Awal Mula Cerita Tukang Es Krim Tagih Bayaran Dua Kali Lipat kepada Seleb Dunia Maya

Pedagang es krim yang benci akan sikap para seleb dunia maya | metro.co.uk

Joe Nicchi, pedagang es krim yang merasa diperlakukan seenaknya oleh para seleb dunia maya

Didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat dan meluas, semua pengguna media komunikasi digital memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menjadi semacam social influencer.

Hal ini bisa saja menaikkan status popularitas seseorang dan dapat disandingkan juga dengan selebritis-selebritis televisi meskipun dalam skala dan cakupan pasar yang berbeda.

Dengan mengandalkan penciptaan konten-konten yang menarik perhatian, para social climber berlomba-lomba supaya namanya bisa dikenal banyak orang di dunia maya.

Social media influencer menyajikan konten-konten yang menarik banyak orang | www.vice.com

Kemudahan bagi setiap orang untuk menjadi terkenal pada situasi tertentu ternyata memiliki dampak negatif bagi kelompok tertentu. Joe Nicchi adalah salah satu orang yang merasakan sisi negatif dari kemunculan para influencer yang merajalela di mana-mana.

Baca juga: Cerita Lansia Berusia 84 Tahun yang Jadi Fashion Influencer Gara-gara Cucunya

Nicchi bekerja untuk perusahaan es krim CVT Soft Serve di Los Angeles. Setiap harinya, dia menjajakan es krim dengan menggunakan truk perusahaan di sekitaran kota tersebut.

Berhubung dirinya ditinggal di salah satu kota hiburan di Amerika, dan produk es krimnya sendiri memang cukup terkenal, wajar saja jika es krimnya sering dibeli juga oleh para seleb terkenal, khususnya yang menyandang status sebagai social media influencer.

Es krim yang dijual Nicchi cukup laku di kalangan para influencer | www.dailymail.co.uk

Bukannya merasa senang dengan interaksinya bersama orang-orang terkenal, Nicchi justru sering merasa dirugikan dengan sikap mereka. Tidak sedikit influencer yang tiba-tiba meminta es krim gratis kepada Nicchi. Parahnya lagi, yang mereka minta tidak hanya satu, tapi bisa sampai dua atau lebih.

Ada juga yang memesan es krim (gratis) dalam jumlah banyak dan menghubungi Nicchi melalui surat elektronik. Biasanya, Nicchi akan menjawab dengan nada sarkas, misalnya dengan membalas, “Lebih baik saya liburan di Korea Utara.”

"Lebih baik saya liburan di Korea Utara," ujar Nicchi saat dimintai es krim gratis | metro.co.uk

Nicchi tidak bisa menahan kesabarannya lagi saat dia diminta untuk membuka stand es krim gratis untuk pesta yang dihadiri sekitar 300 orang. Sebagai imbalannya, dagangan Nicchi akan dipromosikan oleh influencer yang bersangkutan.

“Saya tidak bisa melakukan itu. Saya tidak mau bekerja tanpa dibayar,” ujar Nicchi kepada VICE.

Baca juga: Tukang Bangunan Ini Terima Tantangan Putrinya untuk Jadi Influencer

"Influencer bayar dua kali lipat", tulis Nicchi di pengumumannya | www.bbc.co.uk

Setelah menerima tawaran yang dianggap hanya menguntungkan salah satu pihak saja itu, Nicchi membuat sebuah pengumuman yang berbunyi, “Influencer bayar dua kali lipat.”

Pengumuman itu dipasang di mobil es krimnya, dan dia juga mengunggah foto dan tulisan di Instagram CVT Soft Serve yang isinya ditujukan kepada para influencer. Isi tulisannya kira-kira seperti ini:

“Kami benar-benar tidak peduli terhadap status Anda sebagai influencer, dan kami tidak peduli seberapa banyak pengikut Anda. Kami tidak akan pernah memberi Anda es krim gratis meskipun Anda mengunggah foto kami di media sosial Anda. Harga es krimnya 4 dollar perbuah…Tapi sekarang menjadi 8 dollar khusus untuk Anda.”

Artikel Lainnya

CVT Soft Serve adalah perusahaan penjual es krim yang sudah memiliki banyak pelanggan. Oleh karena itu, wajar saja jika Nicchi tidak merasa harus bersusah-payah memberi es krim gratis kepada orang-orang hanya agar tokonya diketahui banyak orang.

Selain merasa tidak perlu “diiklankan”, dia sendiri memang merasa kesal kepada para influencer yang dia anggap suka bertingkah seenaknya kepada orang lain hanya karena mereka dikenal banyak orang.

Tags :