Bikin Merinding! Dokter Ini Beberkan Pengalamannya Otopsi Jasad Keluarga di Pati hingga Noordin M. Top
08 Juni 2021 by Riris Aditia NingrumPenjelasan dokter ini membuat banyak orang terkejut.
Kombes Pol. Dr.dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F belakangan menjadi sorotan setelah menceritakan pengalamannya mengotopsi beberapa jenazah. Lewat YouTube Denny Darko, dr. Hastry menceritakan pengalamannya saat mengotopsi jenazah empat orang keluarga di Pati yang diduga mengalami keracunan.
BACA JUGA: Betapa Santuynya Warga Indonesia. Ngasih Makan Buaya Udah Kayak Ngasih Makan Kucing
Otopsi sendiri adalah salah satu metode yang dilakukan di dunia kedokteran untuk mengetahui penyebab kematian seseorang.
"Untuk lebih jelasnya, apakah ini ada suatu kejahatan, polisi kadang meminta kita untuk melakukan bongkar kubur untuk proses ekshumasi (proses gali kubur). Karena belum sempat diperisa sesaat setelah meninggal dunia," kata dr. Hastry.
"Kita bisa menemukan waktu kematian, cara kematian, mekanisme kematian, dan terakhir penyebab kematian," lanjutnya.
Polwan ahli forensik itu menceritakan bagaimana ia melakukan otopsi terhadap keluarga di Pati yang terdiri dari suami, istri dan dua orang anak. Keempat jenazah tersebut telah dikuburkan selama 3 hari. Namun, pihak keluarga merasa ada kejanggalan dari kematian mereka, sehingga meminta tim dokter untuk melakukan otopsi.
Setelah digali dari kubur, keempat jenazah menunjukkan kondisi yang hampir sama, yaitu wajah membangkak dan mata melotot. Setelah diotopsi, diketahui bahwa penyebab kematian mereka bukanlah keracunan biasa, melainkan diracuni secarasa.
"Dari hasil otopsi, terkuak bahwa 4 orang keluarga itu bukan keracunan, melainkan diracuni lewat minuman kopi. Habis saya otopsi itu, nggak diminumin. Cerita dari penyidik diminumin kopi. Teryata gak diminumin. Tapi dibekap, dicekokin," kata dr. Hastry.
Dokter Hastry juga menceritakan pengalamannya saat ditugaskan mengotopsi jenazah teroris asal Malaysia, Noordin M. Top. Diketahui, Noordin M. Top tewas setelah meledakkan diri dengan bom di sebuah kampung di Jebres, Solo, pada 17 September 2009. Sebelumnya, dia dan 3 anak buahnya yang tewas sempat baku hantam tembak-tembakan dengan Densus 88.
"Ternyata setelah terjadi baku hantam dan tembak-tembakan serta peledakan diri itu, ada 4 jenazah. Kita periksa, 4 jenazah itu adalah Noordin M. Top dan 3 anak buahnya. Istrinya nggak papa," kata dr. Hastry.
Dokter Hastry merinding saat mengingat kembali pengalaman mengotopsi jenazah Noordin pada tahun 2009 silam. Dia masih ingat bagian kepala Noordin yang hancur dan terdapat beberapa lubang bekas tembakan peluru di tubuhnya. Namun, kata dr. Hastry wajah tersebut masih bisa dikenali.