Ibu Ini Terpaksa Masak Batu Karena Lockdown!

Peninah Bahati Kitsao, Ibu Yang Masak Batu Untuk Anaknya
Peninah Bahati Kitsao, Ibu Yang Masak Batu Untuk Anaknya | www.bbc.com

Sampe Masak Batu Gitu. Tetangganya Pada Kemana Ya?

Pandemi virus Corona memaksa beberapa negara untuk melakukan lockdown. Tentu keputusan ini akan memberikan banyak dampak buruk bagi perekonomian rakyat, terutama mereka yang berada di bawah garis kemiskinan.

Dampak yang paling parah adalah, kelangkaan pangan dan ancaman kelaparan. Hal ini dialami oleh seorang ibu 8 anak asal Kenya, yang terpaksa memasak batu agar anak-anaknya berhenti menangis, dan yakin jika ibunya sedang memasak sesuatu untuk mengganjal perutnya.

Dilansir BBC News, Ibu bernama Peninah Bahati Kitsao yang tinggal di Mombasa, Kenya, merasa tidak tega mendengar rengekan anaknya yang meminta makan. Karena tidak punya uang dan bahan makanan yang bisa dimasak, si ibu pun berinisiatif untuk memasak batu.

Baca Juga: Lahir Di Tengah Pandemi Corona, Dua Bayi Ini Diberi Nama Corona Dan Lockdown

Peninah Bahati Kitsao, Ibu Yang Masak Batu Untuk Anaknya
Alat Masak Milik Peninah Bahati Kitsao | www.bbc.com

Sambil terus memasak, Peninah kemudian meminta anak-anaknya untuk tidur. Dia berjanji akan segera membangunkan mereka ketika makanan sudah siap.

Kisah ini pun kemudian diceritakan kembali oleh Prisca Momanyi, yang merupakan tetangga dari Peninah. Ketika itu, Prisca sendiri memang tidak bisa membantu Peninah karena dirinya pun dalam kondisi yang tidak lebih baik darinya.

Kisah ini pun langsung viral di dunia maya. Banyak orang yang kemudian tergerak hatinya untuk melakukan donasi. Lewat rekening Bank yang dipinjamkan Prisca, Peninah dan anaknya pun kini dapat makan dan punya persediaan makanan untuk beberapa hari kedepan.

Baca Juga: Warga Italia Tetap Bepergian Saat Corona, Tim Medis China: Aku Tak Tahu Apa yang Kalian Pikirkan

Peninah Bahati Kitsao Menerima Bantuan Dari Warga
Peninah Bahati Kitsao Menerima Bantuan Dari Warga | www.bbc.com

Saya tidak percaya bahwa warga Kenya bisa sangat mencintai saya. Saya juga menerima panggilan telepon dari seluruh negeri bertanya bagaimana caranya mereka bisa membantu," ujar Peninah yang selama ini tinggal di rumah kecil tanpa aliran listrik ataupun air.

Saat diwawancara BBC dan media lainnya, Peninah yang sudah tidak memiliki suami, mengaku jika anak-anaknya tahu dirinya sedang menipu mereka. Tapi ketika itu Peninah tidak bisa berbuat banyak karena memang tidak ada makanan yang bisa diberikan.

Mereka mengatakan bahwa mereka tahu saya berbohong kepada mereka, tetapi saya tidak bisa melakukan apa-apa karena saya tidak punya apa-apa," ujar Peninah.

Baca Juga: Ngeyel Keluyuran Saat Lockdown Corona, Polisi India Pukuli Warga Pakai Balok Kayu!

Kondisi Rumah Peninah Bahati Kitsao
Kondisi Rumah Peninah Bahati Kitsao | www.bbc.com

Sebelum masa pandemi virus Corona, Peninah biasa bekerja sebagai buruh cuci pakaian. Namun kebijakan lockdown membuat dirinya terpaksa kehilangan pekerjaan. Peninah yang buta huruf pun mengaku tidak tahu harus bekerja apa lagi untuk menghidupi anak-anaknya.

Pemerintah Kenya sendiri memang sudah menyalurkan bantuan untuk warganya yang terdampak Covid-19. Tapi tidak jauh dari negara kita, bantuan yang disalurkan terkadang tidak tepat sasaran sehingga Peninah yang seharusnya mendapat bantuan, belum pernah menerimanya.

Artikel Lainnya

Semoga saja apa yang dialami Peninah tidak terjadi di Negara kita. Memang benar kebijakan seperti PSBB bisa mematikan ekonomi rakyat kecil. Tapi dengan kesadaran dan kerjasama semua pihak, cara tersebut merupakan yang terbaik untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Tags :