Kurikulum Baru Tengah Dibuat, Ada Wacana Sekolah Cukup 3 Hari Saja!

ilustrasi | google.com

SD - SMP - SMA cukup 3 hari...

Angin segar bagi dunia pendidikan Indonesia, khususnya para pelajar di Indonesia. Bukan karena menterinya millenial, tapi lebih dari itu. Semenjak Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), kabarnya bakal ada gebrakan baru dari mantan bos Go-Jek tersebut.

Kabarnya, kini pihaknya tengah menyusun kurikulum yang pas tak hanya bagi siswa tapi juga bagi para guru, kurikulum ini nantinya digadang-gadang sebagai batu lompatan bagi kemajuan Indonesia.

Di tempat terpisah, mendengar Mendikbud tengah menyusun kurikum tersebut, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi, atau yang akrab disapa Kak Seto juga tidak diam begitu saja, pihaknya justru mengajukan saran kepada Nadiem terkait penyusuran kurikulum tersebut, tepatnya terkait berapa lama siswa harus mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Menurut Kak Seto, beliau mengusulkan hari belajar siswa cukup tiga hari saja, hal ini tentu sangat aneh, mengingat umumnya waktu belajar siswa rata-rata enam hari, dari Senin hingga Sabtu. Namun Kak Seto tidak asal begitu saja, beliau memiliki alasan kuat kenapa tiga hari adalah waktu yang ideal bagi para siswa untuk belajar.

Pertama tradisi ini telah Kak Seto praktikkan selama 13 tahun di homeschooling miliknya yang ada di Bintaro, Tangerang Selatan

Nah kami sudah membuat percobaan sekolah selama 13 tahun ini. Sekolah seminggu hanya tiga kali. Per hari hanya tiga jam. Tapi lulusannya yang masuk Kedokteran ada di UI, Gajah Mada, dan Undip. Kemudian USU dan Unhas. ITB IPB ada, kata Kak Seto di Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (4/12/2019).

Kak Seto memberikan keterangan tersebut di Polres Metro Jakarta Utara usai memberikan pandangannya terkait tawuran mau di Sunter.

Terkait usulannya memotong jam pelajaran sekolah hingga menyisakan tiga hari saja, Kak Seto memberikan bukti jika siswa-siswa binaannya di sekolahnya tersebut rata-rata memiliki karir yang cemerlang, ada yang kini menjadi pengusaha muda hingga atlet yang berlaga baik di dalam maupun luar negeri.

Ada yang tuna rungu, putranya Mbak Dewi Yull lulus diundang ratu Elizabeth di London karena mampu memotivasi sesama tuna rungu, ujar Kak Seto

Baca juga : Penunjukannya Bikin Kaget, Ini Rencana 100 Hari Kerja Mendikbud Nadiem Makarim

kak seto | google.com

Demi menguatkan argumennya, tak lupa Kak Seto memberikan pembanding, ia membandingkan homeschooling miliknya dengan sekolah formal bernama Mutiara Indonesia Internasional yang bekerja sama dengan Universitas Cambridge di Inggris dan telah berjalan sejak tahun 1982.

Bila dilihat dari dua sekolah tersebut, homeschooling Kak Seto yang hanya memberikan kegiatan mengajar cuma 3 hari justru menghasilkan lulusan yang lebih memuaskan.

Begitu tanya, anak-anak senang enggak sekolah di sini?, Seneng banget pak. Itu yang penting. Kalau zaman now begitu dengar, anak-anak hari ini guru mau rapat. Horeee bebas dari penjara rasanya, tutur Kak Seto.

Lebih lanjut Kak Seto menjelaskan jika sekolahnya itu memiliki pondasi belajar mengajar yang dibangun secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan diskusi antar sesama. PR yang diberikan pun harus memicu kreativitas si anak. Dengan sedikitnya waktu di sekolah, kata Kak Seto, anak-anak bisa meluangkan waktunya bersama keluarga serta mengembangkan minat dan bakat mereka.

Baca juga : Pernah Jadi Bos Gojek, Ternyata Ini Alasan Jokowi Pilih Nadiem Makarim Jadi Mendikbud

ilustrasi | google.com
Artikel Lainnya

Kesimpulannya, anak bukan menjadi robot yang diwajibkan menerima setiap pelajaran yang ada tanpa mempertimbangkan bakat terpendam mereka yang sejatinya bisa digali.

Nah ini yang saya harapkan idenya Mas Menteri baru. Pokoknya gaya (kurikulum) milenial, pungkas Kak Seto.

Tags :