DeepNude, Aplikasi Kontroversial yang Bisa Membuat Orang dalam Foto Terlihat Telanjang

Aplikasi kontroversial yang membenarkan tindakan asusila | www.guatevision.com

Aplikasi kontroversial yang dikecam karena dianggap cabul

Dilansir dari VICE, pada tanggal 27 Juni silam, pembuat aplikasi berbasis OS menyatakan dirinya telah menghapus aplikasi yang diprakarsai oleh dirinya sendiri.

Aplikasi ini tidak dihapus semata-mata karena menampilkan anak-anak yang joged-joged di unggahannya atau jadi media komunikasi para teroris, melainkan karena aplikasi ini dapat menelanjangi orang lain secara harfiah lewat kecanggihan teknologinya.

Aplikasi yang diberi nama DeepNude ini tidak menggunakan teknologi X-Ray yang membuat kamera menjadi seolah tembus pandang.

DeepNude, aplikasi yang mendiskriminasi perempuan | www.thejakartapost.com

DeepNude memanfaatkan algoritma untuk mencocok-cocokkan tampilan visual orang yang memakai pakaian lengkap dengan tampilan visual tubuh yang tidak dibalut sehelai benang pun.

Baca juga: Khusus 18+! 7 Game Dewasa ini Dibuat Tanpa Sensor dan Tonjolkan Erotisme

Misalnya, jika kamu memotret teman kamu dalam kondisi berpakaian, dan kamu menggunakan aplikasi ini, nantinya tampilan visual dari foto yang dihasilkan oleh kamu akan ditukar dengan tampilan visual tubuh telanjang yang bersumber dari foto-foto yang tersebar di internet.

Aplikasi X-Ray tipuan yang memalsukan foto telanjang dari orang yang menjadi objek | www.businessinsider.in

Selain dianggap tidak menghormati etika soal tubuh yang menjadi ranah privasi setiap orang, DeepNude juga dinilai diskriminatif karena aplikasi ini hanya bisa menjalankan fungsinya jika orang yang menjadi objek fotonya berkelamin perempuan.

Pasalnya, jika penggunanya menggunakan objek orang berkelamin laki-laki, hasilnya tetap akan memperlihatkan bagian tubuh perempuan.

Aplikasi ini dikecam dan terpaksa ditutup oleh pembuatnya | www.foxnews.com

Oleh karena sisi-sisi negatifnya yang tidak bisa ditoleransi, akhirnya pencipta aplikasi ini pun mendapatkan kecaman dari mana-mana.

Tak terkecuali dari lembaga Badass, yakni sebuah lembaga di Amerika Serikat yang bergerak dalam bidang perlindungan korban dari kasus revenge porn (produk pornografi yang dibuat untuk membalas dendam orang yang menjadi objek di dalam produknya sendiri).

Menurut Katelyn Bowden, CEO dari lembaga tersebut, mengatakan bahwa dengan adanya aplikasi ini, orang-orang bisa tiba-tiba menjadi korban dari revenge porn meskipun mereka tidak pernah difoto dalam keadaan telanjang sekalipun.

Artikel Lainnya

Sementara itu, pencipta DeepNude yang dikenal dengan nama pengguna Alberto, mengumumkan bahwa dirinya bukanlah orang cabul, dia hanya orang yang antusias terhadap perkembangan teknologi. Dia sangat tertarik dengan teknologi X-Ray yang dapat memungkinkan penggunanya untuk menembus batas fisik yang dimiliki manusia dalam hal penglihatan.

Oleh karena itu, dia terinspirasi untuk menciptakan aplikasi kontroversial ini. Aplikasi yang sebenarnya tidak benar-benar menggunakan teknologi X-Ray seperti yang menjadi latar belakang Alberto menciptakan aplikasi ini.

Tags :