Dikenal Sakral dan Keramat, nggak Semua Orang Bisa Bertapa di Tempat Ini!

Sakral dan Ekstrem, Gak Semua Orang Bisa Bertapa di Tempat Ini!
Sakral dan Ekstrem, Gak Semua Orang Bisa Bertapa di Tempat Ini! | jateng.tribunnews.com

Kalau berhasil sampai akhir, katanya pasti kehidupannya bakalan sukses

Belum lama ini publik Indonesia dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat di sebuah lokasi pertapaan yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Mayat tersebut ditemukan dalam posisi tengah bertapa di gubuk Sendang Manten, Senin (3/2/2020).

Setelah diselidiki, mayat tersebut diketahui bernama Henry Bayu Tumanggor (54), warga Punggul RT 002 RW 001, Punggul, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Dugaan sementara adalah Henry meninggal lantaran terkena hipotermia.

Lokasi pertapaan tempat ditemukannya jasad Henry dikenal dengan nama Pertapaan Pringgodani. Pertapaan ini terletak di Desa Blumbang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Menurut laman resmi Pemkab Karanganyar, Pertapaan Pringgodani terletak di sisi barat lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1.300 mdpl.

Oleh sebab itu, tidak heran jika Henry diduga mengalami hipotermia ketika tengah bertapa. Selain karena suhunya yang begitu dingin, masih ada lagi fakta tentang Pertapaan Pringgodani di lereng Gunung Lawu ini. Seperti yang dilansir dari laman Solopos.com, berikut ini ulasan singkatnya.

Baca juga: 4 Tempat Angker di Solo Ini Bisa Bikin Kamu Lari Ketakutan

1.

Lokasi yang kerap dikunjungi peziarah

Sakral dan Ekstrem, Gak Semua Orang Bisa Bertapa di Tempat Ini!
Lokasi yang kerap dikunjungi peziarah | foursquare.com

Lokasi Sendang Manten yang digunakan oleh almarhum Henry untuk bertapa memang sering dikunjungi oleh para peziarah. Pemkab Karanganyar dalam laman resminya menyebutkan bahwa para peziarah biasanya memanjatkan permohonan sesuai dengan cara dan kepercayaan masing-masing di lokasi tersebut.

Sementara itu, puncak ritual di Pertapaan Pringgodani sendiri adalah mandi di tujuh pancuran alami yang airnya memancar dari tebing. Ritual dilakukan berurutan sesuai dengan urutan masing-masing pancuran dan dilakukan tepat tengah malam. Nah, udah kebayang 'kan bagaimana dinginnya?

Baca juga: Kisah Genderuwo Merah dan Kuntilanak yang Gentayangan di Jalan Menco UMS Solo

Oleh karena suhu dinginnya itu, maka tidak semua orang kuat untuk melakukan tapa di Pertapaan Pringgodani. Dilansir dari Solopos yang mengutip Okezone, Pertapaan Pringgodani biasanya ramai dikunjungi ketika memasuki musim pemilu.

Adalah para calon anggota legislatif (caleg) yang kebanyakan datang untuk memanjatkan permohonannya agar dapat terpilih pada gelaran pemilu.

2.

Tidak semua kuat untuk bertapa

Sakral dan Ekstrem, Gak Semua Orang Bisa Bertapa di Tempat Ini!
Tidak semua kuat untuk bertapa | budayasekitar.blogspot.com

Sarwoko, warga Ngawi, Jawa Timur yang rutin bertapa di lokasi tersebut menuturkan bahwa tidak sembarang orang kuat untuk bertapa di Pertapaan Pringgodani. Menurutnya hanya mereka yang berhati bersih dan tulus yang dapat bertapa di Pertapaan Pringgodani.

Bahkan banyak pelaku ritual yang hanya sekadar mencoba-coba akhirnya jatuh kesurupan. Meski demikian, banyak juga orang-orang yang berhasil hingga akhirnya naik jabatan, jadi pejabat, atau pedagang sukses setelah bertapa di tempat tersebut.

Baca juga: Kisah Mistis di Lingkungan RSUP Dr Sardjito Jogja Ini Bikin Kamu Merinding

3.

Dijadikan sebagai objek wisata

Sakral dan Ekstrem, Gak Semua Orang Bisa Bertapa di Tempat Ini!
Dijadikan sebagai objek wisata | cahdermayucerbon.blogspot.com

Meski banyak pihak menyatakan kalau tempat itu merupakan lokasi pertapaan dan keramat, namun Pemkab Karanganyar dalam laman resminya menyebutkan kalau Pertapaan Pringgodani adalah objek wisata sejarah.

Pertapaan Pringgodani sendiri merupakan petilasan Eyang Panembahan Koconegoro. Eyang berarti ‘yang dituakan’, panembahan berarti ‘tempat’, koco atau kaca berarti ‘cermin’, dan negoro atau negara berarti ‘diri.’ Dengan kata lain, petilasan Eyang Panembahan Koconegoro memiliki makna tempat yang dituakan atau dikeramatkan untuk bercermin atau memperbaiki diri.

Baca juga: Serem! Kota Ini Ternyata Terdapat Museum Santet yang Mengerikan

4.

Cara menuju lokasi

Sakral dan Ekstrem, Gak Semua Orang Bisa Bertapa di Tempat Ini!
Cara menuju lokasi | bali.tribunnews.com

Untuk dapat mencapai tempat sakral tersebut, para pengunjung harus siap-siap menghadapi medan berat. Tidak hanya harus rela berjalan kaki dari lokasi parkir di Desa Blambangan selama satu jam, para pengunjung juga harus berjuang untuk menaklukan medan menuju Pertapaan Pringgodani yang penuh dengan tanjakan serta turunan yang cukup terjal. Belum lagi suhu udara pegunungan yang bisa membuat tubuh menggigil karena saking dinginnya.

Artikel Lainnya

Meski demikian, sebagai objek wisata, Pertapaan Pronggodani memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Di tempat ini sudah tersedia lokasi untuk bertapa, beberapa toilet, serta warung makan. Bagi kamu yang ingin berkunjung ke tempat ini, teguhkan niatmu dulu, ya!

Tags :