Langka! Satu Keluarga Di Bangladesh Tidak Mempunyai Sidik Jari. Begini Penjelasan Ilmiahnya
27 Juli 2021 by Ike DewiAkibatnya mereka mengalami kesulitan dalam mengurus berbagai dokumen resmi.
Sejumlah hal aneh dan langka memang kerap terjadi di dunia ini. Beberapa mungkin menganggap sebuah kejadian langka sebagai campur tangan makhluk halus, bahkan mengaitkannya dengan karma hidup di masa lalu.
Tetapi setiap orang memiliki versi dan kepercayaan masing-masing. Sebagaiaman hal langka yang menimpa satu keluarga di Bangladesh ini. Mereka tidak memiliki sidik jari di tubuhnya. Mungkin ini terdengar tidak masuk akal dan aneh. Tetapi benar bahwa mereka terlahir tanpa sidik jari. Ternyata ada penjelasan ilmiah dibalik hal yang dialami oleh satu keluarga tersebut.
BACA JUGA: Tidak Diberi Tempat Duduk Prioritas, Ibu ini Terpaksa Menyusui Bayinya di Lantai Kereta!
Mengutip Timesnow (31/12/2020), Apu Sarker (22) merupakan salah satu dari tiga generasi pria di Bangladesh yang terlahir tanpa memiliki sidik jari. Kondisi langka tersebut diduga karena memiliki mutasi genetik yang tidak biasa.
Berdasarkan penjelasan ilmiah, kondisi seperti itu disebut sebagai Adermatolyphia yang ditandai dengan tidak adanya tonjolan pada jari kaki, telapak tangan, jari tangan, dan telapak kaki.
Mungkin itu tidak masalah jika dialami oleh orang-orang di zaman dulu, termasuk kakek Apu. Tetapi saat ini kondisinya telah jauh berbeda.
"Saya rasa dia (kakek) tidak pernah menganggapnya sebagai masalah," ungkap lelaki yang tinggal di distrik utara Rajshahi tersebut.
BACA JUGA: Wanita Ini Protes Karena Nggak Terima Popmie Dijual Rp 20 Ribu Per Porsi. Eh, Malah Dibully Sama
Amal yang merupakan ayah dari Apu sempat mengalami masalah akan hal ini di tahun 2008 saat Bangladesh menggunakan kartu ID Nasional untuk orang dewasa. Database tersebut memerlukan cap jempol, sehingga Amal terpaksa menerima kartu dengan cap "TANPA SIDIK JARI".
Bahkan untuk memperoleh SIM juga sesuatu yang sulit. Di tahun 2010, Amal bisa memperoleh paspor dengan mengajukan sertifikat dewan medis setelah beberapa kali mencoba. Hanya saja ia belum berani menggunakannya. Sayangnya dia tidak pernah mendapatkan SIM.
Amal akan selalu membawa tanda terima pembayaran biaya lisensi setiap mengendarai kendaraannya, namun beberapa polisi tetap menilangnya. Saat ini keluarga tersebut menggunakan SIM atas nama istri Amal.
Amal dan Apu telah berhasil memperoleh KTP baru yang membutuhkan pemindaian retina dan pengelanan wajah setelah mengajukan sertifikat medis. Hanya saja hal itu tidak berlaku untuk SIM, mereka belum bisa mendapatkannya atau membelinya.
BACA JUGA: Kocak, Beberapa Kata Dalam Bahasa Inggris Ini Jika Digabungkan Dijamin Bikin Kalian Ketawa Ngakak
Kasus Adermatolyphia pertama kali ditemukan oleh dokter kulit asal Swiss, Peter Itin, yang percaya kondisi ini akan berkembang menjadi Adermatolyphia sekunder.
Kondisi kelainan ini menyebabkan kulit kering dan kurangnya keringat pada telapak tangan dan kaki. Meski demikian, keluarga Sarker memerlukan beberapa tes yang bisa meyakinkan bahwa mereka memang menderita Adermatolyphia.
Dengan kesulitan yang mereka alami tersebut, salah seorang memberikan solusi agar mereka mendekati pengadilan.
"Jika semua opsi gagal, maka itulah yang mungkin harus saya lakukan," ungkap Apu yang setuju untuk datang ke pengadilan.