Kewalahan Hadapi Corona, 3 Negara Ini Sempat Berencana Pakai Herd Immunity!
04 April 2020 by Ike DewiHarus korbankan banyak manusia terlebih dulu agar Herd Immunity terbentuk
Penyebaran Corona (Covid-19) yang sangat cepat semakin meresahkan seluruh penduduk dunia. Beberapa langkah telah diambil guna meminimalisir penyebaran virus ini, bahkan beberapa negara sampi menerapkan lockdown total. Alih-alih mereda, sepertinya setiap hari selalu saja ada kabar mengenai korban baru Covid-19.
Permasalahan virus corona yang tak kunjung surut ini membuat beberapa negara mempertimbangkan Herd Immunity (kekebalan kelompok). Tujuannya sudah pasti untuk melemahkan virus hingga virus itu tidak lagi bisa menginfeksi manusia. Sebelum membahas negara-negara yang sempat mempetimbangkan metode ini, alangkah lebih baik jika kita memahami definisi dari Herd Immunity terlebih dahulu.
Apa itu Herd Immunity?
Mengutip dari sehatq.com, Herd Immunity bisa diartikan sebagai kekebalan kelompok (komunitas). Ini berarti di dalam suatu komunitas harus ada beberapa orang yang kebal terhadap penyakit tertentu supaya virus tidak bisa menyerang kelompok tersebut. Virus tidak mungkin hidup tanpa inang, inang yang secara umum digunakan virus untuk tinggal adalah hewan dan manusia. Begitu juga dengan SARS-COV-2 (Covid-19), virus itu tidak bisa bertahan lama jika berada di udara terbuka. Apabila dalam suatu komunitas ada banyak orang yangkebal terhadap virus, virus akan kesulitan mencari inang dan akhirnya menghilang. Ada dua cara penerapan Herd Immunity, yaitu dengan vaksin atau secara alami.
Vaksin
Dengan pemberian vaksin, tubuh seseorang akan kebal terhadap suatu penyakit. Ambil contohnya vaksin campak. Banyak orang yang telah diberi vaksin ini dan terhindar dari campak. Dulu sebelum ditemukan vaksin untuk campak, penyebarannya juga sangat cepat hingga menjadi pandemi. Korban yang ditimbulkan tidak sedikit, sekitr 2,6 juta nyawa melayang per tahun. Setelah ditemukannya vaksin campak, penyebarannya dapat diminimalisir. Itulah bukti bahwa Herd Immunity terhadap campak telah terbentuk.
- Cara Alami
Cara yang kedua ini terkesan lebih mengerikan. Pasalnya untuk membentuk kekebalan kelompok secara alami, itu berarti harus banyak manusia yang terinfeksi terlebih dahulu. Sehingga setelah mereka terinfeksi suatu virus dan sembuh, kekebalan tubuh akan terbentuk untuk mencegah virus itu menginfeksi lagi.
Diperkirakan, sekitar 60% populasi manusia harus terinfeksi Covid-19 lalu sembuh jika kita ingin membentukHerd Immunity secara alami. Namun bagaimana jika korbannya tidak sembuh dan banyak yang meninggal?
Berikut adalah tiga negara yang sempat memikirkan strategi Herd Immunity guna mengatasi Covid-19 di negaranya.
Inggris
Dilansir dari CNNIndonesia.com (03/04/2020), Inggris adalah negara pertama yang mengenalkan konsep Herd Immunity untuk mengatasi pandemi corona, negara ini diperkirkan harus membiarkan 47 juta penduduknya terinfeksi terlebih dahulu, yang mana perkiraan tingkat kematiannya 2,3% dan 19% mengalami gejala berat. Itu berarti lebih dari satu juta warganya akan meninggal dan 18 juta lainnya menderita gejala berat.
Awalnya pemerintah Inggris memang ingin menarapkan konsep ini. Lalu Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menyatakan bahwa Herd Immunity bukanlah solusi utama penghentian virus. Sehingga pemerintah mengurungkn niat untuk membentuk kekebalan kelompok dan diganti dengan pemberlakuan lockdown. Inggris melaporkan 33.718 kasus Covid-19 dengan 2.921 orang meninggal dan 100 orang lebih dinyatakan sembuh.
Belanda
Sama dengan Inggris, Belanda sempat merencanakan strategi Herd Immunity namun kemudian dibatalkan dan pemerintah mantap untuk memperpanjang lockdown. Awalnya Mark Rutte selaku Perdana Menteri Belanda mengusulkan supaya coronvirus dibiarkan menyebar ke populasi sehingga kekebalan kelompok akan terbentuk. Usulnnya tersebut menuai banyak kritik, dan akhirnya strategi itu tidak jadi dilaksanakan.
Tujuan dari strategi kami adalah untuk memastikan sektor perawatan dapat mengatasi (virus), agar lansia dan orang rentan dilindungi sebanyak mungkin, ucap Rutte pada Kamis (2/4), sebagaimana dikutip dari Dutch News
Per Kamis (2/4), Belanda melporkan 14.697 penduduknya positif corona dengan 1.399 orang meninggal dan 250 orang dinyatakan sembuh.
Swedia
Berbeda dengan Inggris dan Belanda yang telah menerapkan lockdown, Swedia nampaknya terlihat lebih santai karena masih mengizinkan aktifitas belajar mengajar di sekolah menengah dan universitas. Para warga juga masih terlihat berlalu lalang. Pemerintah hanya memberi batasan pertemuan tidak boleh lebih dari 50 orang, belajr dan WFH dianjurkan apabila memungkinkan.
Para ahli melihat Swedia berencana membentuk kekebalan kelompok. Anders Tagnell yang merupakan Kepala Epideminologi Swedia mengatakan pada media setempat bahwa Herd Immunity bukan tujuan yang bertentangan. Ia berpendapat bahwa strategi tersebut dapat memperlambat penularan dan para petugas medis tetap memiliki jam kerja sewajarnya.
Baca Juga : Mudik ke Gunungkidul, Perantau Asal Jakarta Ini Bawa Virus Corona. Netizen: Oleh-oleh Buat Kampung
Kasus korban positif Covid-19 di Swedia pun tidak sebanyak Inggris dan Belanda, yaitu 5.568 kasus dengan 308 orang diantaranya meninggal dunia.
Per Jumat (3/4) jumlah korban meninggal akibat Corona adalah lebih dari 50 ribu jiwa dengan 212.018 orang telah berhasil sembuh.