Kerja Keras Memang Penting, tapi Ada Batasnya Juga. Jangan Sampe Kamu Bernasib Mengerikan Seperti Gadis Ini
11 Februari 2021 by Talitha FredlinaKerja keras sih bagus, tapi jangan kebablasan dong!
Bekerja memang penting. Kalo enggak bekerja ya gak dapet duit. Masa mau menggantungkan hidup ke orang lain? Malu dong. Cukup jemuran aja yang digantungin.
Walaupun begitu, sepenting apapun bekerja, tetap saja semua ada batasnya. Memaksa bekerja terlalu keras malah ngerugiin diri sendiri. Iya betul gajimu tambah naik, tapi gimana dengan kesehatanmu? Kalo jadi sakit-sakitan ya sama saja bohong, duit habis buat berobat.
Makanya bekerja sewajarnya aja, sesuaikan dengan kemampuan. Kalau kamu tetep maksain kerja terlalu over, bisa-bisa kamu akan mengalami tekanan dan stres, layaknya apa yang dialami oleh gadis asal Negeri Sakura ini.
Gadis berdarah Jepang ini bekerja di perusahaan periklanan raksasa, Dentsu Inc.
Matsuri Takahashi, karir cewek berwajah imut ini bisa dibilang cukup menakjubkan. Doi bekerja di sebuah perusahaan periklanan raksasa di Jepang, Dentsu Inc di bagian divisi akun digital. Tugasnya bertanggung jawab atas iklan online.
Hmm, terdengar keren yak?
Baca Juga: Survei di 6 Negara, Pandemi Corona Akan Berakhir dalam 4 Bulan
Dituntut bekerja lembur 105 jam per bulan
Sebagai seorang karyawan yang bekerja di perusahaan ternama, jam kerja Matsuri sangatlah padat. Ia dituntut untuk mengambil jam lembur lebih dari 70 jam setiap minggunya.Jika dihitung, kira-kira sekitar 105 jam per bulan atau setara 4 jam perhari.
Karirnya emang sukses, tapi Matsuri justru ingin mati
Mungkin banyak orang yang bermimpi jadi kayak Matsuri, punya wajah cantik dan karir gemilang. Tapi nyatanya, Matsuri sendiri malah enggak menikmati hidupnya.
Sebagai pegawai di perusahaan bonafit, doi mengaku stress dan tertekan akibat beban kerja yang berlebihan. Bahkan sempat curhat lewat akun twitternya kalau dirinya kepingin mati.
Baca Juga: Miris! Dikucilkan Warga Karena ODP Corona, Satu Keluarga di Sulut Terpaksa Hidup di Mobil
Berakhir tragis
Doi ditemukan tewas di asrama pegawai Dentsu pada tanggal 25 Desember 2015. Gadis lulusan Fakultas Sastra Universitas Tokyo itu diduga menderita gangguan mental karena beban psikologis yang teramat besar.
Keluarganya yang ngerasa nggak terima dengan kematian Matsuri, akhirnya menggelar konferensi pers di Kantor Inspeksi Tenaga Kerja Mita, Tokyo pada Jumat 7 Oktober 2016.
Menurut cerita dari pengacaranya, Matsuri mulai bekerja di Dentsu sejak bulan April 2015. Semakin lama, beban kerja doi makin meningkat drastis.
Kasus Matsuri bukanlah yang pertama
Tentunya kasus Matsuri bukanlah yang pertama. Di tahun 1991, karyawan di perusahaan Dentsu ditemukan bunuh diri karena depresi jam kerja yang terlalu panjang. Perusahaan tersebut pun dilaporkan ke pihak berwajib dan diharuskan bertanggung jawab.
Baca Juga: Pembunuhan Pasangan Telanjang di Solo Terungkap! Diracun Pakai Jus Buah, Pelaku Ditangkap
Fenomena karoshi (meninggal akibat stres tekanan bekerja) sudah sering terjadi di Jepang
Sebagaimana yang dimuat dalam media The Asahi Shimbun, kasus bunuh diri akibat over bekerja, atau yang dikenal sebagai Karoshi tengah menjadi sorotan di Jepang. Menurut data di tahun 2015, telah terjadi 93 kasus percobaan dan bunuh diri akibat tekanan bekerja.
Bekerja terlalu keras enggak bikin kamu sukses, tapi malah depresi!
Buat menggapai cita-cita memang dibutuhkan kerja keras, Namun bekerja terlalu keras hanya akan membuat impianmu jadi sekedar mimpi. Boro-boro sukses, gila iya!
Inget, jangan memforsir tenagamu. Apalagi sampe lupa makan, lupa beribadah, lupa liburan, lupa teman dan lupa keluarga. Lama-lama kamu bisa lupa diri sendiri lho! Bekerja terlalu keras enggak cuma bikin kamu depresi dan sakit, tapi juga nurunin produktivitas dan kreatifitasmu. Jadi bekerjalah dalam batas wajar, jangan sampai kamu mati konyol cuma gegara gila kerja.