Disorot Dunia! 2 Siswi SMA Ini Temukan Obat Kanker dari Herba Tradisional Suku Dayak
13 Agustus 2019 by Mabruri Pudyas SalimPenelitiannya untuk obat kanker payudara meraih medali emas dalam ajang WICO.
Sampai saat ini kanker payudara masih menjadi momok yang menakutkan bagi kaum wanita. Untuk dapat sembuh dari penyakit ini, penderita biasanya disarankan untuk melakukan pengangkatan sebagian payudara yang terkena kanker. Hanya saja, metode pengangkatan payudara ini bisa menimbulkan masalah kepercayaan diri pada perempuan.
Pasalnya, pengangkatan sebagian jaringan payudara akan berpengaruh pada penampilan perempuan, yang kadang menimbulkan masalah untuk kepercayaan diri mereka. Namun baru-baru ini di media sosial dihebohkan oleh prestasi dua siswi SMAN 2 Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Kehebohan tersebut dilatarbelakangi oleh penelitian mengenai manfaat herba tradisional Suku Dayak untuk mengobati kanker payudara. Bahkan penelitian tersebut membawa dua gadis tersebut mencetak prestasi dan membanggakan nama Indonesia di kancah internasional.
Mereka adalah Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri, dua sisiwi yang sukses memperkenalkan obat herba tradisional Suku Dayak yang mampu menyembuhkan penyakit tumor ganas, yaitu kanker payudara di kompetisi internasional.
Baca juga: Viral Kisah Mahasiswa Ditinggal Ibu Jelang Sidang Skripsi, Ini Faktanya!
Dikutip dari Official Account Indonesian Young Scientist Association (IYSA) via Detikcom, Aysa dan Anggina mengikuti lomba Youth National Science Fair 2019 (YNSF) di Universitas Pendidikan Bandung (UPI).
Setelah lolos menjadi salah satu pemenang di perlombaan YNSF, keduanya dikirim sebagai perwakilan dari Indonesia untuk mengikuti World Invention Creativity (WICO) di Seoul, Korea Selatan pada 25-27 Juli 2019 lalu.
Kedua siswi SMAN 2 Kota Palangkaraya itu berhasil meraih medali emas dalam ajang WICO setelah meneliti manfaat tanaman sebagai obat kanker. Tanaman yang mereka perkenalkan dalam ajang tersebut adalah Akar Bajakah Tunggal yang banyak tubuh di Kalimantan Tengah.
Dalam laporannya, Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri mengatakan jika karya ilmiah yang diikutsertakan dalam ajang WICO terinspirasi dari pengalaman rekannya yang bernama Yajid. Dia menggunakan ekstrak Akar Bajakah Tunggal untuk mengobati kanker payudara neneknya dan berhasil.
Kemudian dua siswi tersebut melakukan uji coba dengan memberikan ekstrak Akar Bajakah Tunggal pada tikus putih yang menderita tumor.
"Kami amati selama 50 hari, ternyata pemberian ekstrak akar tanaman Bajakah Tunggal tersebut mampu melemahkan dan mengecilkan tumor pada tikus putih atau disebut kemencit tersebut, karena di dalam akar Bajalah Tunggal terdapat kandungan yang bisa melemahkan penyakit kanker dan tumor ganas pada binatang dan manusia," ujar dua siswi ini seperti dikutip dari Tribunnews (12/8/2019).
Baca juga: Bukan Cuma Muslim Saja, Sekarang Mahasiswa Tiongkok Juga Suka Belajar Kaligrafi Arab
Mengenai prestasi yang diraih dua gadis Dayak tersebut, selaku pembimbing, Helita mengungkapkan bahwa dirinya hanya mengarahkan anak didiknya untuk membuat karya ilmiah dan tetap mengedepankan kearifan lokal.
"Ada beberapa karya ilmiah yang kami ikutkan dalam lomba karya ilmiah di tingkat nasional dan internasional, teryata karya ilmiah ramuan tradisional akar tanaman Bajakah itulah yang berhasil meraih medali emas di tingkat nasional hingga internasional," ujar Helita dikutip dari Tribunnews, Senin (12/8/2019).
Tidak diragukan lagi jika Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri telah mengharumkan Indonesia di mata dunia. Setelah ini diharapkan bahwa hasil penelitian tersebut bisa dikembangkan menjadi obat kanker yang telah disempurnakan dan bisa digunakan oleh masyarakat banyak.