Disebut Cacing Kematian Mongolia, Cacing Raksasa yang Hidup di Bawah Pasir Gurun Gobi!

Cacing Kematian Mongolia
Ilustrasi Cacing Kematian Mongolia | style.tribunnews.com

Legenda cacing kematian Mongolia

Seperti yang kita ketahui bahwa hewan cacing pada umumnya memiliki ukuran yang kecil dan terbiasa hidup di dalam tanah yang lembab. Namun, belakangan ini muncul dugaan bahwa terdapat cacing berukuran besar yang hidup di tengah-tengah padang pasir yang ada di Gurun Gobi, Mongolia.

Kabarnya hewan tersebut dapat memakan segala apa pun yang berada di atasnya, termasuk manusia. Masyarakat setempat pun meyakini jika hewan melata raksasa yang dimaksud benar-benar nyata.

Lalu, seperti apa kisah dari cacing raksasa yang dikenal dengan sebutan Mongolian Death Worm ini? Yuk, kita sama-sama simak ulasan singkatnya berikut ini!

1.

Cacing Kematian Mongolia

Cacing Kematian Mongolia
Cacing Kematian Mongolia | versesofuniverse.blogspot.com

Karl Shuker, seorang pakar ilmu biologi pernah mengulas sedikit tentang adanya cacing raksasa di wilayah Gurun Gobi dalam bukunya yang berjudul, “The Unexplained: An Illustrated Guide to the Wolrd’s Paranormal Mysteries.”

Dalam buku tersebut, Shuker menamai cacing raksasa tersebut dengan nama cacing kematian Mongolia dan menggambarkannya sebagai salah satu makhluk paling sensasional di dunia yang mungkin tersembunyi di antara pasir Gurun Gobi.

“Ia digambarkan menyerupai cacing raksasa yang gemuk, mencapai lebih dari 1 meter, berbentuk panjang dan berwarna merah, dengan semacam tonjolan berduri di kedua ujung tubuhnya.

Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di bawah pasir gurun. Namun setiap kali ada satu ekor yang menampakkan diri di permukaan, warga lokal buru-buru menjauh darinya,” tulis Shuker dalam bukunya.

Baca juga: Misteri Tanjakan Emen, Jalan Angker yang Kerap Meminta Tumbal

2.

Cara membunuh cacing kematian Mongolia

Cacing Kematian Mongolia
Cara membunuh cacing kematian Mongolia | misteri.id

Penduduk setempat menyebut cacing itu dengan sebutan Olgokhorkoi yang bermakna ‘cacing usus raksasa’ sesuai dengan penampilan dari monster tersebut. Menurut legenda yang berkembang, cacing kematian Mongolia memiliki beragam cara dalam menghabisi mangsanya.

Salah satunya adalah dengan mengeluarkan cairan beracun yang bersifat korosif dan mematikan. Selain itu, mereka juga memiliki alternatif lain dalam membunuh, yakni dengan menciptakan aliran listrik yang merambat di atas tanah sehingga mangsanya tumbang dalam jarak yang cukup jauh.

Penduduk di luar Mongolia sendiri pertama kali mengetahui keberadaan cacing raksasa tersebut melalui tulisan seorang paleontologis yang bernama Roy Chapman Andrews pada tahun 1926.

Dalam tulisan tersebut, Roy mengaku tidak percaya dengan keberadaan cacing raksasa itu. Meski demikian, ia tidak menampik bahwa cerita mengenai keberadaan cacing raksasa ini banyak beredar dan bahkan menjadi legenda masyarakat Mongolia.

3.

Berbagai ekspedisi yang dilakukan

Cacing Kematian Mongolia
Berbagai ekspedisi yang dilakukan | versesofuniverse.blogspot.com

Karena cerita yang banyak beredar, maka para peneliti pun memutuskan untuk melakukan observasi lebih jauh tentang keberadaan dari makhluk yang satu ini. Beragam metode pun dilakukan. Mulai dari memasang jebakan hingga metode lainnya.

Sayang semuanya berakhir dengan kegagalan. Cerita tentang kebenaran dari eksistensi cacing raksasa ini pun mulai memudar seiring dengan tidak ditemukannya bukti-bukti yang kuat. Lantas apakah cacing kematian Mongolia ini hanyalah sebuah mitos belaka?

Bagi mereka yang percaya dengan keberadaan makhluk ini, mereka berpendapat bahwa hanya karena makhluknya tidak pernah terdokumentasi bukan berarti makhluk tersebut benar-benar tidak ada.

Menurut mereka, jika memang cacing raksasa ini tidak pernah ada, lantas kenapa begitu banyak laporan yang mana deskripsi mereka terlhat cocok satu sama lain, terutama tentang wujud dari makhluk misterius yang satu ini.

Jika memang hanya berupa khayalan, tentu tidak akan ada kesamaan antara laporan yang satu dengan yang lain. Mereka yang skeptis pun mengeluarkan suaranya. Menurut mereka, kemiripan dari laporan yang diterima tidak cukup membuktikan kalau cacing raksasa itu benar-benar ada.

Laporan tersebut hanya sebatas menunjukkan jika cerita tentang cacing kematian Mongolia sudah begitu mengakar di negara tersebut. Terlebih lagi banyak dari keterangan saksi yang menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi tersebut dari orang lain, bukan melihatnya secara langsung.

Alasan lain mengapa cacing raksasa ini hanyalah bualan belaka adalah karena minimnya jejak keberadaan dari makhluk tersebut. Setiap makhluk yang mati tentu akan meninggalkan bangkai atau fosil. Jika cacing kematian Mongolia benar-benar ada, maka bukan hal yang sulit bagi para peneliti untuk menemukan jejak fosil dari makhluk tersebut.

Terlebih Gurun Gobi memiliki iklim kering yang membuat bangkai dari makhluk hidup bertahan lama karena minimnya hewan pemakan bangkai serta didukung oleh lambatnya proses pembusukan yang terjadi di wilayah tersebut.

Baca juga: 5 Lokasi Paling Angker dan Kramat yang Ada di Bekasi

4.

Cacing kematian Mongolia, sejenis kadal atau ular?

Cacing Kematian Mongolia
Cacing kematian Mongolia, sejenis kadal atau ular? | www.liputan6.com

Perlu ditekankan di sini adalah meski membawa embel-embel cacing, namun bukan berarti makhluk tersebut adalah sejenis cacing. Jika kita mencari kesamaan hewan yang ada di Gurung Gobi, setidaknya ada dua hewan, yakni kadal cacing dan ular penyembur.

Untuk kadal cacing, hewan ini merupakan sejenis kadal dari kelas Amphisbaenia yang bertubuh panjang dan beruas layaknya cacing. Teori bahwa cacing kematian Mongolia sebenarnya adalah kadal cacing dikemukan oleh Shuker sendiri.

Menurutnya, cacing raksasa yang dilihat oleh masyarakat Mongolia aslinya tidak benar-benar ada dan yang sebenarnya dilihat adalah kadal cacing. Meski demikian, teori ini punya kelemahan. Utamanya pada segi ukuran tubuhnya.

Ukuran dari kadal cacing pada umumnya hanya beberapa sentimeter. Sementara menurut cerita yang beredar, ukuran dari cacing kematian Mongolia bisa mencapai beberapa meter.

Selanjutnya adalah sejenis ular, semisal ular kobra penyembur. Hewan ini memang mampu menyemburkan racun dari jarak yang cukup jauh. Namun, teori ini juga punya kelemahan.

Menurut cerita, cacing kematian Mongolia mampu melumpuhkan korbannya dengan sengatan listrik. Sementara sejauh ini tidak ada jenis ular yang mampu melakukan hal tersebut.

Artikel Lainnya

Itu dia penjelasan singkat tentang cacing kematian Mongolia, cacing legenda dari masyarakat Mongolia. Menurut pendapatmu, apakah hewan dengan karakteristik seperti itu benar-benar ada dan eksis di bawah pasir Gurun Gobi?

Tags :