Durhaka! Pria ini Enjoy Nongkrong di Warkop Usai Bunuh Ibu Kandung

Pelaku nekat membunuh ibu kandung gara-gara tak diberi uang | aceh.tribunnews.com

Sebelum lehernya digorok, korban sempat lontarkan kalimat terakhir!

Seorang anak tega membunuh ibu kandungnya dengan sadis lantaran kesal tak diberi uang untuk membeli rokok. Setelah melakukan pembunuhan, pelaku pura-pura terkejut melihat ibunya dan melaporkan kematian sang ibu pada tetangga sekitar.

Kasat Reksrim Polres Aceh Utara, AKP Rustam Nawawi mengatakan pihaknya telah curiga sejak awal, bahwa pelaku pasti orang yang dekat dengan korban. Sebab kondisi rumah dalam keadaan terkunci.

1.

Gara-gara tak diberi uang

Pelaku nekat mengahabisi nyawa ibunya dan merekayasa pembunuhan | aceh.tribunnews.com

AKP Rustam menjelaskan motif pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku. Menurut penjelasannya, Nasrul tega menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri lantaran tak diberi uang.

Pagi itu pelaku datang meminta uang sebesar Rp. 300 ribu pada ibunya, namun korban menjawab tidak punya uang, ucap Kasat eskrim AKP Rustam Nawawi pada Selasa (9/6/2020).

Lalu pelaku kembali meminta uang Rp 20 ribu untuk membeli rokok, tetapi lagi-lagi dijawab oleh Nek Fatimah bahwa dirinya tidak mempunya uang. Nasrul yang dikuasai emosi merasa kesal lalu menggorok leher ibunya.

Merasa kesal, pelaku lantas mengambil sebilah pisau menarik rambut korban dan menggorok lehernya, ucap AKP Rustam sebagaimana pengakuan pelaku.

2.

Merekayasa pembunuhan ibunya

Ilustrasi mayat | m.republika.co.id

Setelah membunuh ibu kandungnya, Nasrul membersihkan kedua tangannya yang berlumuran darah lalu pergi ke warung kopi. Lelaki itu menongkrong di warung kopi Kota Pantonlabu, Aceh selama beberapa saat.

Setelah nongkrong, ia kembali ke rumah dan pura-pura terkejut mendapati ibunya yang meninggal penuh darah. Pura-pura tak mengetahui kejadian yang sebenarnya, ia kemudian memberitahu para tetangga bahwa ibunya meninggal dunia.

Terakhir pelaku kembali ke TKP dan memberitahukan mak cik dan saudaranya Ibrahim, bila ibunya sudah meninggal dunia, terang Kasat Reskrim Polres Aceh Utara tersebut.

3.

Polisi sudah curiga

Warga saat melayat ke rumah korban | terasjabar.id

Mendapat laporan kematian Nek Fatimah, polisi sebenarnya sudah curiga bahwa pelaku pasti orang yang dekat dengan korban. Sebab pembunuhan sadis itu dapat terjadi di sebuah ruanga yang seluruh pintunya terkunci.

Ternyata benar, pelakunya adalah anak kandung dari korban sendiri. Pelaku tega menghabisi nyawa ibunya hanya karena tidak diberi uang.

Pelaku telah mengakui perbuatannya, dia sudah kita tahan, kini kita lengkapi berkas-berkas penyidikannya, imbuhnya.

Menurut kapolres, pelaku telah menyiapkan pisau dapur yang digunakan untuk membunuh korban tersebut. Nasrul juga masuk ke rumah korban melalui dinding yang terbuat dari karung padi. Pelaku membunuh korban dengan sadis, yaitu dengan cara menggorok leher korban sebelum akhirnya membalikkan tubuh korban dan merekayasa pembunuhan.

Pelaku sengaja merekayasa semua, dari posisi tubuh korban hingga mengunci pintu, terangnya.

Lalu pelaku keluar dan membersihkan bekas darah menggunakan abu.

4.

Korban lontarkan kalimat terakhir

Nasrul tega membunuh ibu kandungnya karena tak diberi uang, padahal ibunya sudah mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki uang.

Sebelum nyawanya dihabisi oleh pelaku, korban sempat merintih dan berucap pasrah lantaran akan digorok anak kandungnya.

Saat itu pelaku merangkul leher ibunya yang sudah tua itu di bawah ancaman pisau. Sebelum digorok, korban sempat mengucapkan kalimat terakhir kepada Nasrul.

Gorok saja leher saya, biar saya dapat surga, ucap Nek Fatimah.

Nasrul yang sudah dikuasai oleh kemarahan tersebut semakin geram dan akhirnya menggorok leher ibunya sendiri.

5.

Pelaku tak hadir di pemakaman korban

Artikel Lainnya

Dalam merekayasa pembunuhan terhadap ibunya, pelaku pura-pura bersedih dan menangis seusai membunuh ibunya. Pelaku kemudian keluar dan nongkrong di warung kopi.

Jenazah Nek Fatimah dikebumikan di kuburan umum Desa Teupin Bayu, Kecamatan Tanah Jambo Aye, pada Senin (8/6/2020) sekitar pukul 18.00 WIB.

Ketika prosesi penguburan Nek Fatimah, Nasrul yang berprofesi sebagai tukang asal Alur Bili Rayeuk, Kecamatab Tanah Jambo Aye itu tidak terlihat mengikuti pemakaman ibunya.

tak melihat Nasrul (anak korban), saat ibunya dikebumikan. Sedangkan anaknya yang lain bersama keluarganya hadir saat dikebumikan, jelas salah seorang warga.

Tags :