Bukannya Melindungi, Oknum Polisi di Malaysia Malah Perkosa 2 Turis Wanita di Hotel
16 April 2020 by IdhamDiberhentikan di jalan saat lockdown sedang berlangsung, kedua korban dibawa ke hotel dan disekap selama lebih dari 24 jam.
Dalam rangka menghadapi pandemi Covid-19 yang tengah berlangsung, nyaris seluruh negara di dunia menerapkan physical distancing yang dianjurkan oleh WHO. Malaysia, sebagai negara yang terkena dampak dari penyebaran virus, menerapkan sistem lockdown yang mengharuskan adanya pembatasan gerak dari warganya.
Pembatasan ini disebut dengan istilah Control Movement Order atau Perintah Kendali Pergerakan (sumber: id.wikipedia.org). Perintah ini turut melibatkan polisi yang mengawasi area publik supaya penyebaran virus dapat diredam.
Sayangnya, legitimasi untuk mengawasi publik ini malah dimanfaatkan untuk menyalurkan nafsu bejat oleh salah seorang oknum polisi di sana.
Dilansir dari Asiaone.com (13/04/20), dua orang wanita asal Mongolia diberhentikan oleh seorang petugas inspeksi pembatasan wilayah saat mereka sedang melewati jalan di kota Petaling Jaya pada Jumat malam (10/04/20).
Baca Juga: Bejat! Kesepian Ditinggal Istri Jadi TKI, Bapak di Blitar Tega Setubuhi Anak Tiri Selama 2 Tahun
Saat diperiksa, rupanya kedua wanita itu tidak membawa izin perjalanan. Namun, bukannya membawa kedua wanita itu ke kantor, polisi berusia 30 tahun itu pun membawa kedua wanita itu ke hotel yang letaknya tidak jauh dari tempat mereka diberhentikan.
Kepala kepolisian di Petaling Jaya, Nik Ezanee Mohd Faisal, mengungkapkan bahwa pihak mereka diberitahu soal insiden tersebut pada hari Sabtu (11/04/20). Supt Ku Mashariman Ku Mahmood, wakil kepala kepolisian yang bersangkutan, memimpin langsung penggerebekan di hotel tempat kedua korban disekap.
Baca Juga: Bejat! Kuli Ini Tega Perkosa Tiga Orang Tetangganya yang Masih di Bawah Umur
Setelah disekap selama lebih dari 24 jam, kedua wanita yang berusia 20 dan 33 tahun itu berhasil diselamatkan. Selain disekap, mereka juga diperkosa oleh pelaku.
Petugas investigasi pun meminta pertolongan dari teman korban untuk menjadi penerjemah karena keduanya tidak bisa berbicara bahasa Malaysia ataupun bahasa Inggris.
"Saya sangat sedih dan kecewa atas kejadian ini. Anggota polisi yang menjadi pelaku dalam kasus ini bertindak atas keinginan pribadi dan kami akan memastikan perbuatannya itu ditindaki sesuai hukum yang berlaku," ujar Nik Ezanee.
Meskipun kedua korban diketahui tidak membawa dokumen perjalanan yang sah, Nik Ezanee mengungkapkan bahwa mereka tetaplah korban dari perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab. Sementara itu, pelaku ditangkap di tempat yang terpisah.