Ornamen Kristiani Ditutup, Hagia Sophia Siap Gelar Shalat Jumat Pertama Setelah 86 Tahun!
24 Juli 2020 by Ari SetiantoShalat Jumat pertama di Hagia Sophia diprediksi akan diikuti ribuan jamaah.
Pada hari ini (24/07) Kota Istanbul siap menyambut hari bahagia. Sebab setelah Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengalihfungsikan Hagia Sophia menjadi masjid, bangunan bersejarah sejak tahun 1934 itu akan menggelar shalat Jumat pertama setelah 86 tahun.
Diprediksi shalat Jumat pada hari ini (24/07) akan diikuti sekitar 2.000 jamaah. Beberapa minggu ini Hagia Sophia juga telah dipersiapkan, hingga disediakan karpet besar untuk menyambut ribuan umat.
Mengundang sejumlah pemimpin negara asing
Melansir Hurriyet Daily News (21/07/2020), Kompas.com (24/07/2020) melaporkan pada shalat Jumat hari ini di Hagia Sophia Pemerintah Turki mengundang banyak pemimpin negara asing untuk hadir, di antaranya dari Azerbaijan dan Qatar.
Baca Juga: Viral Unggahan Foto Bertuliskan Kue Klepon Tidak Islami, Warganet Geram
Khotbah rencananya akan disampaikan oleh Kepala Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet), Ali Erbas. Tak lupa, protokol kesehatan tetap dijalankan seperti mewajibkan pakai masker dan sajadah akan dibagikan kepada jamaah.
Afrika Selatan menyiarkan langsung momen bersejarah ini
Pada hari Minggu (19/7/2020) yang lalu, Erdogan telah melakukan inspeksi ke Hagia Sophia untuk mengecek segala kesiapannya. Afrika Selatan pun dikabarkan bakal menyiarkan langsung momen bersejarah ini.
"24 Juli sangat penting bagi umat Islam karena Masjid Hagia Sophia akan dibuka untuk beribadah setelah 86 tahun," kata Wakil Kepala Yayasan Awqaf Afrika Selatan, Mickael Collier.
Baca Juga: Tak Kenal Takut, Ini Bukti Keberanian Gadis Palestina dalam Melawan Tentara Israel
Shalat Jumat ini akan disiarkan beberapa stasiun televisi seperti ITV, Salaam Media, CII International Radio 786, Voice of the Cape, Radio Islam, dan Radio Al Ansaar.
Ornamen Kristiani tetap dilestarikan
Ornamen-ornamen Kristiani yang ada di Hagia Sophia pun ditutup tirai. Namun pihak Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin menjelaskan, akan tetap melestarikan unsur Kristiani di Hagia Sophia karena itu merupakan warisan sejarah yang berusia 500 tahun lebih.
“Poin utamanya adalah tidak ada perusakan, gambar, tekstur historis, dan arsitektur bangunan. Saat ini, kami sedang berusaha menutupi mosaik tersebut dengan tirai (saat waktu shalat),” jelas Kalin.
Baca Juga: Pria Ini Nekat Panjat Dinding RS Demi Lihat Ibunya, Kisahnya Berakhir Menyedihkan
Lebih lanjut, mosaik atau ornamen Kristiani ini hanya akan ditutup pada saat waktu shalat saja. Sedangkan pada hari biasa, masyarakat umum tetap bisa berkunjung dan melihat ornamen-ornamen itu.
"(Hagia Sophia) ini juga akan terbuka untuk pengunjung reguler, siapa pun yang ingin pergi dan melihat mosaik itu," tambah Kalin.
Singkat cerita, mulanya Hagia Sophia adalah gereja katedral yang dibangun pada masa Kekaisaran Bizantium. Kemudian saat Kesultanan Turki Ottoman di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Al Fatih menduduki Konstantinopel pada tahun 1453, Hagia Sophia diubah menjadi masjid.
Lalu pada 1934, Pemerintah Turki mengubah Hagia Sophia menjadi museum usai terjadi revolusi yang menggulingkan Kesultanan Turki Ottoman menjadi Republik Turki. Selanjutnya pada Jumat (10/7/2020) beberapa waktu lalu, Presiden Turki, Erdogan, secara resmi mengalihfungsikan museum Hagia Sophia menjadi masjid.