ketika masa-masa pencarian jati diri semakin intens dan mulai mendekati puncaknya, juga kemandirian dan kebebasan mulai meninggi, biasanya menjadi momen yang pas untuk mulai bersentuhan dengan alam. Itu sebabnya, masa-masa SMA atau kuliah merupakan saat yang tepat untuk mulai mendaki gunung.
Namun tentu saja perlu latihan dan persiapan yang matang, bahkan kalau perlu bimbingan dari seorang profesional. Sebab, alam sulit ditebak dan bisa saja menjadi berbahaya jika tidak memiliki bekal yang cukup. Seperti yang dialami oleh 9 mahasiswa yang ditemukan tewas di Pegunungan Ural.
Januari 1959, sembilan mahasiswa Soviet tewas dalam keadaan misterius saat hiking melalui Pegunungan Ural, kejadian ini sekarang dikenal dengan 'Insiden Dyatlov Pass'. Kala itu, Igor Alekseyevich Dyatlov seorang pendaki ski berusia 23 tahun memulai perjalanan untuk mencapai puncak Otorten.
Mahasiswa Soviet itu membawa tim yang terdiri dari delapan pendaki berpengalaman dari Institut Politeknik Ural bersamanya untuk bertualang pada 31 Januari 1959. Sebelum dia pergi, Dyatlov mengatakan kepada klub olahraganya bahwa dia dan timnya akan mengirimi mereka telegram segera setelah mereka kembali.
Baca Juga: Gunung Dengan Jalur Pendakian Terlama di Dunia
Dari kamera dan buku harian yang ditemukan di lokasi kematian, para penyelidik dapat menyimpulkan bahwa pada tanggal 1 Februari, tim hiking mulai menempuh jalan ke Otorten.
Mereka dihantam badai salju, berkurangnya visibilitas menyebabkan tim kehilangan arah mereka. Alih-alih berjalan ke Otorten, mereka secara tidak sengaja menyimpang ke barat dan menemukan diri mereka berada di lereng gunung.
Gunung ini dikenal sebagai Kholat Syakhl, yang berarti "Gunung Mati" dalam bahasa penduduk asli Mansi di wilayah tersebut.
Baca Juga: Fakta-Fakta Mengenai Gunung Piramid
Untuk menghindari kehilangan ketinggian yang telah mereka peroleh, atau mungkin hanya karena tim ingin berlatih berkemah di lereng gunung sebelum pendakian mereka di Otorten, Dyatlov menyerukan agar kamp dibuat di sana. Di lereng gunung yang sepi inilah kesembilan pendaki gunung akan menemui ajalnya.
Sampai 20 Februari masih belum ada komunikasi dari pendaki, regu pencari disiapkan. Pasukan penyelamat sukarela menemukan lokasi perkemahan tetapi tidak ada pendaki, jadi penyelidik tentara dan polisi dikirim untuk menentukan apa yang terjadi pada para siswa yang hilang.
Ketika mereka tiba di gunung, para penyelidik tidak terkejut. Meskipun para siswa adalah pejalan kaki yang berpengalaman, rute yang mereka pilih sangat sulit.
Alam, sekenal apa pun kita kepadanya tetap saja sulit untuk diprediksi. Kita hanya butuh menyiapkan berbagai hal, mulai dari kondisi fisik, mental, dan persiapan lainnya ketika hendak mendaki gunung, perjalanan laut, meyelam, dan berbagai kegiatan alam lainnya.