Demi Murid, Guru Ini Rela Susuri Hutan Sambil Gendong Kulkas

Harry yang sedang membawa kulkas lewati hutan
Harry yang sedang membawa kulkas lewati hutan | www.likely.com.my

Sekolah itu berlokasi di pedesaan yang hanya dapat diakses dengan berjalan kaki.

Seorang guru di Malaysia ini patut untuk diberikan gelar pahlawan tanpa tanda jasa. Ia rela menempuh jarak jauh melewati hutan dengan menggendong sebuah kulkas seberat 40 kilogram demi anak didiknya. Aksinya yang diabadikan dalam sebuah video berhasil viral di jagat media sosial dan mendapat apresiasi dari warganet.

Dilansir dari World of Buzz, Harry Yanto Bikal yang dikenal sebagai "Cikgu Malim" ini mengajar di Sekolah Kebangsaan Longkogungan Penampang, Sabah, Malaysia.

Lokasi sekolah ini ada di sebuah pedesaan yang hanya dapat ditepuh dengan berjalan kaki. Ia rela berjalan menembus hutan dengan jarak 10 km sambil membawa sebuah kulkas di punggungnya agar anak didiknya dapat memakan makanan segar.

Harry yang sedang membawa kulkas lewati hutan
Harry yang sedang membawa kulkas lewati hutan | www.malaymail.com

Video Harry pertama kali diunggah oleh salah satu akun Facebook bernama Hajah Maznah Abd Ghani yang merupakan salah seorang guru konselor di Penampang. Rekaman itu diambil oleh rekan sesama guru yang ikut bersamanya.

Baca juga: Suami Ini Tempel Foto Istrinya di Setiap Sudut Rumah, Alasannya Kocak!

“Semoga Tuhan memberkati hidup Anda, pak Harry. Jasamu sebagai guru di daerah pedesaan ini sangat menyentuh. Anda berjalan 7 sampai 8 jam dengan membawa beban di pundakmu. Anda berharga lebih dari jutaan ringgit bagi anak muridmu di Sekolah Kebangsaan Longkugongan Penampang,” tulis Hajah Maznah.

SK Longkogungan ini sendiri memiliki 11 murid. Ada 9 di antaranya harus tinggal di sebuah penginapan sederhana karena jarak rumah mereka yang sangat jauh dari sekolah.

Kulkas tersebut merupakan sumbangan dari para guru untuk murid-muridnya yang tinggal di peninapan agar mereka dapat menyimpan bahan makanan dan dapat dimasak dalam keadaan segar.

Baca juga: Demi Menarik Pengunjung, Babi Ini Dipaksa Lakukan Bungee Jumping

Harry yang sedang membawa kulkas lewati hutan
Harry dan murid-muridnya | www.engnews24h.com

Guru yang pertama kali bertugas di SK Longkogungan pada 2017 ini memang sudah sering membawa perlengkapan atau persediaan makanan bagi para muridnya tiap akhir minggu.

Ia biasa menghabiskan 3 hingga 5 jam untuk mencapai sekolah dengan berjalan kaki menembus hutan. Namun ketika membawa kulkas ini, ia membutuhkan waktu hingga tujuh jam. Salut!

“Cara ini sudah lama direncanakan karena tidak mudah untuk membawa kulkas dengan jalur yang tidak dapat diakses oleh kendaraan. Dengan kontur berbukit dan menyebrangi beberapa sungai hingga menyulitkan kendaraan untuk mencapai sekolah. Namun keadaan itu tidak mematahkan semangat saya dan guru untuk menyediakan yang terbaik bagi murid,” kata Harry ketika dihubungi oleh awak media.

Baca juga: Sedih Banget! Pria Ini Tangisi Kepergian Kucingnya, Netizen Ikut Terharu

Harry terpaksa berhenti beberapa kali untuk beristirahat. Ia juga harus berhati-hati ketika menuruni bukit yang curam dan sungai yang licin.

“Memang melelahkan, malah hingga kini ada lebam di bahu saya. Tapi semua itu hilang ketika menatap wajah murid yang gembira melihat kulkas yang saya bawa,” katanya.

Harry yang sedang membawa kulkas lewati hutan
ilustrasi guru yang sedang mengajar | www.nst.com.my

Harry dan para guru lainnya berharap pemerintah dapat membangun akses yang memadai agar lokasi tersebut agar dapat dilalui oleh kendaraan.

Video Harry menjadi viral dan telah ditonton lebih dari 200 ribu kali sejak diunggah pada 11 Februari 2020 lalu. Warganet beramai-ramai memberikan apresiasi di kolom komentar.

Artikel Lainnya

“Memang seorang guru seperti Harry yang melakukan aksi ini karena kecintaannya terhadap pekerjaan dan negeri. Untuk semua murid di luar sana, jangan lupa apa yang telah gurumu lakukan untukmu,” tulis salah seorang pengguna akun Facebook bernama Castello.

“Sangat terharu dengan pengorbanan guru ini demi pendidikan anak bangsa,” tulis Fortuna Bianus.

“Pengorbanan mereka ini patut diberi penghargaan yang sewajarnya,” tulis Ansilin Guntabid.

Tags :