Fakta di Balik Pesan Berantai WhatsApp Terkait China dan WHO Berbohong Soal Covid-19

Ilustrasi pesan berantai
Ilustrasi pesan berantai | unsplash.com

Pesan berantai itu diduga berasal dari negara Italia!

Asal-usul virus corona untuk pertama kali masih menjadi sebuah tanda tanya besar. Selama ini para ahli mungkin memberikan jawaban-jawaban untuk pertanyaan itu, namun semua masih berupa hipotesis. Meski mengharapkan wabah segera selesai, namun setiap hari pemerintah selalu mengabarkan adanya penambahan kasus.

Beberapa orang mulai membuat pernyataan-pernyataan seputar virus corona. Bahkan, sejumlah konspirasi mengenai Covid-19 sengaja diciptakan untuk senjata biologis juga sempat muncul. Bari-baru ini, ada sebuah pesan berantai yang diklaim berasal dari Italia, pesan itu menginformasikan bahwa corona bukanlah virus melainkan bakteri. Mengutip Vivanews.com pada Senin (8/6/2020), isi lengkap pesan tersebut adalah:

Baca Juga : Corona Belum Usai, WHO Umumkan Wabah Virus Ebola Baru Juga Terjadi. Ancaman Baru Dunia?

Ilustrasi pesan berantai
Durektur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Presiden Tiongkok Xi Jinping | www.pinterpolitik.com

TOLONG DIBACA SAMPAI SELESAI HAL DI BAWAH INI (PENTING..!!!).

Corona Virus adalah BOHONG…bukan dari Virus tapi dari Bakteri…semua ini diketahui oleh negara Itali..setelah mereka MENGAUTOPSI JENAZAH KORBAN CORONA…Ternyata CINA dan WHO menyuruh langsung dikubur dgn ditakut-takuti tertular covid-19….padahal tujuan mereka supaya mayat tidak diautopsi…yg berani melakukannya hanya ITALIA..dan ternyata diketahui oleh para ahli kedokteran, penyebabnya kematian adalah oleh bakteri (bukan virus), dimana bakteri tersebut membuat pembuluh darah melebar dan membeku..maka langsung diketahui obatnya…setelah diminumkan obat tersebut kpd 1400 orang yg positif covid…langsung sembuh (baca dibawah ini akan diberitahu obatnya, ternyata diapotik kita banyak sekali)

Pantas Presiden Trump mengatakan : WHO menjadi boneka CINA (mari kita baca dibawah ini)

CINA dan WHO..BERBOHONG TENTANG COVID-19

Cina dan WHO menipu dgn mengatakan bahwa covid-19 adalah virus dan menganjurkan supaya semua org yg terjangkit utk memakai ventilator (spy semua negara membeli alat ini). WHO melarang semua negara utk melakukan autopsi terhadap mayat COVID dgn alasan akan tertular.

Tapi ITALIA tidak perduli, mereka tetap melakukan Autopsi dan mendapatkan kenyataan, ternyata BUKAN VIRUS YG MENYEBABKAN KEMATIAN, TETAPI BAKTERI YG MENYEBABKAN PEMBULUH DARAH MELEBAR DAN MEMBEKU.

Ilustrasi pesan berantai
ilustrasi virus corona | m.lampost.co

DI ITALIA Obat untuk CORONA VIRUS AKHIRNYA DITEMUKAN.

Dokter Italia, tidak mematuhi hukum kesehatan dunia WHO, untuk tidak melakukan otopsi pada kematian Coronavirus dan mereka menemukan bahwa BUKANLAH VIRUS, tetapi BAKTERI lah yang menyebabkan kematian. Ini menyebabkan gumpalan darah terbentuk dan menyebabkan kematian pasien.

Italia mengalahkan apa yang disebut Covid-19, yang tidak lain adalah "Koagulasi intravaskular diseminata" (Trombosis). Dan cara untuk memeranginya, yaitu, penyembuhannya, adalah dengan "antibiotik, anti-inflamasi, dan antikoagulan".Berita sensasional ini untuk dunia telah diproduksi oleh dokter Italia dengan melakukan otopsi pada mayat yang meninggal karena Covid-19.

Menurut ahli patologi Italia. "Ventilator dan unit perawatan intensif TIDAK PERNAH DI BUTUHKAN”. Oleh karena itu perubahan protokol pandemi global di Italia, terungkap, penyembuhan ini, sudah diketahui oleh Negara Cina dan tidak melaporkan hanya UNTUK MELAKUKAN BISNIS.

(Sumber: Kementerian Kesehatan Italia.)

catatan :

Bagikan ini ke seluruh keluarga, lingkungan, kenalan, teman, kolega, rekan kerja ... dll. dll ... dan lingkungannya secara umum ...:Jika mereka terkena Covid-19 ... yang bukan Virus seperti yang mereka yakini, tetapi bakteri ... diperkuat dengan radiasi elektromagnetik 5G yang juga menghasilkan peradangan dan hipoksia. Mereka akan melakukan hal berikut:

Mereka akan minum *Aspirin 100mg dan Apronax atau Paracetamol...????

Mengapa? ... karena telah ditunjukkan bahwa apa yang dilakukan Covid-19 adalah menggumpalkan darah, menyebabkan orang tersebut mengembangkan trombosis dan darah tidak mengalir dan tidak mengoksigenasi jantung dan paru-paru dan orang tersebut mati dengan cepat karena tidak bisa bernafas.

Di Italia mereka mengacaukan protokol WHO dan melakukan otopsi pada mayat yang meninggal karena Covid-19 ... mereka memotong tubuh, membuka lengan, kaki dan bagian tubuh lainnya dan menyadari bahwa pembuluh darahnya melebar dan membeku, semua pembuluh darah dan arteri dipenuhi dengan trombosis, mencegah darah mengalir secara normal dan membawa oksigen ke semua organ, terutama otak, jantung dan paru-paru, dan pasien akhirnya sekarat,

Setelah mengetahui diagnosis ini, Kementerian Kesehatan Italia segera mengubah protokol pengobatan Covid-19 ... dan mulai memberikan kepada pasien positif mereka *Aspirin 100mg dan Apronax atau Paracetamol...,

hasilnya : pasien mulai pulih dan hadir perbaikan dan Departemen Kesehatan merilis dan mengirim pulang lebih dari 14.000 pasien dalam satu hari.

Ilustrasi pesan berantai
ilustrasi antibiotik | amp.kompas.com

URGENT: mereka telah berbohong kepada kami, dengan pandemi ini, satu-satunya hal yang dikatakan oleh presiden kami setiap hari adalah data dan statistik tetapi tidak memberikan informasi ini untuk menyelamatkan warga negara, adalah bahwa Ini juga akan terancam oleh para elit? ...

kita tidak tahu, tiba-tiba semua pemerintah dunia, tetapi Italia melanggar norma ... karena mereka sudah kewalahan dan dalam kekacauan serius karena kematian sehari-hari ..., sekarang WHO. ..akan digugat di seluruh dunia, karena menutupi begitu banyak kematian dan jatuhnya ekonomi banyak negara di dunia ... sekarang dipahami mengapa perintah untuk MEMBEBASKAN atau segera mengubur mayat-mayat tanpa otopsi ... dan menamakannya sebagai sangat berpolusi.

Di tangan kita untuk membawa kebenaran dan harapan menyelamatkan banyak nyawa ....

Itulah sebabnya gel anti bakteri bekerja dan klorindioksida ... Seluruh PANDEMI adalah karena mereka ingin vaksinasi dan chip untuk membunuh massa untuk mengendalikan mereka dan mengurangi Populasi Dunia.

SEMOGA TUHAN MENYELAMATKAN KAMI ujar negara Italia.

Baca Juga : Disebut Senjata Biologi hingga Ciptaan Bill Gates, Ini Teori Konspirasi Virus Corona yang Bikin Pusing!

Fakta sebenarnya

Dalam cekfakta.com dituliskan bahwa situs resmi Kementerian Kesehatan Italia menuliskan bahwa Covid-19 merupakan virus RMA untai positif yang penampilannya mirip mahkota ketika diamati dengan mikroskop elektron. Virus ini merupakan keluarga besar dari virus penyebab flu, SARS serta MERS.

Hingga saat ini diketahui ada tujuh jenis virus corona yang menginfeksi manusia. Bahkan sejak tahun 1960-an virus corona telah menginfeksi baik hewan maupun manusia . Target utama virus ini adalah saluran pencernaan dan juga saluran pernapasan.

USA Today menuliskan virus corona baru ditemukan di Tiongkok dan obatnya masih belum bisa ditemukan. Kementerian Kesehatan Italia mengungkapkan pengobatan dengan antibiotik tidak akan berhasil karena corona merupakan virus dan bukan bakteri.

WHO juga dikatakan tak pernah melarang diadakannya autopsi untuk jenazah Covid-19. Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) dan WHO pernah merilis pedoman untuk melakukan autopsi bagi para petugas agar proses berjalan dengan aman.

Menurut WHO memang benar sekitar 80 persen pasien corona akan sembuh tanpa harus dirawat di rumah sakit. Namun satu dari enam pasien akan mengalami sakit yang parah. Beberapa penelitian memang menemukan pasien Covid-19 mengalami trombosis. Namun, kematian pasien yang disebabkan oleh trombosis tidak bisa dibenarkan, sebab sebagian besar pasien meninggal karena gagal napas dan pneumonia.

Sebagaimana dilaporkan melalui BBC, dalam sebuah kasus parah ventilator diperlukan agar meringankan pasien yang kesulitan bernapas. Sebab virus juga akan mengakibatkan kerusakan dalam paru-paru sehingga kadar oksigen dalam tubuh pasien akan menurun dan membuat mereka sulit bernapas. Ventilator yang mempunyai pelembab udara akan menambah panas serta kelembaban pada pasokan udara sehingga sesuai dengan suhu tubuh pasien. Napas pasien juga akan diatur oleh mesin setelah mereka diberi obat untuk mengendurkan otot-otot pernapasan.

Dikutip dari India Today, ahli menyebutkan tidak semua pasien Covid-19 memerlukan ventilator dan ICU. Mereka yang membutuhkan adalah para pasien dengan kondisi yang kritis atau yang mengalami kegagalan multi-organ.

Pasien yang memiliki gejala ringan juga dapat diberi corong yang disebut ventilasi non-invasif, sebab tidak memerlukan pipa internal. Bentuk ventilasi yang lain aalah tekanan saluran napas positif kontinyu (CPAP).

Artikel Lainnya

Inti dari penjelasan di atas, Kementerian Kesehatan Italia tidak menyatakan bahwa Covid-19 adalah bakteri melainkan keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa sampai SARS dan MERS.

Tags :