Bikin Merinding! Inilah Jikininki, Sosok Hantu Pemakan Mayat dari Jepang
03 April 2019 by Muhammad Sidiq PermadiSebenernya, Jikininki hantu yang baik, lho
Seperti yang kita tahu bahwa Jepang merupakan salah satu negara terindah yang ada di dunia. Gunung Fuji yang megah serta bunga sakura yang indah menjadi sisi lain dari negara yang satu ini. Namun, ada satu hal lagi yang perlu kamu ketahui tentang Negeri Sakura, yakni perihal urban legend yang beredar di lingkungan masyarakat.
Satu dari sekian banyak urban legend yang terkenal adalah sosok hantu pemakan mayat bernama Jikininki. Tentu hantu ini berbeda dengan kebanyakan hantu karena yang dijadikan sasarannya adalah manusia yang telah mati alias mayat. Seperti apa sosok hantu Jikininki itu? Yuk, sama-sama kita cari tahu!
Apa dan siapa itu Jikininki
Menurut cerita rakyat setempat, Jikininki adalah sosok hantu yang senang tinggal di tempat-tempat yang erat kaitannya dengan mayat, seperti pemakaman dan reruntuhan bangunan yang dekat dengan manusia.
Sosok Jikininki ini bisa berubah-ubah wujud sehingga keberadaanya sulit dideteksi. Ia bisa berubah menjadi manusia normal pada umumnya dan bisa juga berubah menjadi sosok yang menyeramkan.
Sosok aslinya diketahui memiliki kulit wajah berwarna pucat, kepala yang tidak ditumbuhi rambut, serta gigi dan cakar yang sangat tajam. Biasanya mereka menampakkan wajah aslinya di berbagai tempat yang dipenuhi dengan mayat seperti kuburan, kuil yang tengah menggelar ritual kematian, ataupun medan peperangan.
Mampu melumpuhkan manusia dengan tatapannya
Jikininki juga dikenal mampu melumpuhkan manusia dengan hanya menggunakan tatapannya. Ketika ada manusia yang melihat dan menatap mata Jikininki, tubuh manusia tersebut secara tiba-tiba menjadi kaku dan tidak bisa digerakkan. Bahkan mulut mereka tidak bisa berkata.
Uniknya, karena korban Jikininki adalah manusia yang telah mati, maka manusia yang melihat Jikininki tersebut masih dapat selamat meski tentunya mengalami syok yang sangat berat karena melihat sosok Jikininki yang melahap mayat-mayat dengan mata kepalanya sendiri.
Asal-usul Jikininki
Banyak versi yang beredar tentang asal-usul JIkininki. Pertama, ia merupakan sosok pemuka agama semasa hidupnya. Namun, karena terjerumus dalam praktik korupsi, arwahnya tidak bisa memasuki alam sesudah kematian dan ia pun kemudian dipaksa untuk mengembara dengan rasa lapar yang tidak berkesudahan.
Kedua, ia merupakan sosok kanibalisme semasa hidupnya. Ketika meninggal, ia kemudian bangkit sebagai hantu yang haus akan daging manusia. Ketiga, ia merupakan manusia biasa yang terkena kutukan dari sihir hitam.
Legenda mengatakan kalau sebenarnya ia tidak suka memakan daging manusia. Bahkan ia sangat menyesal saat melakukan hal keji tersebut. Namun, karena terkena kutukan sihir hitam, ia pun mau tidak mau harus terus memakan daging manusia agar bisa terus hidup.
Cerita manusia yang pernah bertemu langsung dengan JIkininki
Setidaknya ada dua cerita tentang manusia yang mengaku pernah bertemu langsung dengan hantu tersebut. Cerita pertama berasal dari seorang pemuka agama yang bernama Muso Soseki pada abad ke-18. Dalam cerita tersebut, ia dikisahkan tengah tersesat di hutan belantara ketka melintasi gunung. Saat hari menjadi semakin gelap, Soseki kebingungan dan merasa putus asa.
Di dalam keputusasaannya tersebut ia secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pertapa. Soseki lantas meminta kepada pertapa tersebut agar mengizinkannya untuk tinggal di tempat singgah sang pertapa. Namun sang pertapa menolaknya. Meski begitu, ia membantu Soseki dengan menunjukkan lokasi desa terdekat.
Hari pun semakin gelap. Soseki yang merasa tidak punya pilihan lain akhirnya berjalan menuju desa tersebut. Sesampainya di desa yang dituju, ia pun disambut hangat oleh warga desa.
Namun, saat bertemu dengan anak dari kepala desa, Soseki mendapat kabar bahwa warga desa akan pergi meninggalkan desa untuk sementara waktu di malam yang sama.
Hal itu dilakukan karena ayahnya baru saja meninggal dan sudah menjadi tradisi setempat jika ada yang meninggal, maka warga akan meninggalkan desa jika tidak ingin ditimpa nasib buruk.
Namun, karena Soseki merupakan pendatang, ia diperbolehkan untuk tetap tinggal di sana. Soseki menerimanya dan bahkan ia menawarkan diri untuk melakukan ritual pemakaman atas jenazah mengingat ia adalah seorang pemuka agama.
Ketika semua warga telah pergi meninggalkan desa, tinggallah Soseki sendiri di sana. Ia pun kemudian menyiapkan berbagai keperluan untuk menggelar ritual pemakaman.
Namun, hal yang tidak diduga tiba-tiba datang. Pintu kuil terbuka dengan sendirinya. Soseki menjadi bingung dan kebingunan itu semakin menjadi karena ia melihat sesosok manusia berkulit putih pucat datang merangkak ke arah mayat.
Ia mencoba untuk bersikap tenang. Namun, saat makhluk tersebut menatapnya, tiba-tiba ia merasa kalau tubuhnya tidak bisa digerakkan dan bahkan mulutnya tak mampu berbicara.
Ia pun merasakan pengalaman luar biasa ketika melihat makhluk tersebut memakan mayat kepala desa. Dengan lahapnya, mayat kepala desa dicabik dan dimakan hingga tak bersisa. Setelahnya, sosok tersebut pergi ke arah hutan sambil membawa persembahan yang sebelumnya diletakkan di atas mayat.
Setelah sosok itu pergi, barulah tubuh Soseki kembali bisa digerakkan. Soseki langsung berlari ke arah hutan untuk melihat ke mana makhluk itu pergi. Namun, ia tidak bisa menemukan apa pun kecuali gelapnya malam.
Keesokan paginya, warga berduyun-duyun pulang ke desa. Soseki pun menceritakan tentang pengalaman mengerikannya itu. Namun, bukannya terkejut, putra sang kepala desa hanya mengangguk kecil seakan-akan peristiwa semalam sudah biasa terjadi.
Nah, Soseki pun bercerita kalau ia sempat berpapasan dengan seorang pertapa sebelum tiba di desa. Kali ini, putra sang kepala desa beserta warga lainnya terheran-heran.
Mereka pun mengatakan kalau tidak pernah ada pendeta yang bertapa di sekitar desa mereka. Soseki yang penasaran kemudian mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh warga desa sebelum pergi mengunjungi gubuk yang ditempati oleh pertapa yang ditemuinya.
Ketika sampai di gubuk tersebut, sang empunya menyuruh Soseki untuk masuk ke dalam. Ketika masuk ke dalam, alangkah terkejutnya ia ketika melihat timbunan persembahan yang dibawa oleh makhluk misterius semalam berada di sana.
Soseki yang ketakutan buru-buru pergi, namun sang empunya gubuk meminta agar Soseki tetap di sana. Pertapa tadi akhirnya menjelaskan kalau dulunya ia merupakan seorang pendeta di desa setempat.
Namun, karena terbuai dengan kekayaan dunia sehingga menjadi tamak, ia menerima kutukan hitam dan harus melanjutkan hidupnya sebagai sosok Jikininki. Pertapa tersebut bahkan berlutut di hadapan Soseki sambil meminta maaf sebelum kemudian menghilang.
Itu dia cerita tentang legenda Jikininki, sosok hantu pemakan mayat dari Jepang. Ternyata banyak yang dapat dipelajari dari urban legend ini, salah satunya adalah untuk bersikap baik dan menghindar dari segala hal yang menjerumuskan kita ke dalam fananya dunia. Selain itu, jangan coba-coba buat korupsi kalau tidak mau hidup menderita seperti sosok Jikininki.