Demi Berantas Narkoba, Polisi Belanda Edarkan Parfum Beraroma Ekstasi
11 Juni 2021 by IdhamParfum ekstasi untuk pemberantasan narkoba
Pemberantasan narkoba merupakan suatu hal yang terus diperjuangkan oleh sebagian besar negara-negara di dunia. Aparat terus dikerahkan secara berkala untuk menumpas keberadaan zat-zat yang seringkali disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas orang lain dan atas dirinya sendiri.
Himbauan pun terus disuarakan untuk meminimalisasi penggunaan narkoba yang mewabah di mana-mana. Di Indonesia, pengguna narkoba sebenarnya masih terhitung sedikit persentasenya ketimbang negara-negara Eropa. Hal itu disebabkan oleh hukum yang lebih longgar untuk kasus penggunaan zat terlarang ini.
Di Belanda, pemberantasan narkoba lebih sulit dilakukan karena aksesnya jauh lebih mudah, bahkan untuk ukuran negara di Eropa sendiri. Pihak kepolisian pun mencari pelbagai strategi yang efisien dalam menupas tuntas permasalahan yang sudah mewabah sejak dulu di Negeri Tulip ini.
Belanda dikenal sebagai lumbung ekstasi paling besar di seluruh dunia sehingga pihak kepolisian pun selalu disulitkan oleh narkoba jenis ini. Sementara itu, dampak-dampak penggunaan ekstasi pun sudah tidak bisa dimungkiri karena kecanduan terhadap ekstasi dapat memicu tindakan-tindakan kriminal yang meresahkan masyarakat.
Baca juga: 5 Tips Ini Akan Memperpanjang Aroma Parfummu Hingga Seharian!
Oleh karena itu, pihak kepolisian Belanda pun berinisiatif untuk tidak hanya mengerahkan lembaga kepolisian itu sendiri, melainkan juga meminta bantuan kepada masyarakat.
Kepolisian Belanda memproduksi parfum spesial bernama XTACY dalam rangka pemberantasan ekstasi yang menjamur di sana. Yang menjadi ciri khas dari parfum ini adalah aromanya yang sangat mirip dengan bau zat tersebut.
Parfum ini bukan untuk dipakai sebagai penyedap aroma tubuh, melainkan hanya digunakan oleh masyarakat awam untuk mengenali aroma zat terlarang tersebut dengan harapan nantinya masyarakat dapat membantu kepolisian untuk mengenali pengguna atau produsen ekstasi yang tersebar di masyarakat.
Parfum ini diedarkan bukan dalam kemasan botol. Pihak aparat menyemprotkannya pada semacam kartu yang diedarkan di masyarakat.
Kepolisian tidak menyebarkan dalam jumlah yang banyak karena khawatir ada orang iseng yang menyemprotkannya sembarangan sehingga pencarian justru malah lebih sulit untuk dilakukan.
Bahaya jika ada orang jahil yang menyemprotkannya ke tubuh orang lain dan orang itu ditangkap hanya karena memiliki aroma ekstasi di tubuhnya.
Dengan diedarkannya parfum ini, kepolisian berharap masyarakat awam pun dapat mengenali seperti apa aroma ekstasi karena tempat yang dijadikan laboratorium produksi ekstasi biasanya akan dihiasi oleh aroma ekstasi di sekelilingnya.
Jika masyarakat sudah mengenal aroma tersebut, orang-orang pun akan lebih mudah untuk mengidentifikasi dan melaporkan kepada polisi jika suatu waktu mereka tidak sengaja mencium aroma zat terlarang ini.