Fenomena Hum Worldwide, Suara Dentuman Misterius yang Sempat Gegerkan Warga Jakarta-Bogor

1.

Fenomena Hum Worldwide dari kacamata sains

Melansir The Conversation, Jumat (17/4/2020), seorang ahli Geografi yang bernama David Deming menjelaskan fenomena ini dalam makalah yang dibuatnya pada tahun 2014.

Dalam makalahnya tersebut, Deming menjelaskan jika fenomena Hum pertama kali terjadi pada akhir tahun 1960-an di Bristol, Inggris. Kemudian fenomena serupa kembali terjadi pada akhir tahun 1980 di wilayah Taos, New Mexico, Amerika Serikat.

Deming memeriksa banyak kemungkinan yang menyebabkan fenomena Hum terjadi. Analisisnya banyak yang mengarah pada jaringan listrik atau menara telepon seluler.

Baca Juga: 4 Orang Ini Ngaku Pernah Berhubungan Seks dengan Hantu, Ada yang Sampai Klimaks

Akan tetapi, teori Deming yang satu ini tampaknya masih belum menyakinkan mengingat tidak ada ponsel pada tahun 1960-an serta frekuensi yang dipancarkan oleh kedua menara sel dan jaringan listrik pun dapat dengan mudah diblokir hanya dengan menggunakan selungkup logam.

2.

Program HAARP

Deming juga mengamati Program Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi (HAARP) yang mungkin bisa menjadi penyebab fenomena Hum terjadi. Alasannya, senyawa militer ini menggunakan gelombang radio yang mana digunakan untuk mempelajari luar angkasa serta menguji teknik komunikasi canggih.

Jadi, muncul kemungkinan fenomena Hum terjadi ketika progam HAARP ini tengah diujicobakan.

Baca Juga: Selain COVID-19, Ini Penyakit Mematikan yang Serang Sistem Pernapasan Manusia

Fenomena Hum Worldwide ternyata menjadi bahan favorit para penggemar teori konspirasi. Mereka berpendapat jika fenomena itu terjadi lantaran ada pihak yang tengah memulai uji coba sebuah gelombang yang dapat mengontrol pikiran hingga cuaca.

3.

Penyebab utama Hum Worldwide

Deming juga menduga jika suara tersebut berasal dari emisi otoacoustic yang mana merupakan suara alami yang disebabkan oleh getaran sel-sel rambut di telinga.

Setelah melakukan penelitian yang lebih jauh, akhirnya Deming sampai pada simpulan yang menyebutkan bahwa fenomena Hum terjadi akibat gelombang radio frekuensi rendah (VLF) yang mana frekuensinya berkisar antara 3 KHz dan 30 KHz.

Baca Juga: Dari Bakar Diri hingga Minum Racun, Ini 5 Sekte Mengerikan di Dunia yang Berakhir Tragis

Alasannya, gelombang radio ini dapat menembus berbagai benda hingga inci alumunium yang solid sekalipun. Selain itu, ada pula kemungkinan fenomena ini berasal dari akumulasi besar suara frekuensi rendah dan infrasound yang dihasilkan manusia.

Hal ini mencakup semua aspek, mulai dari kebisingan jalan raya hingga segala macam kegiatan industri. Bahkan fenomena alam pun bisa menjadi pemicunya.

Hum juga dipercaya merupakan fenomena terrestrial atau geologis yang mana menghasilkan suara dengan frekuensi yang amat rendah. Sebagai contoh, beberapa hewan diketahui mampu memprediksi gempa bumi dengan mengandalkan indera pendengarannya sehingga bisa langsung mengambil tindakan untuk menyelamatkan diri.